Add caption |
Saya selalu suka tiap memandang foto-foto dalam satu folder berjudul moeda sekian sekian di dalam harddisk saya. Jumlah fotonya banyak sekali, mungkin ratusan atau bahkan ribuan. Soalnya selain ikut ngajar kayanya saya juga jadi tukang foto tiap kegiatan disana.
Ah, Moeda Mengabdi adalah salah satu mozaik hidup yang saya dapat di Bengkulu. Bertemu dengan para sahabat Moeda yang mau ikut turun tangan, bertemu dengan anak-anak di desa pagar jati yang tingkahnya suuuper dan semangat belajarnya juga ga kalah suuuper, adalah salah satu kenangan yang selalu meresap dijiwa (asli, loh !).
:) |
Sebelum pergi dari Bengkulu, sebenarnya ingin sekali pamit untuk minta maaf dan mengucap janji untuk kembali jika diberi kesempatan oleh Allah. Tapi sayangnya ga jadi, jadilah hari terakhir ngajar waktu itu seperti hari minggu lainnya (yang amazing) tapi tanpa perpisahan.
Belakangan anak-anak Moeda mengabdi senang sekali menulis surat, walaupun awalnya hanya tugas titipan dari kakak-kakak volunteer untuk mengajak volunteer lainnya bergabung, tapi saya (yang sebenarnya cukup sering datang dan mengajar) pun mendapat surat-surat dari mereka. Biasanya yang paling rajin menulis untuk saya adalah Wulan. Pernah disatu surat yang ia segel untuk saya ia menulis "datang lagi minggu depan ya mbak, jangan bosen, ulan janji ga akan ribut lagi kalo ngaji dan belajar, ulan pengen jadi pinter kaya mbak-mbak yang datang, wulan sayang sama mbak".
Pak Dimdim |
Kalau membaca ulang surat-surat yang mereka kirim, pasti sambil nahan air mata. Ga semua surat se sweet yang ditulis wulan, tapi apapun itu mereka mau nulis surat untuk kakak-kakaknya ya udah wow banget :'D
Mba Ela & kak Oky :P |
Anak-anak di Pagar Jati memang ga seberuntung anak-anak di Kota besar kaya di Bandung, atau bahkan kota yang masih berkembang disebelahnya, Kota Bengkulu yang bisa mengakses informasi dengan mudah, fasilitas pendidikan yang lumayan dan orang tua plus guru yang benar-benar care sama pendidikan mereka, tapi untuk semangat belajar, mereka enggak kalah kok.
Oky and the boys |
Mereka juga ada didalam list teratas kenapa saya masih ingin tetap stay di Bengkulu, walaupun kenyataannya sekarang harus pergi. Dua tahun kenal dan mengajar mereka membuat saya belajar banyak hal, untuk bersyukur karena sekecil apapun saya sekarang saya pernah mendapat pengalaman belajar dan fasilitas yang lebih baik dari mereka, setidaknya sekarang. Karena saya selalu berdoa semoga mereka bisa meraih cita-citanya, meneruskan sekolahnya, mengembangkan sayap mereka dan siap kembali untuk membuat daerahnya tak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
Semoga ya Allah. Amien
5 comments
Part ini aku suka dan mengharukan mbak..:")
BalasHapushehe, wulan nanyain mba fades terus tuh waktu trahir mba ngajar :)
HapusTERHARu baca nya...
BalasHapusWaaa... 😂😂😂
BalasHapusWaaa... 😂😂😂
BalasHapusleave yout comment here :)