Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim Ho-yeon

Minimarket yang Merepotkan karya Kim Ho-yeon

Informasi Buku

Judul: Minimarket yang Merepotkan / Uncanny Convenience Store / 불편한 편의점
Penulis: Kim Ho-yeon
Penerjemah: Hyacinta Louisa
Penyunting: Andry Setiawan
Diterbitkan pertama kali oleh: Penerbit Haru
Cetakan Pertama, Oktober 2022 
Jumlah halaman: 400 halaman
ISBN: 978-623-5467-0106

Blurb

(Diambil dari halaman belakang buku Minimarket yang Merepotkan)

Ada pertemuan yang mengubah hidupmu.
Dokgo adalah seorang tunawisma hilang ingatan yang berkeliaran di Stasiun Seoul. Suatu hari ia memungut dompet seorang nenek yang ternyata pengelola sebuah minimarket. Nenek tersebut melihat ketulusan Dokgo dan memberinya pekerjaan di minimarket tersebut.

Di sana, Dokgo mulai berinteraksi dengan banyak orang dan tanpa sadar mengubah jalan hidup mereka. Ada seorang gadis yang tak tahu ingin jadi apa di masa depan. Ada seorang ibu yang tak bisa berkomunikasi dengan anaknya. Ada pula lelaki pegawai kantoran yang merasa rendah diri dan tak diterima oleh istri dan putri kembarnya, dan masih banyak orang yang bertemu dengan Dokgo.

Akan tetapi, satu misteri terbesar masih tetap tersisa; siapa sebenarnya Dokgo?

Membaca Minimarket yang Merepotkan

Sebelum membaca Minimarket yang Merepotkan, saya membaca banyak sekali buku terjemahan Jepang dan Korea yang temanya serupa. Heartwarming, cosy asian fiction yang belakangan sepertinya sedang jadi trend tulisan dari penulis-penulis Asia Timur. Terakhir sekali, saya mendengarkan audiobook Days at Morisaki Bookshop yang ditulis oleh Satoshi Yagisawa, sebelumnya buku dengan tema atau genre serupa yang pernah saya baca dan saya suka sekali adalah seri Before the Coffee Gets Cold karya Toshikazu Kawaguchi. Selain menawarkan 'lokasi' yang familiar untuk pembaca, buku-buku genre ini juga menawarkan pengalaman yang membuat perasaan kita jadi lebih hangat setelah membacanya. Tapi ini bisa jadi perasaan saya saja ya hehe, gak semua bukunya memberi perasaan hangat setelah membaca, tapi sepertinya beberapa penulis berusaha membuat pembaca bersyukur atas hal-hal kecil dan sederhana dalam kehidupan. 


Minimarket yang merepotkan ini salah satu buku yang menurut saya masuk ke genre tersebut. Tapi sayangnya, saya membaca buku ini ketika saya sudah agak bosan dengan tema buku serupa. Belum lagi, dibanding buku lainnya, buku ini cukup tebal. 400 halaman. Walaupun selesai dibaca (gak DNF hehe), tapi tidak semembekas buku-buku lainnya dengan genre serupa yang saya baca sebelumnya. 

Seperti yang ditulis di blurb, tokoh utama dalam buku ini adalah Dokgo. Seorang lelaki paruh baya yang 'ditemukan' nenek tua pemilik minimarket di Stasiun Seoul. Ketika ditemukan, keadaan Dokgo hilang ingatan, berantakan dan betul-betul terlihat seperti tunawisma yang hidup tanpa tujuan berarti. 

Nenek yang merasa Dokgo adalah tunawisma yang berbeda, menawarkan pekerjaan menjaga minimarket miliknya, terutama di shift malam, karena Nenek kesulitan menemukan pekerja shift malam. Dokgo mulai bekerja disana dan perlahan tapi pasti ingatannya juga kembali seiring aktivitasnya di Minimarket. 

Dokgo dan Warga Minimarket

Ketika membaca judulnya, saya sudah bisa menebak isi buku ini adalah interaksi antara Dokgo dengan warga Minimarket. Bukan hanya pelanggan, tapi juga penjaga minimarket di shift lain. Cara Dokgo membantu mereka semua bisa dibilang unik. Ada yang pegawai yang ia bantu dengan cara memberi tahu potensi 'mengajar'nya, ada seorang Ayah yang kikuk relasi dengan keluarganya yang Dokgo bantu dengan mengurangi kecanduannya pada Alkohol, ada Ibu yang ia bantu dengan saran menuliskan apa yang ia pikirkan tentang anaknya alih-alih berbicara yang berakhir berantem, uniknya dimana? uniknya hampir semua tokoh di buku ini awalnya meremehkan Dokgo, karena tampilannya yang tidak meyakinkan. 

Cara Dokgo bekerja dan memperlakukan orang tentunya makin membuat penasaran orang-orang yang berinteraksi dengannya. Pada akhirnya, anak si nenek pemiliki minimarket yang tidak suka dengan keberadaan Dokgolah yang mencari tahu tentang Dokgo dengan menyewa seorang Detektif--yang akhirnya agak plot twist juga. 

Buat saya yang sudah mulai bisa melihat pola cerita buku ini, 400 halaman rasanya panjang sekali.. Terlalu tebal dan terlalu banyak cerita antara Dokgo dan warga minimarket. Beberapa diantaranya memang sangat menarik, seperti ketika Dokgo bertemu seorang penulis pemula yang terinspirasi menulis tentangnya. Tapi ada juga yang menurut saya kalau dihilangkan, tidak akan mengubah cerita secara signifikan.

Siapa Dokgo

Cerita tentang siapa Dokgo dan proses ingatannya kembali sayangnya baru akan kamu temukan di akhir cerita, jadi alih-alih menjahit perlahan memory Dokgo yang telah kembali di setiap chapter cerita, penulis memilih menempatkan semua potongan memory Dokgo dan apa yang terjadi padanya di akhir. Ini agak saya sayangkan karena pasti akan lebih bikin penasaran ketika kepingan memory Dokgo mulai dibahas usai ia membantu pelanggan-pelanggannya. 

Apa yang menarik dari buku ini?

Walaupun buku ini masuk ke genre buku-buku heartwarming asian fiction seperti yang saya bahas diatas tadi, buku ini punya banyak kritik sosial yang on point, salah satu yang membekas buat saya adalah refleksi Kyungman, salah satu tokoh yang 'dibantu' Dokgo tentang privilege. Ia yang awalnya merasa bisa baik-baik saja walaupun berasal dari keluarga miskin, terjebak dalam pola pikir kalau hidup dengan tekun saja cukup dan keluarganya baik baik saja mulai berubah dan akhirnya seiring waktu belajar kalau orang-orang kaya akan selalu punya kesempatan lebih baik karena punya garis start yang dimulai jauh sebelum ia berjuang. 

Buku ini juga menawarkan kita untuk membaca 'Korea' secara berbeda. Tak seperti drama korea yang memperlihatkan semua indah-indahnya Korea, buku ini memberikan kita sisi lain. Mulai dari Tunawisma, pengangguran dan penipuan semuanya ada di buku ini. well di Drakor juga banyak yaa sebetulnya cerita seperti ini, tapi di buku ini, semua tokohnya adalah tokoh 'biasa' seperti halnya kita pembacanya. 

Jangan baca buku ini kalau:

Kalau kamu sudah bosan sama cerita-cerita heartwarming dari Jepang atau Korea, baiknya baca ini disimpan nanti dulu ajaa. Karena nanti malah bisa jadi masuk reading slump, selain genrenya serupa, halamannya juga banyak sekali. 

Tapi kalau kamu malah penggemar genre tersebut, wajib baca lah!


0 comments

leave yout comment here :)