Review Buku Angsa dan Kelelawar karya Keigo Higashino

Setelah sekian lama! Akhirnya menulis reviu di blog lagi hehe :') 

Buku yang baru saja selesai saya baca kali ini adalah Angsa dan Kelelawar, buku terbaru Keigo sensei yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Buku ini merupakan buku ke-7 Keigo yang saya baca. Judul aslinya 白鳥とコウモリ atau Hakucho to Komori. Edisi Bahasa Indonesia buku ini kembali diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama dan diterjemahkan oleh Eri Pramestiningtyas. 

Buku setebal 560 halaman ini berhasil saya baca dalam waktu satu minggu, cukup lama dibandingkan buku-buku Keigo Higashino lain yang saya baca (saya masih ingat membaca salah satu bukunya hanya dalam waktu 2 hari 1 malam saja saking serunya). Apakah ini berarti bukunya kurang seru dibanding yang lain? Hmmm mari kita ulas. 

Blurb:

Buku ini diawali dengan temuan mayat seorang pengacara di Tokyo yang teridentifikasi bernama Shiraishi Kensuke. Kita akan melihat Godai dan Nakamachi, detektif yang bertugas menyelesaikan kasus ini bertemu dengan orang-orang yang terakhir bertemu korban dan dekat dengan korban, seperti sedang ikut menyelidiki kasus dari awal, hingga akhirnya bertemu dengan Kuraki Tatsuro, seorang pria tua yang tinggal sendirian di Perfektur Aichi, jauh dari Tokyo yang dengan mudahnya mengakui kejahatannya membunuh Shiraishi.

Pihak kepolisian, jaksa, pengacara dan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini merasa tidak ada lagi yang perlu diselidiki karena kesaksian korban bisa menjadi bukti dalam persidangan, namun berbeda halnya dengan Shiraishi Mirei, anak perempuan Kensuke dan Kuraki Kazuma, anak laki-laki Tatsuro yang tinggal di Tokyo. Keduanya merasakan adanya keanehan dalam kasus ini. 

Mirei merasa motif pembunuhan yang diutarakan Tatsuro, tidak cocok dengan kepribadian Ayahnya. Sementara Kazuma merasa ayahnya tidak akan mungkin melakukan pembunuhan apapun alasannya. Berangkan tadi keanehan ini dan rasa penasaran untuk mengetahui kebenaran dibalik kasus ini, Mirei dan Kazuma melakukan penyelidikan sendiri-sendiri, hingga akhirnya di satu titik, mereka bertemu dan bekerja sama untuk menyelesaikan kasus ini.

Tidak masuk list buku Keigo favorit saya

Sejujurnya, dibandingkan buku Keigo lainnya, saya tak begitu dibuat penasaran dengan ending dan pelaku sesungguhnya dalam kasus kali ini. Walaupun tidak bisa secara detail menebak siapa pelakunya, namun saya bisa membayangkan alasan-alasan dan motif pelaku serta gambaran besar kasus yang pada akhirnya benar terbukti ketika membaca sampai akhir. 

Tetap menjadi bacaan yang menarik, namun bukan buku terbaik Keigo (setidaknya buat saya). Dan saya jelas tidak akan merekomendasikan buku ini untuk pembaca yang belum pernah membaca buku keigo sebelumnya. Saya akan lebih merekomendasikan buku-buku Detective Kaga atau Detective Galileo hehe. 

Rasanya buku ini terlalu tebal untuk kisah Tatsuro dan Shiraishi :') tapi tentu ini sangat subjektif yaaaa, cukup lama buat saya untuk menemukan titik ngebut baca karena penasaran bangeeet. Biasanya langsung ketemu di awal-awal, namun untuk buku ini, saya harus membaca hingga tengah buku, tepat disaat Mirei bertemu dengan Kazuma baru akhirnya baca dengan kecepatan penuh.  

Hal Menarik yang membuat buku ini bisa tetap jadi pertimbangan kamu untuk lanjut baca buku ini:

1. Dua kasus yang berhubungan
Salah satu hal yang membuat buku ini begitu tebal adalah kaitan kasus pembunuhan Shiraishi di 2017 dengan kasus pembunuhan yang mengakibatkan seseorang menjadi korban salah tangkap dan korban memilih gantung diri di penjara di tahun 80an, kasus ini telah kadaluarsa dan penyelidikannya cukup menyusahkan semua orang di buku ini. 

Lumayan seru menghubungkan apa yang terjadi di masa lalu hingga berdampak pada sebuah pembunuhan 30 tahun setelahnya

2. Mirei dan Kazuma
Mirei dan Kazuma, anak korban dan anak tersangka, tidak menelan begitu saja fakta-fakta yang mereka dapatkan dari polisi, mereka merasa ada yang salah hingga akhirnya melakukan penyelidikan mandiri, bertemu dengan orang-orang dari masa lampau kedua ayah mereka. 

Sebagai seseorang yang juga gemar membaca romance, saya berharap ada banyak cerita tentang Mirei dan Kazuma hahaaa, tapi tentu tidak akan didapatkan di buku ini. Setidaknya endingnya lumayan menangkan saya yang suka penasaran apa sih yang terjadi pada tokoh utama dalam buku ini. 

3. Pesan tersirat dari Angsa dan Kelelawar
Menemukan kebenaran tentunya jadi keinginan Mirei dan Kazuma disini, namun ketika kebenaran yang sesungguhnya muncul, butuh waktu buat semua orang untuk menerima kebenaran ini. Saya suka bagaimana di bagian akhir buku, penulis memberikan gambaran cara Mirei berproses dengan kebenaran yang ia temukan.

Saya juga suka bagaimana penulis seolah memberikan pesan bahwa berkorban untuk orang lain dengan menutupi kebenaran belum tentu jadi solusi, bahkan banyakan bikin masalah baru. Dan ketika kita mengorbankan diri untuk apa yang kita anggap benar, jangan - jangan ada orang terdekat kita yang akhirnya jadi korban baru dari tindakan kita. 

Rating untuk Angsa dan Kelelawar

Saya pribadi memberikan 3,5 dari 5 bintang untuk buku ini, tapi di goodreads ratingnya lumayan loh! 4.12, jadi mungkin saya-nya saja yang tidak terlalu cocok dengan cerita di buku ini! tetap bisa jadi pilihan bahan bacaan yang lumayan menyegarkan di sela-sela kesibukan!

0 comments

leave yout comment here :)