Akhir pekan ini berhasil menamatkan membaca satu buku setelah sekian lama tidaaaak, Alhamdulillah. Dan bukunya adalah buku yang superduper heartwarming, bisa dibaca sekali duduk.
Buku ini mengingatkan saya pada Doraemon, karena sepanjang buku ini kita akan membahas makanan kesukaan robot kucing lucu kesayangan banyak orang termasuk saya: Dorayaki.
Sentaro Tsuji, seorang pembuat dorayaki di kedai dorayaki, bertemu dengan Tokue, nenek yang mengaku sudah membuat pasta kacang merah yang menjadi isian dorayaki, selama 50 tahun! Sentaro yang awalnya ragu mengambil Tokue sebagai tenaga bantu di kedai, langsung luluh ketika mencicipi pasta kacang merah buatan Tokue yang luar biasa enak.
Lewat buku ini, kita akan melihat Sentaro belajar membuat pasta kacang merah enak ini. Prosesnya panjang, teliti, membutuhkan perhatian penuh. Tokue mengajarkan sebuah craftmanship yang luar biasa saat membuat pasta kacang merah. Saya ingat sebuah istilah yang saya baca di buku Ikigai: TAKUMI: seorang ahli yang sangat berdedikasi pada apa yang ia kerjakan, kurang lebih seperti itulah Tokue.
Dorayaki (sumber) |
Pasta yang enak, membuat kedai menjadi ramai, orang-orang antri untuk membeli bahkan di kala hujan. Namun semua berangsur menurun ketika pelanggan mengetahui satu hal tentang Tokue.
Apa yang buku ini coba sampaikan, sangat sangat sangat berarti buat saya. Saya rasa, pada satu periode kehidupan, kita semua pernah menjadi Sentaro yang hidup hanya untuk menjalani hari demi hari, sulit mencari makna dari apa yang kita kerjakan, kita dituntut untuk selalu bekerja dengan cepat, cepat, cepat. Sampai melupakan untuk ‘mendengar’ suara-suara yang membuat kita bisa merefleksikan dan mencari makna dari apa yang kita kerjakan.
Karakter Sentaro berkembang dari halaman pertama, hingga halaman terakhir. Saya berharap, saya juga bisa menjadi Sentaro yang terus berkembang. Mungkin tidak langsung menemukan makna yang dicari, Tokue butuh waktu beberapa tahun untuk menemukan makna, Sentaro tidak diceritakan langsung menemukan makna hidupnya di akhir cerita, namun begitulah kehidupan kan ya? semuanya berproses. Dan semoga proses kita adalah proses untuk menjadikan kita lebih baik, dan menjadi pribadi yang bisa menemukan makna dalam hidup.