Journal Asri

Kumpulan cerpen kedua yang saya selesaikan di Juni setelah Bakat Menggonggong. 

Saya baca kumpulan cerpen ini karena dua alasan: Pertama sudah punya bukunya di rumah, buku ini masuk ke rombongan buku yang dengan kalap saya beli di Juni, setelah puasa jajan buku lumayan lama. Kedua, pekan lalu saya harus mengurus sesuatu di bank, tahu sendiri kan urusan di bank kadang antrinya lama dan saya menghindari main HP buat doom scrolling di Bank, jadinya saya bawa buku paling tipis dengan harapan bisa langsung selesai baca. Kenyataannya gak langsung selesai juga sih, hehe. Tapi ya tetap cepat selesai dibaca karena buat saya yang sering kesulitan membaca cerpen, buku ini menarik, punya ciri khas cerpen yang pendek tapi membekas, tapi menariknya punya keterhubungan antar beberapa ceritanya. 

Bukunya tipis sekali, hanya 82 halaman. Total ada 8 cerita (tidak termasuk prolog dan epilog). Seperti yang saya bilang tadi, beberapa cerita pendek yang saling berhubungan. Dua cerita yang membekas buat saya: Gembelengan dan Nay. Meskipun bahasanya ringan tapi gak tema yang diangkat sebetulnya sama sekali tidak ringan.

Cerita-cerita disini beberapa diambil pakai PoV anak-anak, ada juga yang dewasa. Jumlahnya seimbang masing-masing 4 cerita. PoV anak-anaknya lumayan seru, macam cerita petualangan. Cerita dengan sudut pandang anak ada Pengutil, Non Fiksi, Nay dan Planetarium. Sisanya ditulis dengan sudut pandang orang dewasa.

Saya suka cara penulis mencoba menghubungkan beberapa cerita pendek menjadi saling berkaitan dalam satu buku tipis ini. Secara keseluruhan ceritanya menarik. Menarik buat dibaca sekali dua kali duduk bisa langsung selesai.


Minusnya satu: Sudut pandang anak di buku ini ada beberapa yang rasanya gak natural.

Di Cerpen berjudul Planetarium misalnya. Kalimat “Aku juga bakal suka baca buku selain buku pelajaran kalau punya buku kaya gitu, Ndra. Sayangnya di rumah cuma ada koran lampu merah” terasa agak aneh keluar dari mulut anak SD kelas besar sekalipun. Ucapannya terlalu dewasa, terutama karena ada kesadaran soal jenis bacaan dan kondisi rumah yang biasanya belum terlalu dipikirkan anak-anak seusia itu. 

Kalau dilihat dari teori perkembangan, anak usia segitu masih lebih fokus pada hal-hal yang langsung mereka alami, bukan menyimpulkan hal-hal abstrak seperti kritik terhadap akses literasi. Karena itu, ucapan Har terasa lebih seperti suara orang dewasa yang sedang berbicara lewat karakter anak, bukan suara anak itu sendiri. Seperti ingin menyampaikan pesan sosial, tapi sayangnya jadi kurang masuk di bagian PoV anak ini.

Bukan tanpa alasan saya merasa hal tersebut janggal. Sebabnya tentu saja karena saya juga pernah menjadi Har kecil. Waktu saya kecil dulu, buku bacaan jadi sesuatu yang asing buat saya. Bagi keluarga kami, buku adalah barang mewah yang rasanya tak mungkin dimiliki kecuali ada yang memberi, atau beli di toko loak depan wihara dekat pasar. Itupun majalah bobo bekas, bukan buku bacaan nonteks lain yang lebih tebal dan berisi. 

Apakah saya ingin punya banyak buku dan menjadi seperti Nay? Oh tentu. 
Apakah saya akan berbicara seperti Har? Sepertinya tidak. 

Karena saya tidak bisa membandingkan seperti Har. Respon saya sebagai anak kecil di kampung ya hanya bisa bilang "wah keren ya" tapi lalu lanjut bermain. Tanpa bukupun saya masih bisa main seru (ini cara penghiburan paling mudah kala itu, ketimbang minta belikan buku ke Ibu). Siapa yang bisa membandingkan? Saya yang sudah dewasa, yang sudah paham kalau pengalaman masa kecil anak-anak beda-beda.

Kalau pengalaman saya sendiri dianggap terlalu bias, beberapa tahun ke belakang saya punya pengalaman mengajar anak-anak baik di SD Negeri maupun SD Swasta. Kondisi ekonominya berbeda, tapi percayalah, anak-anak SD itu lebih 'bodo amat' dan cuek dengan kondisi yang mereka tidak bisa capai. Mereka tentu kenal juga rasa iri, tapi ini akan mereka alihkan dengan hal yang mereka punya. Lihat teman punya banyak buku? yang iri dan merasa lebih hebat akan pamer mainannya yang juga banyak. Sebagian akan bodo amat, sebagian lagi akan memuji atau mungkin mencoba meminjam buku-bukunya. 

Hal serupa juga saya temukan di cerpen Nay yang di salah satu cerita dalam ceritanya, ada tokoh Ris, yang digambarkan sebagai anak yang sedang ‘bertualang’ dengan Ben dan Jep mengintip rumah Bik Meriam. Namun alih-alih petualangan seru, keluar dari pengintaian, Ris justru keluar dengan bersikap lebih dewasa dari anak seusianya, yg karena melihat sesuatu yang tak boleh ia lihat, malah keluar mengajak semua pergi, dan meminta Ben untuk tidak terlalu mempercayai apa yang dikatakan ayahnya. 

Sayang banget, padahal selain poin anak-anak yang terlalu dewasa cara bicara dan berpikirnya ini, sisanya saya suka. Kan anak-anak di kampung yang hidup dalam kemiskinan juga tetap anak-anak hehe gak ujug ujug semua jadi 10 tahun lebih tua usia mentalnya.

Saya gak terlalu paham apakah catatan saya jadi valid atau gak kalau bukunya tidak diberikan label anak, seperti buku Na Willa misalnya, tapi saya rasa ketika ada sudut pandang anak yang dimasukkan dalam cerita, maka penulis perlu menjadi anak tersebut agar ceritanya semakin natural. 

Tapi terlepas dari catatan saya tentang sudut pandang anak, bukunya tetap layak buat dibaca! coba baca yak kalau punya bukunya atau nemu bukunya. Siapa tahu pengalaman membaca kamu berbeda dengan saya. 




Informasi buku:
Judul: Parasit dan Cerita-Cerita Lain dari Kampung Bantaran Kenangan
Penulis: Aris Rahman P. Putra, 2024
Editor: Felix K. Nesi
Cetakan pertama, Agustus 2024
vi + 83 halaman, 12 x 19 cm
ISBN: 978-602-0788-59-3
Penerbit: Marjin Kiri



Empat tahun lalu selepas melahirkan Rana, saya kehilangan hasrat untuk menyentuh alat gambar dan alat lukis saya. Jadinya salah satu aktivitas post partum yang saya nikmati adalah membaca. Tapi ternyata sekarang setelah melahirkan Ayu, saya gak terlalu lama kehilangan hasrat tersebut. Setelah Ayu berusia sebulan dan saya sudah mulai ajeg buat beraktivitas, saya ingin segera gambar-gambar. Tapi ternyata ya gambar-gambar ketika punya newborn susah betul haha. Baru buka cat air, anak menangis minta susu, atau baru kepikiran mau gambar apa, kakaknya mengajak main. Hehe, memang sepertinya aktivitas ini lebih cocok kalau anak-anak besaran dikit. Tapi saya tetap ingin gegambaran, alhasil supaya lebih satset, biasanya saya pakai pensil warna saja. Kadang gambar-gambar di jurnal, kecil saja, sehingga tidak lama tapi tetap bikin happy. Atau ya gambarnya tidak harus langsung selesai. 


Selain gambar di jurnal, saya juga masih gambar-gambar di pocket sketchbook saya. Karena ukurannya kecil 12 x 12 cm saja. Kalau buka-buka kertas lain, masih agak rempong yha. Di sketchbook kecil saya ini, saya sedang coba-coba menyalin gambar-gambar botani, tentunya kualitas gambarnya jauh berbeda hehe, tapi seru juga sambil belajar ilmu botaninya sedikit-sedikit. 

Buat sekarang, gambar-gambarnya segitu aja dulu, semoga nanti bisa lebih banyak lagi gambar-gambar seiring waktu. Tapi poinnya juga salah sih ya kalau mau lebih banyak haha, semoga kedepannya lebih menikmati gambarnya, mau banyak mau sedikit. 


Sekarang kan saya gambar masih betul-betul semaunya sendiri. Gak punya ciri khas, gak tau mau mendalami gambar yang mana. Dulu sempat ingin belajar gambar ilustrasi anak, seiring waktu mau gambar-gambar landscape mix media saja di sketchbook, tapi juga ingin belajar botani. Tahun depan sepertinya saya ingin benar-benar belajar dengan serius, dalam artian ikut kelas atau ikut komunitas gambar untuk coba-coba dulu aja. Tujuannya memang untuk mengisi waktu dengan hal yang saya senangi. Karyanya jadi bonus. Kenapa tahun depan? Nunggu Ayu MPASI biar gak galau kalau ditinggal kelamaan hehe. 


Sekian dulu curhat curhat dan update gambar-gambar bulan Juni! Semoga Juli gak kelewat buat update lagi di blog. 











Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
  • Review Asri: Jalan Panjang untuk Pulang karya Agustinus Wibowo
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, Bacaan untuk Memahami Pembantaian Massal 1965 dalam Konteks Global
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • Review Asri: Lauk Daun karya Hartari; Cerita yang Dekat Dengan Warga Kampung Kota
  • Membaca Bakat Menggonggong dan Mengintip Proses Menulis Dea Anugrah

Arsip Blog

  • ▼  2025 (24)
    • ▼  Juli 2025 (2)
      • Review Asri: Parasit dan Cerita-Cerita Lain dari K...
      • Gambar Asri: Juni 2025
    • ►  Juni 2025 (4)
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes