Selamat Tahun Baru!
Tulisan ini sejatinya saya niatkan untuk dipos ke Instagram lepas perjalanan 7 hari 6 malam menjelajahi Jawa Timur. Saya membuat 5 bagian agar tak terlalu panjang dan enak dibaca, tapi ternyata bahkan 1 bagian tulisan ini tak cukup jika semuanya dipos dalam satu postingan, akhirnya saya memosting semuanya di blog.
Selamat membaca teman-teman.
------
(1/5)
Malam ini, di perjalanan pulang ke Bandung, saya akan bercerita tentang perjalanan singkat selama 5 hari di timur Jawa. Sebuah tempat yang beberapa tahun belakangan amat ingin saya kunjungi karena kisah - kisah masa lalu di seri Novel Fiksi sejarah.
Walaupun akhirnya saya tak benar-benar datang ke banyak tempat bersejarah, karena tak pergi sendiri, yang artinya ada kompromi untuk mengakomodir kemauan melangkahkan kaki bagi saya dan partner perjalanan saya kali ini, namun saya tetap senang menjalani perjalanan kali ini.
Saya pergi dan merencanakan semua perjalanan ini bersama @hariantosetiawan, memulai perjalanan dari Malang, singgah di Kabupaten Malang, melintasi Batu, bermalam dan merasakan kembali suasana pedesaan di Jombang, menjelajahi peninggalan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, berpanas-panasan diatas motor menuju Surabaya, kembali ke Jombang ditemani hujan petir dan jalanan banjir Sidoarjo hingga akhirnya kembali pulang ke Bandung dari Stasiun Jombang.
---
Banyak teman-teman atau mungkin orang-orang yang hanya saya kenal selintas lalu yang amat senang melakukan perjalanan, masing-masing menjalani cara berbeda pada setiap perjalanan.
Ada yang hanya meninggalkan cerita tanpa gambar (ya, saya kenal seorang teman yang mendaki gunung berpuluh-puluh kali tanpa swafoto sama sekali).
Ada yang amat harus mengambil swafoto di depan ikon wisata (yang juga tak salah, beberapa orang toh merasakan senangnya berpergian dari foto yang diambil, makin elok fotonya, makin senanglah ia).
Juga ada yang berjalan untuk mengambil foto indah yang bisa bercerita, walaupun tanpa ia didalamnya (biasanya banyak dari kita akan amat senang mendapat teman perjalanan seperti ini bukan? Serasa membawa tukang potret pribadi dengan hasil yang tentunya mumpung)
Ada yang selalu bisa berkenalan dengan warga lokal, mendapatkan kisah tentang tempat yang ia datangi dan mampu menyatu dengan tempat tersebut. (Ini kemampuan luar biasa bagi saya, saya sendiri secara natural merasa bukan tipikal pejalan jenis ini, namun selalu ingin belajar untuk bisa menjadi seperti ini)
Ada juga yang selalu bisa mengambil makna dari perjalanan yang ia ambil, ada yang kemudian menuliskannya dalam jurnal terbuka yang bisa dibaca dan dipelajari siapa saja. Ada juga yang menyimpannya dalam-dalam, menuliskan dalam diri hingga ketika ia butuh kekuatan, ia tinggal membuka kembali jurnal tersebut dan jadi semangat menjalani hari.
---
Saya merasa amat sangat senang membaca atau mendengar cerita pejalan yang senang berinteraksi dengan orang lokal disekitarnya dan tentu yang bisa selalu mengambil pelajaran dari setiap perjalanannya. Lebih hebat lagi jika ia bisa menuliskan kisah tersebut dan memperbolehkan orang lain ikut belajar.
Mungkin karena itu juga, saya sejak awal amat ingin singgah ke rumah kak @gadingaulia di Malang.
Tulisan ini sejatinya saya niatkan untuk dipos ke Instagram lepas perjalanan 7 hari 6 malam menjelajahi Jawa Timur. Saya membuat 5 bagian agar tak terlalu panjang dan enak dibaca, tapi ternyata bahkan 1 bagian tulisan ini tak cukup jika semuanya dipos dalam satu postingan, akhirnya saya memosting semuanya di blog.
Selamat membaca teman-teman.
------
(1/5)
Malam ini, di perjalanan pulang ke Bandung, saya akan bercerita tentang perjalanan singkat selama 5 hari di timur Jawa. Sebuah tempat yang beberapa tahun belakangan amat ingin saya kunjungi karena kisah - kisah masa lalu di seri Novel Fiksi sejarah.
Walaupun akhirnya saya tak benar-benar datang ke banyak tempat bersejarah, karena tak pergi sendiri, yang artinya ada kompromi untuk mengakomodir kemauan melangkahkan kaki bagi saya dan partner perjalanan saya kali ini, namun saya tetap senang menjalani perjalanan kali ini.
Saya pergi dan merencanakan semua perjalanan ini bersama @hariantosetiawan, memulai perjalanan dari Malang, singgah di Kabupaten Malang, melintasi Batu, bermalam dan merasakan kembali suasana pedesaan di Jombang, menjelajahi peninggalan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, berpanas-panasan diatas motor menuju Surabaya, kembali ke Jombang ditemani hujan petir dan jalanan banjir Sidoarjo hingga akhirnya kembali pulang ke Bandung dari Stasiun Jombang.
Banyak teman-teman atau mungkin orang-orang yang hanya saya kenal selintas lalu yang amat senang melakukan perjalanan, masing-masing menjalani cara berbeda pada setiap perjalanan.
Ada yang hanya meninggalkan cerita tanpa gambar (ya, saya kenal seorang teman yang mendaki gunung berpuluh-puluh kali tanpa swafoto sama sekali).
Ada yang amat harus mengambil swafoto di depan ikon wisata (yang juga tak salah, beberapa orang toh merasakan senangnya berpergian dari foto yang diambil, makin elok fotonya, makin senanglah ia).
Juga ada yang berjalan untuk mengambil foto indah yang bisa bercerita, walaupun tanpa ia didalamnya (biasanya banyak dari kita akan amat senang mendapat teman perjalanan seperti ini bukan? Serasa membawa tukang potret pribadi dengan hasil yang tentunya mumpung)
Ada yang selalu bisa berkenalan dengan warga lokal, mendapatkan kisah tentang tempat yang ia datangi dan mampu menyatu dengan tempat tersebut. (Ini kemampuan luar biasa bagi saya, saya sendiri secara natural merasa bukan tipikal pejalan jenis ini, namun selalu ingin belajar untuk bisa menjadi seperti ini)
Ada juga yang selalu bisa mengambil makna dari perjalanan yang ia ambil, ada yang kemudian menuliskannya dalam jurnal terbuka yang bisa dibaca dan dipelajari siapa saja. Ada juga yang menyimpannya dalam-dalam, menuliskan dalam diri hingga ketika ia butuh kekuatan, ia tinggal membuka kembali jurnal tersebut dan jadi semangat menjalani hari.
---
Saya merasa amat sangat senang membaca atau mendengar cerita pejalan yang senang berinteraksi dengan orang lokal disekitarnya dan tentu yang bisa selalu mengambil pelajaran dari setiap perjalanannya. Lebih hebat lagi jika ia bisa menuliskan kisah tersebut dan memperbolehkan orang lain ikut belajar.
Mungkin karena itu juga, saya sejak awal amat ingin singgah ke rumah kak @gadingaulia di Malang.