Journal Asri

 



Bulan September kemarin saya cukup intense baca buku-buku misteri, membaca dua karya Keigo Higashino lainnya yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, mengenal karya Minato Kanae dan berkenalan dengan Robert Galbraith, a.k.a J.K. Rowling. Ah iya saya membaca satu buku non-fiksi di bulan September, buku yang saya beli di BBW akhir bulan Agustus lalu, seri The School of Life judulnya: How to Worry Less about Money. Buku terkhir berjudul Seribu Wajah Ayah, buku ang diulas di sesi #SelasaBahasBuku - nya Hayu Maca.

1. Penance - Minato Kanae

Blurb: Lima orang anak perempuan kelas 5 SD main bareng di halaman sekolah waktu hari libur, salah satu dari mereka meninggal dibunuh seorang laki-laki yg mengaku sedang mereparasi sesuatu di sekolah. Waktu interogasi, gak satupun dari ke4 temannya ingat sama Wajah atau ciri pembunuh. Sang ibu dendam dan menuntut ganti rugi.

Aku sudah membaca Confession & Penance, personally aku merasa level 'sadis'nya penance tuh dibawah Confession. Tapi background cerita Penance tentang apa yg terjadi sebelum Emily dibunuh benar-benar bikin aku mual dan gak nyaman. Somehow aku merasa perlu ada TW atau tulisan trigger warning setidaknya dibagian belakang buku, untuk kasih tau kalau buku ini akan bikin ga nyaman penyintas pelecehan seksual.

Ada satu hal yang bikin buku ini amat menarik buatku. Gimana cara penulis menggambarkan perasaan jujur anak-anak ketika ada anak lain yg 'lebih' dari mereka. Ada anak yg merasa terancam posisinya karena ada anak baru yg lebih OK, ada yg merasa iri, level gak nyaman yg biasa aja tp lama-lama jadi bete juga. Ini natural banget kejadian di anak-anak tapi jarang keangkat ke permukaan. Makanya buatku cara penulis menyampaikan perasaan-perasaan ini menarik dan sempurna sekali.


2. Confession karya Minato Kanae


Blurb ceritanya cukup jelas dibelakang buku: seorang guru kimia yg Mengajar di sebuah SMP, baru saja kehilangan anak perempuan berusia 4 tahun yang meninggal di sekolah tempat ia bekerja. Walau ditemukan tenggelam dan ditetapkan sebagai kecelakaan, Ia tak percaya dan yakin kalau anaknya dibunuh oleh dua orang muridnya.

Aku menuliskan review lengkapnya disini ya: Review Asri: Buku Confession karya Minato Kanae | Asri Swear

3. Malice  karya Keigo Higashino

Blurb: Malice bercerita tentang seorang penulis terkenal, Kunihiko Hidaka yang ditemukan meninggal di rumahnya, sahabat penulis tersebut, Osamu Nonoguchi kemudian menjadi salah satu tersangka.

Ini karya Keigo Higashino yang cukup lawas, pertama terbit di 1996. Awalnya saya agak bingung karena belum lihat tahun terbitnya buku ini. Ternyata settingnya 'jaman awal internet'. Ada beragam tema yang diambil di buku kali ini, tapi buat saya yang paling mencolok adalah Bullying.

Buku ini menggambarkan bagaimana bullying menyebabkan perilaku yang gak kita bayangkan sebelumnya, juga bagaimana kita dibuat kesal dengan alasan beberapa orang yang melakukan bullying: "kalau lihat dia kesal aja" ga ada alasan khusus. Iyuuuh! Dan ya seperti banyak kasus pada umumnya: Bullying terjadi di sekolah.

Buku seri Detektif Kaga yang pertama yang saya baca. Buku Keigo keempat yang saya baca. Dan seperti buku Keigo Higashino lainnya: SERU!

4. The Newcomers - Pembunuhan di Nihonbasi karya Keigo Higashino

Kali kedua bertemu Detective Kaga setelah Malice :') saya sepertinya naksir Kaga di The Newcomers nih hihi. Blurb: Kaga baru saja pindah ke kantor kepolisian wilayah baru. Ada kasus pembunuhan seorang wanita di apartmentnya, Kaga kemudian mendatangi orang-orang yg berkaitan dengan kasus ini.

Bedanya buku ini sama Malice, aku merasakan kehangatan di tiap cerita di buku ini. Cara Kaga ngobrol sama orang, mengungkapkan misteri-misteri kecil di kehidupan orang2 yg ia jumpai, duh ini vibe-nya mirip Namiya.  Poin bagus dibuku ini adalah tentang fatherhood. Hubungan tiga ayah - anak yang menarik sekali untuk dipahami lebih lanjut.

Saya berencana menulis lebih lanjut terkait buku ini di blog hehe jadi saya tulis sedikit saja ya tentang buku ini di sini

5. The Cuckoos' Calling / Dekut Burung Kukut karya Robert Galbraith / J.K. Rowling



Sudah lama sekali ga baca buku tebal & gede gini haha, sebetulnya ada beberwpw buku seperti Second Sisters nya Chan Ho Kei, tapi karena baca buku digitalnya, ga kerasa tebalnya.

Ini saking tebal & beratnya, akhirnya justru setengah bagian buku ini saya baca digitalnya, karena ada di Gramedia Digital.

Tokoh utama di buku ini adalah Cormoran Strike, detektif yang hampir bangkrut, baru putus dari tunangannya yang udah barengan 16 tahun, yang tinggal di London. Ah iya, Strike juga mantan tentara gitu, dia pernah ikut perang di Afghanistan dan bawa oleh-oleh berupa salah satu kakinya mesti diamputasi.

Kasus dibuku pertama ini, Strike, yg lagi broke banget dimintai bantuan oleh kakak seorang model terkenal yg baru aja diberitakan mati bunuh diri, melompat dari flatnya. Kakaknya ga percaya kalau adiknya bunuh diri, dia yakin ada orang yg bunuh adiknya. Saya cukup senang baca cerita detektif yang detektifnya digambarkan gak sempurna haha. Kebanyakan baca Sinichi/Conan atau detectif lainnya yg keknya ga mikirin uang buat makan tuh rasanya too good to be true banget ya haha.

Sejujurnya aku merasa ritme di buku ini agak lambat gitu hihi, kita gam melulu baca penyelidikan Strike saja, tapi juga masa lalu & hubungan Strike dengan ayahnya, ibunya, banyak deh hehe. Seru tapi gak yg seru banget kaya Harry Potter (lah, As!!) haha, seru sih aku menamatkan bukunya dan cukup terkejut sama plottwistnya. 🤗

6. The Silkworm / Ulat Sutra karya Robert Galbraith / J.K. Rowling



Seri kedua dari bukunya Robert Galbraith yang menceritakan kisah Cormoran Strike sebagai seorang Detektif Partikelir bersama partnernya Robin. Kali ini kasus yang menjadi inti cerita dari buku
532 halaman ini fokus pada pencarian seorang penulis yang menghilang. Penulisnya tidak terlalu terkenal sebetulnya sampai bisa bikin geger seantero London, seperti saat Strike memecahkan kasus Lula Laundry di buku pertama, tapi ketika menemukan sang penulis dengan kondisi mengenaskan dan sama persis dengan deskripsi di buku yang ditulis penulis terakhir kali, kasus ini jadi kasus yang kontroversial.

Di buku ini Strike digambarkan sebagai detective yang mulai melejit dan punya banyak klien, efek dari ketenaran di kasus pertama yang luar biasa. Tapi kita juga masih melihat Strike yang penuh perhitungan, ngirit haha dan aku suka karena lebih manusiawi. Sisi manusiawi yang agak emosional juga ditunjukkan dengan keberpihakan Strike pada istri sang penulis yang sebenarnya banyakan main instingnya.

Robin mulai diberi peran untuk naik kelas dari awalnya bekerja dibelakang meja, mulai melakukan sesuatu di lapangan, bahkan tanpa Strike. Dibanding buku kedua ini, cerita di buku pertama masih lebih menggigit sih buatku pribadi. Tapi tetap bikin penasaran siapa sih pelakunya 😂

7. How to Worry Less about Money karya John Armstrong

How to worry less about money, buku dari tiga buku seri The School of Life yang saya baca pertama.

Penulis membuka awal bagian buku ini dengan bedanya money worry dengan money troubles. Kebanyakan dari kita punya masalah di 'money worry' ini. Bingung dan punya ketakutan kalau gak punya uang bakal gimana. Nah, dibagian awal, penulis bantu kasih guidance dengan beberapa pertanyaan, seperti, sebetulnya kita butuh uangnya buat apa? Dan apakah itu penting buat saya? Penulis secara spesifik minta kita menuliskan jawaban dari pertanyaan2 di slide dua supaya jelas, kita khawatir gak punya uang karena apa.

Selain bantu kita untuk mengurai kekhawatiran, penulis juga menegaskan kalau pada banyak pengalaman, cara kita berinteraksi dengan uang tuh lebih banyak mainin aspen psikologi-nya, dibanding aspek ekonomi hihi. Jadi inget buku psychology of money yaa (yg sampai skrg belum Tamat saya baca hehe).

Ada Bagian menarik di buku ini tentang gimana uang sebetulnya gak se begitu increase happiness, kalau kita udah 'punya' uang sebelumnya. Beda sama kalau sebelumnya ga punya uang, ga punya penghasilan, money does increase happiness.

Buku ini juga mengulas keterkaitan antara uang & pernikahan. Hehe. Sebuah bacaan ringan yang berat, atau berat yg ringan ya wkk, karena ga pake bahasa yg susah banget bamuat dipahami, tapi tetap butuh waktu beberapa hari buat saya baca buku ini. Ini pun kayanya belom paham betul semuanya :')

8. Seribu Wajah Ayah karya Nurun Ala


Blurb: Buku ini berkisah tentang seorang anak yg pulang ke rumah setelah Ayahnya meninggal, kemudian ia throwback ke masa-masa sejak lahir hinggal saat ini melalui sebuah album dengan 10 foto berisi kenangan penting di dalamnya.

Sebagai seorang anak yg udah ditinggal bapak lebih dulu menghadap Tuhan, berada diposisi yg sama dengan tokoh 'aku' di buku ini yg juga ga ada disamping Ayahnya ketika berpulang, bab-bab awal benar-benar menguras emosiku. Aku sampai ikut meneteskan air mata.

Saya cukup menikmati membaca buku ini tapi juga agak kurang nyaman dg kutipan-kutipan dari penulis, tokoh, nabi atau sahabat nabi, bahkan quran yg ada di buku ini. Jadinya menurutku agak ngagokin menikmati cerita yg udah dibangun dengan oke sama penulis. Padahal bisa banget diisi dengan pendalaman kejadian-kejadian yg bikin saya sebagai pembaca makin-makin merasakan penyesalan tokoh utama karena agak terlambat memahami ayahnya.

Konflik dibuku ini juga dibangun dengan agak terburu-buru di akhir, kalau dari tengah alur konflik ini dibangun, mungkin aku bisa cukup memahami 'perang dingin' yg terjadi antara anak & ayahnya ini. Tapi karena terkesan buru-buru, aku jadi merasa 'yg penting ada moment benturan' yg bikin tokoh utama & ayah gak saling bicara.

Aku suka sekali tokoh aku yg dibuat tanpa nama dan tanpa gender, jadinya berasa tokoh utamanya adalah aku sendiri. Ini beneran! Sebelum masuk baca konfliknya, aku bahkan membayangkan tokoh utamanya pas SD rambutnya dikucir dua. Tapi membaca 'petuah' sejak sang anak mulai jatuh cinta, cara anak & ayah ini berseteru juga, langsung bikin aku mikir, aduh ini mah konflik ayah & (biasanya) anak lelakinya hihi. (ini generalisasi tapi ya menurutku begitu).
--

⭐⭐⭐
Cukup ok untuk dibaca. Ringan, gak terlalu tebal dan bikin hati hangat 🤗 tersedia di @gramediadigital


----

Sekian rangkuman bacaanku di bulan September ini! hihi agak telat bikin rangkumannya dan sudah mulai baca beberapa buku di bulan Oktober ini yang masih amat sangat didominasi buku-buku misteri :)

 


Sebab ayahmu sudah berjanji untuk mencintaimu hingga akhir hayatnya. ia paham betul konsekuensi yang harus dihadapi sebagai seorang pecinta sejati. Pecinta sejati dituntut untuk memiliki ketulusan memberi tanpa harap kembali. Dan pecinta sejati harus  belajar untuk membebaskan-- merelakan orang-orang yang dicintainya melakukan kebaikan-kebaikan yang akan menumbuhkannya 
-- Hal. 42 - Seribu Wajah Ayah, Nurun Ala.

--
Blurb: 
Buku ini berkisah tentang seorang anak yang pulang kembali ke rumah setelah ayahnya meninggal. Ia kemudian diajak kembali ke masa lalu sejak ia lahir hingga saat ini melalui sebuah album yang berisi 10 foto kenangan-kenangan penting dirinya dan sang ayah.

Sebagai seorang anak yang sudah ditinggal Bapak lebih dulu menghadap Tuhan, berada diposisi yang sama dengan tokoh 'aku' di buku ini, yang juga tidak ada disamping ayahnya ketika berpulang, aku merasa sangat nyambung dengan si tokoh Aku. Makanya bab-bab awal betul-betul menguras emosiku. Aku sampai meneteskan air mata dan agak sesenggukan waktu tahu perjuangan awal ayahnya ini.

Sesuai jumlah foto dalam album tersebut, penulis membagi buku ini dalam 10 bab yang menjelaskan tentang foto-foto tersebut. Oh iya, akan ada ilustrasi yang menggambarkan beberapa foto di tiap babnya, dan ilustrasinya bagus sekali, membuat kita makin mudah memvisualisasikan isi buku. 

Ada yang menarik juga dibuku ini, hingga awal sampai akhir, si tokoh aku ini dibuat tak bernama bahkan tak ada juga keterangan gender si aku yang membuat kita sebagai pembaca baik laki-laki ataupun perempuan bisa tetap relate dengan isi buku. Aku suka sekali tokoh aku yg dibuat tanpa nama dan tanpa gender, jadinya berasa tokoh utamanya adalah aku sendiri. Ini beneran! Sebelum masuk baca konfliknya, aku bahkan membayangkan tokoh utamanya pas SD rambutnya dikucir dua. Tapi membaca 'petuah' sejak sang anak mulai jatuh cinta, cara anak & ayah ini berseteru juga, langsung bikin aku mikir, aduh ini mah konflik ayah & (biasanya) anak lelakinya hihi. (ini generalisasi tapi ya menurutku begitu).
--

📝 Aku cukup menikmati membaca buku ini tapi juga agak kurang nyaman dg kutipan-kutipan dari penulis, tokoh, nabi atau sahabat nabi, bahkan quran yg ada di buku ini. Jadinya menurutku agak ngagokin menikmati cerita yg udah dibangun dengan oke sama penulis. Padahal bisa banget diisi dengan pendalaman kejadian-kejadian yg bikin saya sebagai pembaca makin-makin merasakan penyesalan tokoh utama karena agak terlambat memahami ayahnya.

📝 Konflik dibuku ini juga dibangun dengan agak terburu-buru di akhir, kalau dari tengah alur konflik ini dibangun, mungkin aku bisa cukup memahami 'perang dingin' yg terjadi antara anak & ayahnya ini. Tapi karena terkesan buru-buru, aku jadi merasa 'yg penting ada moment benturan' yg bikin tokoh utama & ayah gak saling bicara.


⭐⭐⭐ 3/5
Cukup ok untuk dibaca. Ringan, gak terlalu tebal dan bikin hati hangat 🤗 tersedia di Gramedia Digital, Dan Oiyaaa ilustrasinya jempol sekali. Bagus!

 


Buku dengan genre misteri - iyamisu pertama yang saya baca: Confession. 

Saya cukup suka cerita-cerita misteri, waktu SMP saya banyak membaca Detective Conan dan Petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton, berikutnya membaca buku-buku dan komik detective dan yaa, yang saya pikirkan genre misteri itu berkisaran disitu-situ aja. Paling yang lainnya lebih ke misteri - horror, seperti Jurnal Risa kali ya, yang sama sekali gak pernah mau saya baca karena: Saya penakut. 

Eh kali ini kenalan lah saya dengan genre iyamisu ini, genre misteri yang lebih ke psikologi thriller, disebut iyamisu karena katanya kalau baca bikin kita berucap 'ewww' atau 'iyuh' dalam bahasa Jepang. Makanya disebut Iyamisu, dan kali ini saya baca karya Ratu Iyamisunya langsung: Minato Kanae. 

--

Blurb ceritanya: Seorang guru kimia yang mengajar di SMP, yang juga walikelas, baru saja kehilangan anak satu-satunya yang baru berusia 4 tahun. Penyelidikan memutuskan kalau ini adalah kecelakaan yang terjadi karena anak terpeleset di kolam renang sekolah tempat sang ibu mengajar, tapi ibunya gak percaya dan dia yakin sekali kalau anaknya dibunuh oleh dua orang muridnya.

Setelah membaca satu bab pertama di buku ini, saya langsung paham kenapa bisa ada genre iyamisu, karena baca ini benar-benar kasih sensasi gak nyaman ke saya, apalagi ditambah konteks saya baru aja punya anak perempuan usia 4 bulan, baca buku ini disamping anak saya akhirnya bikin saya stop baca dulu dan ganti bacaan lain yang lebih manis. YA! Dampaknya bikin se gak nyaman itu.

Walaupun begitu, saya tetap gak tahan dan baca bukunya sampai tamat. 


Di tiap babnya, kita akan diajak untuk lihat point of view dari masing-masing orang yang terlibat dalam kasus ini. Sang guru, murid-murid tertuduh pelaku, orang tua murid, ketua kelas dan kakak pelaku. Sepertinya dari semua point of view ini, yang aman ya membaca POV kakak pelaku saja :'), sisanya kita dibikin mikir "waduh, bisa ya manusia punya pikiran kaya gini. 

Sesungguhnya, ketika saya baca buku fiksi, saya lebih memilih ingin menikmati saja, gak mau ambil 'pelajaran' atau 'nilai-nilai' terlalu serius, lebih ingin mendalami emosi dan perasaan tiap tokoh dan mengikuti alur yang disajikan penulis. 

Tapi baca buku ini, mau ga mau bikin saya mencatat beberapa point pelajaran yang menurut saya penting dan ini sebetulnya amat sangat kontekstual dengan kondisi sosial masyarakat Asia. 

It takes village to raise children

Jadi Ibu itu tugas yang berat. Kasus siswa A dan siswa B keduanya menceritakan hubungan rumit antara siswa tersebut dengan ibu mereka. Pada siswa A, ia mencari penerimaan sang ibu akan dirinya yang biasa-biasa saja. Siswa B, mencari perhatian yang tidak ia dapatkan setelah ayah dan ibunya berpisah. Walaupun tak ada satu kalimatpun yang menyalahkan Ibu mereka dibuku ini, tapi secara eksplisit saya rasa itulah yang akhirnya muncul. Berat sekali membayangkan penghakiman semua orang karena kita dianggap 'gagal' mendidik anak, padahal faktor seorang anak melakukan hal-hal diluar norma juga bisa jadi bukan hanya dari sosok ibu, tapi juga hilangnya sosok ayah (yang juga digambarkan disini), lingkungan-- gak hanya orang tua, semua punya peran penting dalam pembentukan karakter anak. 

So it's true ya, lewat buku ini aku belajar kalau it takes village to raise children. 

Aku harap teman-teman yang baca gak menitikberatkan kesalahan hanya karena hilangnya sosok ibu. 

Jadi guru adalah tugas berat

Aku cukup kaget ketika siswa A, yang dituduh melakukan pembunuhan oleh guru, punya kekecewaan hanya karena ia merasa sang guru gak datang langsung ke tempat dia waktu sedang ada masalah, dan merasa si guru lebih memilih anaknya dibanding siswa A!

I mean!!! huuuhah, entah ini hormon anak SMP awal puber yang selalu merasa dirinya adalah center of the world atau gimana ya! tapi kan ya emang seharusnya dia mikir kalaupun gurunya pilih anaknya, itu adalah hal wajar toh! Agak kurang tepat rasanya ia mengharapkan ini dari gurunya, alih-alih keluarganya. Dan lagi, dia sebenarnya udah dijemput sama guru dari kelas lain. (di Bab 1 akan dijelaskan alasannya kenapa).

Jadi guru, mau di Jepang mau di Indonesia. Capek :'), terlalu banyak tuntutan sana sini. Nah tapi lebih capek lagi jadi guru SMP yang harus menghadapi emosi anak-anak baru puber. Ini alasan saya gak pernah mau ngajar anak SMP selama 5 tahun ngajar dan beberapa kali berkesempatan buat 'ngajar' anak-anak SMP.

--

Pada akhirnya saya malah mengulas ini dari sisi parenting dan pendidikan yaa :') tapi rasanya gak bisa enggak. Malam tadi saya tamat membaca buku kedua Minato Kanae yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: PENANCE dan rasanya ulasan saya pada akhirnya juga akan kembali ke pendidikan dan parenting, karena itu relevan sekali dengan buku buku yang selama ini saya baca, plus pengalaman saya sebagai guru dan orang tua baru. 

Bagi saya, buku ini bukan buku untuk semua orang, terutama orang tua yang mungkin punya balita ya. Gak semua orang sanggup membaca cerita-cerita seperti ini. Tapi kalau teman-teman cukup suka cerita misteri, boleh nih dicoba!

Oiya, saya juga membuat ulasan dalam bentuk video yang bisa teman-teman saksikan disini ya: 



Hola September yang katanya ceria! Gilaaa ya 2021, tahu-tahu sudah masuk catur wulan terakhir tahun ini :'). Kali ini saya ingin berbagi recap bacaan saya sepanjang Agustus, yang ternyata amat meriah haha.

Bulan ini saya membaca 10 Buku yang cukup beragam genre dan penulisnya. Berikut catatan singkat saya:

1. The Joy of Missing Out: Live More by Doing Less karya Tonya Dalton

Baca buku ini dengan ekspektasi bisa dapat perspektif missing out, hehe tapi jujur saya malah banyak belajar tentang produktivitas di buku ini. Sebetulnya dari semua buku, buku ini yang bisa dibilang curi start sih, bacanya Juli tapi lama banget selesai baca dan tamat di awal Agustus. 

Kalau kamu ibu-ibu, baik ibu-ibu baru atau ibu-ibu senior hehe mungkin akan suka dari awal wkwk, karena di pengantar buku, penulis jago banget menyampaikan perasaan hati ibu-ibu seluruh dunia yang menurutnya sering ovewhelmingly overwhelm dengan kegiatan-kegiatan sehari-hari, baik yang di rumah aja, yang ngantor, atau yang di rumah tapi sambil kerja. 

Seru, tapi memang ga bisa dibaca cepet, harus pelan-pelan hehe. 
Rating goodreads: 3.90
Rating Asri: 3.75
Baca eBooknya di Scribd

2. The Power of Language karya Shin Do Hyun & Yoon Na Ru



Buku ini sudah saya tulis ulasan lengkapnya disini ya: Review The Power of Language.

Buku nonfiksi lainnya yang saya baca di awal Agustus. Beli diskonan di Togamas (yang sepertinya selalu diskon always always yaa huhu baik banget, thanks Togamas). Bukunya tipis tapi lumayan daging. Buku ini membahas perspektif penulis tentang  proses berbahasa.

Cukup menggelitik sampai saya akhirnya pecah telor nge-vlog lagi setelah lahiran Rana, videonya bisa dicek disini ya: Review Buku yang pernah dibaca V BTS.

Rating Goodreads: 3.98
Rating Asri: 3.25
Baca buku fisiknya, beli di Togamas Buah Batu (tokped)

3. Why Don't Students Like School?: A Cognitive Scientist Answers Question About How The Mind Works and What It Means for Your Classroom karya Daniel T. Willingham

Membaca ini karena kebutuhan upgrade bacaan nonfiksi di bidang pendidikan walaupun buku ini gak bisa dibilang baru-baru banget tapi tetap banyak insight menarik dari buku ini. 

Menarik baca beragam perspektif yang selama ini dianggap gak boleh, contohnya drilling untuk anak-anak di sekolah, dulu saya ingat banget pernah dapat teguran dari Kepsek tempat saya ngajar karena saya kasih booklet drilling untuk anak-anak saya, saya gak mau cari pembenaran dan waktu itu berujung gak pernah kasih drilling lagi karena gak mau cari ribut, tapi buku ini bilang yaa buat beberapa case atau subject drilling itu perlu. 

A nice reading if you interested in Education atau kalau kamu seorang guru!

Rating Goodreads: 4.04
Rating Asri: 3.5
Baca di Kindle

4. The Secret of Chimneys karya Agatha Christie

Ini rencana tindak lanjut saya setelah di Juli ikutan #BacaBarengan-nya Sofa Literasi yang mengulas Seven Dials Mystery-nya AC. Di buku itu ada tokoh yang saya taksir namanya Superintendent Battle, kaya inspektur polisi gitu pada masanya. Nah ternyata AC nulis beberapa buku yang didalamnya ada Battle nya, salah satunya sekaligus yang pertama adalah The Secret of Chimneys ini. 

Buku Misteri dan detektif selalu punya tempat besar buat saya yang menghabiskan hari-hari SMP dan SMA membaca Detectif Conan di Taman Bacaan tiap pulang sekolah dulu hehe. Jadi baca buku ini tentu saja seru dan menghibur.

Rating Goodreads: 3.86
Rating Asri: 3.75
Baca di Gramedia Digital

5. Kelab Dalam Swalayan karya Abi Ardianda


Wah wah wah, baru sadar belum bikin postingan terpisah untuk buku ini. Padahal bukunya oke banget, ini buku bergenre misteri yang ditulis oleh Abi Ardianda. Sebagai buku debut alias  buku yang pertama ditulis oleh penulis, ini daeeeebak sekaliii! Gila gila gila, saya baca beberapa jam saja selesai saking dibuat penasaran oleh buku ini. 

Bercerita tentang Sonja yang sedang galau memikirkan hari-hari jelang pernikahan dengan Nohan, suatu malam ia berhenti di swalayan dan menemukan 'pintu' rahasia menuju sebuah kelab yang punya pertunjukan penari telanjang. Penari tersebut, bernama Mega ternyata tahu seluruh rahasia Sonja. 

Buku ini sudah amat menarik sejak bagian prolognya, bikin kita penasaran dan gak henti baca sampai selesai! gonna post the full review soon ya, insyaallah! :)

Rating Goodreads: 4.25
Rating Asri: 4
Baca buku fisiknya, beli di OWL Bookstore Shoppe

6. Barking Up The Wrong Tree: The Surprising Science Behind Why Everything You Know About Success is [mostly] wrong karya Eric Barker


Saya tuh memang gampang banget terpengaruh orang lain untuk baca buku yaa haha, yang mana saya gak ngeluh juga karena kebanyakan rekomendasi yang saya baca beneran bagus bukunya. Nah kali ini saya terpengaruh baca buku ini setelah nonton vlog Max Joseph yang ini: Bookstores: How to Read More in the Golden Age of content. Di vlog ini Max cerita tentang kegalauan dia yang terus terus terus beli buku tapi gak pernah dibaca, dia terus temu beberapa orang yang menurut dia capable buat jelasin gimana caranya baca buku di tengah jaman segala serba konten gini. Salah satu orang yang dia temui adalah Eric Barker, penulis buku ini. Terus dari situ saya baca deh hehe. 

Banyak hal menarik di buku ini, tapi ada satu yang menggelitik saya; tentang satu bab khusus (kalo ga salah bab 2) yang mengulas tentang 'bantuin orang', intinya, penulis bilang orang yang baik, yang suka bantuin orang ini ada yang terjebak di lingkaran luar kesuksesan, tapi yang ada di 'top' lingkaran terdalam orang sukses juga orang yang baik. Nah ternyata, orang baik yang sukses ini ya yang tau kapan waktunya bantu orang, dan tau strateginya supaya apa yang ia lakukan tuh kelihatan sama orang lain. Bahasa kitanya 'pamrih' kali ya. Buat saya, yang besar dengan budaya timur dan mata pelajaran PKN selama 12 tahun yang melarang untuk pamrih, konsep ini agak diluar pemahaman saya. Tapi juga make sense haha. 

Buku ini menarik sekali untuk dibaca, tapi ini saya cukup lama namatinnya, haha. Non fiksi ya, bund. Berat

Rating Goodreads: 4.10
Rating Asri: 4
Baca di Scribd

7. Manajemen Leha-Leha karya Masaki Nishida


Kalau buku ini saya sudah tulis full reviewnya disini: Review Asri: Buku Manajemen Leha-Leha.

Buku ini, seperti yang saya tulis di full review, akan kurang relevan dibaca sama masyarakat Indonesia pada umumnya yang termasuk golongan kaum santuy, malah senang libur dan mageran. Tapi tetap ok dibaca buat memahami budaya kerja orang Jepang yang stressful sekali dibalik etos kerja luar biasa yang sering kita lihat di beberapa tontonan dan sering kita baca di buku-buku. 

Selain memahami behind the scene pekerja Jepang, asyiknya kita bisa tetap dapat tips-tips yang mudah sekali diaplikasikan untuk bisa berleha-leha dengan efektif dan efisien. Males-malesan tapi gak nyusahin teman atau diri sendiri. 

Rating Goodreads: 3.76
Rating Asri: 3
Baca buku fisiknya beli di Official Shop Penerbit Haru (Shoppe)

8. Anxious People karya Fredrik Backman


Saya menulis review lengkap buku ini disini ya teman-teman: Review Asri: Anxious People.

Bacaan yang GILA! Ini buku fiksi non misteri yang saya baca di bulan ini. Sebelumnya dengar-dengar doang dari teman yang udah baca buku Backman kalau tulisan Backman tuh bisa banget ngaduk-ngaduk perasaan kita, dia ngajak kita memahami karakter-karakter di buku-bukunya. Dan hal itu juga yang terjadi di buku ini. 

Sempat tertipu oleh covernya yang kukira romance genrenya. Gataunya bukaaan dong. Ini cerita hangat sekali dan BAAAGUS SEKALI!

Rating Goodreads: 4.23
Rating Asri: 5!
Baca eBooknya di Scribd

9. Kitchen karya Yoshimoto Banana


Hah! saya tuh udah "PAMER" August reading recap dari tanggal 29 di IG Wanderbook haha, gataunya malah bisa menamatkan dua buku lagi di Agustus. Salah satunya Kitchen ini. 

Review lengkap Kitchen juga sudah saya tulis disini ya teman-teman: Review Asri: Kitchen.

Buku Yoshimoto Banana pertama yang saya baca dan saya merasa buku ini hmmm, hangat? getir? sendu? nano-nano sebetulnya. Tapi yang jelas buku ini mengajarkan saya sebagai pembaca bahwa ada banyak cara bagi tiap-tiap orang untuk melepaskan duka, dan beragam cara tersebut bisa jadi cara terbaik untuk memeluk diri sendiri dalam menerima kepergian orang yang kita sayang. :')
Bikin ingat bapak, baca buku ini teh :))

Rating Goodreads: 3.87
Rating Asri: 3.75
Baca buku fisiknya, beli di official strore penerbit Haru (Shoppe)

10. Keajaiban Toko Kelontong Namiya karya Keigo Higashino


Buku pamungkas penutup Agustus yang maniiiiis. Saya baca buku ini literally sampai sebelum pergantian hari ke September. Membaca buku ini untuk #BacaBarengan Sofa Literasi September dan terbawa banget sama ceritanya. Saya mau menuliskan lengkapnya di blog huawah! harus dan wajib! 

Bercerita tentang tiga orang pencuri yang terjebak menerima surat-surat dari masa lalu saat bersembunyi di sebuah toko kelontong yang sudah lama tidak dihuni pemiliknya. Uniknya, balasan surat dari mereka nantinya akan saling terhubung dengan masa depan, yang secara tidak langsung dan langsung juga berkaitan dengan mereka bertiga. 

Rating Goodreads: 4.43
Rating Asri: 5
Baca eBooknya di Gramedia Digital


---

Yeayyy, sekian recap 10 buku yang saya baca sepanjang Agustus. Panjang juga yaaa! Semoga September ini saya bisa dan sempat membaca buku-buku juga yaaa hehe, gak ada target sebanyak Agustus, tapi punya target agar apapun yang dibaca bisa bikin saya happy, seperti Agustus kemarin :))

Terima kasih sudah membaca, semuanya!!


"Mereka yang kita cintai suatu saat akan mati. Namun, kita tetap harus melanjutkan hidup".
- Kitchen - Yoshimoto Banana, hal. 126.

---

Kitchen jadi salah satu bacaan saya yang cukup menarik di bulan Agustus. Ini salah satu buku yang saya beli karena pengaruh alogaritma Instagram haha! buku ini berseliwaran di timeline medsos saya di bulan Juli, jadi waktu belanja beberapa buku yang ingin saya baca di Agustus, saya masukkan buku ini. Walaupun baru dibaca di akhir Agustus.

Buku ini ternyata mendadak 'tenar' karena lagi-lagi pengaruh boyband paling berpengaruh di abad ini: BTS. Huwah gila juga ya pengaruh BTS tidak berhenti di musik tapi juga masuk ke dunia literasi :), jadi katanya buku ini pernah dibaca oleh RM BTS (yang saya gatau yang mana huhu :')), tapi suatu saat harus kenalan sepertinya sama mas-mas ganteng BTS yang sudah mengenalkan banyak orang ke pilihan bacaan baru. 

---

Buku ini berisi tiga cerita yang ketiganya punya satu tema yang sama: Ditinggal orang tercinta dan serta bagaimana menyikapi hal itu. Buku ini berbentuk novela dengan tiga cerita. Cerita satu dan dua berhubungan jadi cukup panjang dan saya yang lebih suka baca cerita panjang dibanding cerita pendek lebih senang kisah kitchen 1 & 2. Sementara kisah ketiga berjudul Moonlight Shadow, memiliki tokoh dan jalan cerita yang berbeda. 

Buku ini diawali dengan cerita Sakurai Mikage, si tokoh aku yang sedang menceritakan betapa ia menyukai dapur. "Tempat yang paling kusukai di dunia ini adalah dapur" adalah paragraf pertama yang merupakan isi hati Mikage, yang saat itu baru saja ditinggal pergi neneknya, sekaligus anggota keluarga terakhir yang ia miliki. Ia kemudian bertemu dengan Tanabe Yuichi, seorang kenalan neneknya yang merupakan mahasiswa seumuran Mikage. 

Tanabe datang dengan penawaran menarik bagi Mikage yang baru saja ditinggal sebatang kara: tawaran untuk tinggal di apartemen Tanabe, bersama Ibu Tanabe, Eriko. 

Mikage yang baru saya mengenal Tanabe di pemakaman neneknya, tentu bingung setengah mati, tapi kegigihan Tanabe berujung dengan Mikage mencoba hidup bersama Tanabe. Disinilah cerita-cerita baru Mikage dan Tanabe dimulai. 

---

Kisah kedua masih tetap mengambil perspektif Mikage sebagai si 'Aku', bedanya kali ini bukan ia yang kehilangan seorang yang dicintai, tapi Tanabe. Membaca cerita Mikage dan Tanabe, yang memiliki cara berbeda untuk memproses kesedihan mereka membuat saya melihat kembali ke diri saya sendiri ketika berada di posisi mereka berdua. 

Tahun 2018, saya ditinggal ayah pergi untuk selama-lamanya. Saya cukup sulit memproses kesedihan namun saya punya support system yang kuat kala itu. Ibu, kekasih (sekarang suami), adik-adik dan teman-teman yang amat pengertian membuat saya bisa melanjutkan hari-hari setelah Ayah pergi tanpa kesulitan berarti. Tentunya ketika tiba saat malam-malam sendirian di kosan, ketika saya bekerja di Jakarta, tangis kadang tak terhindarkan. Kadang saya bisa menangis meraung-raung sampai tengah malam, ada kalanya ketika sedih karena banyak hal, saya mengingat Ayah untuk membantu saya melepaskan perasaan sedih saya lewat tangisan. Masa-masa itu, rasanya masih seperti kemarin, padahal sudah lewat tiga tahun. 

Cara Mikage memahami Tanabe, adalah cara orang-orang yang pernah merasakan kehilangan orang tercinta, terutama keluarga. Mikage memahami isi kepala Tanabe yang ingin pergi dari tempat ia biasa menghabiskan hari-hari bersama orang tercinta yang sekarang tiada. Meskipun cara Mikage dan Tanabe memproses duka sungguh berbeda, tapi kekacauan-kekacauan kegiatan harian, 'tiba-tiba menghilang' dan beragam hal kecil yang dirasakan Tanabe dan Mikage, adalah cara yang saya bisa pahami karena pernah berada di posisi mereka. 

---

Saya tak akan banyak mengulas cerita ketiga, ceritanya pendek dan berbeda dengan Kitchen, tapi membekas perihnya karena satu hal: di cerita ini, tokoh aku ditinggal seorang kekasih, bukan anggota keluarga seperti Kitchen. Saya termasuk orang yang merasa bisa sangat hancur saat ditinggal kekasih. Membayangkan pasangan hidup saya pergi adalah hal yang mengerikan rasanya :'), apalagi setelah punya anak. 

Oh iya, tokoh favorit saya di buku ini adalah Eriko, Ibu Yuichi Tanabe. Waktu saya tahu apa yang terjadi pada Eriko, tidak terbayang bagi saya orang tua akan melakukan hal seekstrim itu untuk anaknya. Walaupun tentu perlu dicek lebih jauh faktor pengambil keputusan Eriko, bisa jadi bukan hanya karena Tanabe (aduuuh, ini kalau agak sulit dipahami keputusan apa yang dimaksud mohon maklum ya, saya gak mau spoiler huhu). 

Tapi apa yang dilakukan Eriko tetap membuat saya merasa hangat sekali, dan yang luar biasa adalah penerimaan Yuichi Tanabe terhadap keputusan Eriko. 

--- 

Buku ini menarik sekali untuk jadi bacaan akhir pekan atau bacaan pelepas lelah setelah bekerja. 

Kitchen adalah buku fiksi yang mengajarkan kita semua bahwa cara memproses kesedihan tiap orang bisa jadi berbeda-beda. DAN ITU TIDAK APA-APA. 

Informasi Buku
Judul: Kitchen
Penulis: Yoshimoto Banana
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: Penerbit Haru
Terbitan: Cetakan pertama, April 2021. Pertama diterbitkan 1988
Jumlah halaman: 224 Halaman
ISBN: 978-623-7351-68-9
Bahasa: Indonesia
Harga: (P. Jawa) Rp. 93.000
e-Book tersedia di Amazon Kindle (Bahasa Inggris)

 


Hai! ini pengalaman saya membaca karya Fredrik Backman untuk pertama kalinya dan saya benar-benar terpesona. Sebetulnya beberapa tahun lalu, seorang sahabat meminjamkan bukunya, karya fenomenal Backman -- A Man Called Ove pada saya, tapi bukunya setahun tersimpan rapi meja kerja saya tanpa saya baca huhu. Sekarang setelah membaca Anxious People, saya jadi punya ambisi membaca karya Backman yang lainnya. 

---

Jangan tertipu oleh covernya ya! Teman-teman, buku ini setahu saya punya beberapa versi cover, tapi cover yang cukup tenar yang ini, yang terlihat seperti novel romance atau young adult hehe, genre yang sebetulnya ya saya suka juga. 

Buku Anxious People, seperti judulnya menceritakan kumpulan orang-orang yang punya anxiety dalam diri mereka masing-masing. Tapi, kita mungkin tak akan benar-benar menyadari tentang hal ini hingga membaca setengah buku ini. Setidaknya saya begitu. Meskipun demikian buku ini berhasil membuat saya penasaran dan terus ingin membaca sampai tamat sejak awal baca. 

"A bank robbery. A hostage drama. A stairwell full of police officers on their way to storm an apartment. It was easy to get to this point, much easier than you might think. All it took was one single really bad idea"

Paragraf diatas adalah paragraf pertama buku ini yang membuat saya amat penasaran. Rasanya kita akan dibawa untuk menyelesaikan teka-teki di buku ini. Dan gak sepenuhnya salah kok! dari awal hingga akhir, setidaknya kita akan berusaha menebak siapa dan dimana perampok bank berada.

Tokoh yang dikenalkan diawal buku ini adalah sepasang anak dan ayah, Jack dan Jim. Keduanya polisi yang bertugas di pos yang sama dan punya tanggung jawab untuk menuntaskan teka-teki hilangnya perampok bank yang bersembunyi dan menyandera sekumpulan orang yang sedang melihat-lihat sebuah unit apartemen yang akan dijual. 

Jack dan Jim ini menggemaskan sekali :'), seperti kebanyakan hubungan ayah dan anak laki-laki, banyak kekikukan yang kita temukan. Keduanya punya banyak perbedaan tapi punya kesamaan yang gak bisa didebat: menyayangi amat sangat Ibu Jack, yang sudah tiada. 

Kita akan diajak membaca interview Jack & Jim dengan semua saksi, yang diyakini Jack salah satunya membantu si perampok bank bersembunyi. Karena ketika semua saksi (sandera) dari apartement dilepas, si perampok bank hilang padahal tidak keluar dari apartment. Tapi dicari-cari di unit apartment pun tak ada. 

Anxious People-nya dimana dong?

Nah, ini serunya. 
Alur buku ini maju - mundur, kita seperti diajak melihat alasan dibalik 'sikap' tiap karakter di buku ini. Tidak semua karakter diulas di alur mundurnya, namun kita akan bisa menemukan kalau tidap orang di buku ini punya kadar anxious yang cukup membuat masing-masing dari mereka emosional ketika penyanderaan berlangsung. 

Tokoh dalam penyanderaan di apartemen ini pada akhirnya akan menceritakan hal-hal yang membuat mereka merasa anxious.

Ada Zara, tokoh perempuan berusia 50 tahunan yang digambarkan dingin, terlihat kaya raya dan rasanya aneh berada di apartment viewing tersebut. 

Ada Estelle, sosok paling sepuh di buku ini. Usianya 80 tahunan, paling hangat dan jadi sosok yang menenangkan banyak orang di buku ini. 

Anna Lena & Roger, si shark couple, ada alasan kenapa Anna Lena menyebut mereka berdua sebagai pasangan hiu, ini ia ceritakan saat diwawancarai Jack. Keduanya suka sekali datang ke unit apartment yang gak bagus-bagus amat, mereka beli lalu mereka renovasi untuk dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Penyuka IKEA dan sudah datang ke semua 20 toko IKEA di Swedia.

Julie & Ro, pasangan yang sedang menantikan kehadiran anaknya. Keduanya perempuan. Yang mengandung adalah Julie, buat pasangan baru punya anak (seperti saya) ketika baca buku ini pasti bisa relate sekali dengan kekhawatiran mereka :')

Lennart, sosok yang tak diduga dan kehadirannya sebagai sandera, amat amat amat mencurigakan. 

London, sosok terakhir yang jadi saksi penyanderaan. 

Selain sosok-sosok diatas, ada juga Nadia, seorang psikolog yang ditemui Zara beberapa waktu terakhir. Serta tentu The Bank Robber. Sosok pamungkas yang menyebabkan semua hal terjadi di buku ini. 

Saya tak bisa sebutkan satu-satu anxiety yang mereka miliki karena jadinya nanti malah spoiler, padahal kalau teman-teman baca bukunya langsung, saya yakin akan sangat seru dan asyik untuk dinikmati. 

Saya sendiri memberikan 5 bintang untuk buku ini di Goodreads setelah sesenggukan membaca halaman-halaman terakhir di buku ini. 

Kenapa jadi buku favorit di Agustus ini?

Ada beberapa hal yang membuat buku ini sangat saya rekomendasikan:
1. Alur maju mundur untuk memahami 'why' dari tingkah masing-masing orang disini
2. Tebak-tebakan apa yang sebenarnya terjadi pada perampok bank. Sebagai penikmat novel misteri, saya suka mencoba menebak apa yang terjadi hehe, walaupun ini bukan buku misteri.
3. Tema yang diangkat sebetulnya sangat beragam. Dari relationship, parenting, economic, psychology, acceptance dan baaaaanyaaak lainnya. 

Tokoh Favorit saya dibuku ini adalah Zara, entah mengapa sosoknya adalah sosok yang paling ingin saya peluk seandainya mereka adalah tokoh nyata. 

Kata pembacanya, Fredik Backman dikenal sebagai penulis yang banyak angkat sisi-sisi manusia yang jarang ada dibuku lain dan hal itu bikin kita pembacanya jadi terasa dekat dengan sosok-sosok dalam buku-bukunya. 

Setelah membaca buku ini, saya setuju!! Haha This book is a really good reads! My favorite August read for sure!!

Oiya, buku ini tersedia di Scribd kalau teman-teman langganan paketnya! Saya baca di Scribd juga hehe

 

Pernah kebingungan harus ngapain untuk mengisi waktu libur?
Pernah merasa bersalah ketika cuti atau liburan?
Pernah merasa ga enak sama teman sekantor karena telat balas chat?
Pernah merasa terus menerus lelah dan gak ter-cas dengan baik selama akhir pekan?

Mungkin kamu perlu membaca buku ini.

---

Buku ini ditulis oleh seorang profesor di bidang ilmu olahraga dan juga seorang psikiater: Nishida Masaki. Beliau menulis buku ini karena kegelisanannya akan fenomena orang Jepang yang enggan mengambil cuti atau terlalu suka menghabiskan waktu untuk bekerja. 

Sejujurnya membaca buku ini mengingatkan saya pada buku Joy of Missing Out, walau judul depannya tentang berleha-leha, ya pastinya membahas produktivitas juga, tapi dibanding buku JOMO, porsi bahasan tentang produktivitas dibuku ini menurut saya 'pas', gak berlebihan jadi posti kita belajar untuk memanfaatkan waktu beristirahatnya tetap dapeeet.

Buku ini terdiri dari 5 BAB.

1. Teknik beristirahat dengan telaten dan melonggarkan gaya hidup
2. Teknik beristirahat yang membuat tubuh santai
3. Teknik meningkatkan performa dengan berlibur pintar
4. Teknik beristirahat dari hubungan antar manusia
5. Teknik beristirahat dari hal yang harus dilakukan

Tiap bab akan ada penjabaran singkat terkait poin-poin yang jadi 'cara' buat beristirahat yang tepat menurut penulis. 

---

Berikut poin-poin menarik dari buku ini:

  • Ada istilah Depresi Akhir Pekan dimana ketika weekend malah stress memikirkan pekerjaan karena tidak ada aktivitas yang ditunggu-tunggu.
  • Leha-leha atau istirahat ada yang aktif dan ada yang pasif, kedunya sama pentingnya
  • On Productivity --> Agar leha-leha terasa menyenangkan, pastikan kerjaan kita memang sudah selesai. Do chunking to make job done easier.
  • Orang-orang yang kerja ekstra bisa malah kurang tidur dan itu buruk untuk produktivitas
  • MENGGERAKKAN BADAN ITU TIDAK MELELAHKAN. Ada dasar ilmiah kenapa olah raga ringan itu malah baik buat mengurangi kelelahan.
  • Istirahat penting untuk working memory kita, yang amat berguna buat melakukan apa yang dibilang orang sebagai multitasking, atau kemampuan untuk processing something at a time. 
  • Power Nap -> ok buat dilakukan
  • Semakin berkualitas istirahat kita -> makin kreatif juga otak kita
  • Selain istirahat dari kerjaan, penting juga untuk istirahat dari hubungan manusia.
  • Jaim -> Bikin capek
  • Kalau gak suka atau gak nyaman sama salah satu orang, hindari biar gak makin capek hati.
  • Cari safe place buat kabur kalau lagi ingin sendiri
  • Kalau dapat chat/email, we don't have to reply immediately. Pastikan juga kita gak ekspektasikan hal tersebut ke orang lain ya. 
  • Turunkan ekspektasi dalam bekerja atau hal apapun, sikap perfeksionis bikin kita gak bisa bekerja dengan tenang.
  • Buat prioritas dalam bekerja.
  • Jangan merasa bersalah kalau sedang cuti atau liburan
  • Belajar mendelegasikan tugas
  • Belajar mengkomunikasikan cuti atau izin kerja kita dengan baik ke kolega atau rekan kerja, jangan ninggalin kerjaan setumpuk-tumpuk yang malah nyusahin rekan kerja.

---

Sebetulnya membaca buku ini bisa jadi gak terlalu relate buat kita orang Indonesia yang dikenal santuy dan jauh lebih menikmati leha-leha dibanding orang Jepang, tapi lewat buku ini juga saya bisa tahu tentang kebiasaan orang Jepang yang bekerja dengan 'terlalu keras' sampai-sampai lupa menikmati hidup. Mungkin ga semua orang sih ya, tapi sepertinya kelompok ini jadi mayoritas sampai-sampai ada departemen di pemerintah mereka yang mengurus masalah ini. 

Ada juga sudut pandang menarik mengenai sisi ketenagakerjaan di Jepang. Banyak dari mereka yang takut berleha-leha atau gak tau caranya gimana karena khawatir PHK, takut dijauhi teman, pokoknya semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan, amat-amat serius buat mereka. huffff. Saya belum pernah membaca sekilas tentang sistem UU Ketenagakerjaan mereka tapi ya, sepertinya kalau baca ini, nonton manga dan baca komik juga, selain UU Ketenagakerjaan (yang mungkin) gak sebegitunya melindungi pegawai (ini beneran so tau ya, saya belum baca lebih lanjut), tapi ada juga poin tarif hidup di Jepang yang begitu tinggi terutama di Kota besar, sampai mereka takut sekali kehilangan pekerjaan.

---

Ah, baca buku ini tuh bikin saya jadi menemukan satu kelebihan dalam diri saya: bisa menikmati waktu libur atau beristirahat. Setidaknya sampai hari ini saya bukan orang yang iseng bukain email kerjaan atau kerja di waktu libur. Kecuali tentunya ada hal mendesak. Beberapa tahun lalu saya bahkan tipe orang yg kalau diminta datang kerja weekend bisa datang dengan wajah ditekuk! hahaa. 


Buku yang dibaca V, salah seorang member BTS

First of all, I'm not an army haha! Saya hanya tahu satu atau dua lagu BTS yang biasanya sedang viral di Media Sosial dan cukup menikmati walau tak tahu artinya. Nah, waktu beli buku ini saya tidak tahu kalau buku ini cukup viral karena pernah dibaca salah seorang member BTS, saya beli buku ini karena beberapa ulasan menarik di media sosial, ketika baca pengantar dari penulis di buku ini, barulah saya tahu. Waw asyik juga ya kalau idol banyak menularkan semangat membaca buku dan menular ke para penggemarnya.

Belajar Berbahasa dan Komunikasi dari cendikiawan Barat dan Timur

Buku ini dibagi menjadi 8 chapter, ditiap chapter terdapat beberapa bagian yang awalnya selalu diawali dengan kutipan dari buku atau perkataan seorang filususf atau pemikir. Penulis kemudian mengelaborasi kutipan tersebut dan kaitannya dalam berkomunikasi atau berbahasa. Buku ini isinya seperti kumpulan esai, kalau buat saya. 

8 chapter ini adalah tahapan dari hal dasar kalau kita ingin meningkatkan kemampuan komunikasi dan berbahasa. Isinya bukan hal teknis tapi ya, walaupun ada beberapa tips yang bisa kita praktekkan langsung jugasetelah membaca buku ini. 

Apa saja isinya?

1. Cara Memperbesar Mangkuk Kata-kata

Chapter ini menegaskan kalau kita kunci dari pembelajaran bahasa adalah pengembangan diri. Tujuan pengembangan diri ini untuk apa? untuk kenal sama diri sendiri, kenal sama diri sendiri membuat kita cinta sama diri sendiri dan ketika kita bisa mencintai diri sendiri, kita bisa makin percaya diri dalam berbahasa. 

2. Sudut Pandang

Menurut penulis, penting bagi kita untuk punya sudut pandang akan satu hal atau peristiwa, karena ketika kita tidak punya sudut pandang, ketika kita berbicara, ucapan kita jadi tak ada maknanya. Tidak berbobot. 

Apakah karena hal ini kita jadi harus tau tentang semua hal yang terjadi di dunia? tentu saja tidak, tapi perlu juga bagi kita untuk stay courious, Serta penting juga untuk bertanya dengan sungguh-sungguh, gak asal nanya aja. 

3. Kecerdasan

Kenapa ada bahasan tentang kecerdasan. Penulis menyampaikan kalau kecerdasan diperlukan jika kita ingin sesuatu yang kita ucapkan memiliki makna yang lebih dalam. Dibagian ini penulis juga mengutarakan kalau kecerdasaran amat diperlukan bahkan adalah sesuatu yang lebih tinggi dari hati. (yang mana saya kurang setuju sih haha, buat saya keduanya sama pentingnya). 

Dibagian ini ada salah satu bagian yang saya suka, yaitu tentang tips membaca buku dari Shin Young-Bok (pakar ekonomi dan penulis korea) untuk membaca satu buku sebanyak tiga kali. Pertama, kita membaca tulisannya. Kedua, kita membaca penulisnya. Dan yang terakhir, kita membaca diri kita sendiri sebagai pembaca buku tersebut. 

4. Kreativitas

Apa hubungannya kreativitas dengan berbahasa dan komunikasi? di pengantar bagian ini, penulis menyebutkan, kata-kata yang membosankan akan sulit diterima banyak orang, sehingga penting untuk mengasah kreativitas kita, isi dan bentuk ucapan haruslah baru. Tidak benar-benar baru sebetulnya, tapi lebih baik dari yang sebelumnya. 

Bagian ini juga menyarankan kita untuk belajar dari sejarah, tapi bukan menghapal tangaal-tanggal seperti di sekolah dulu ya (sama aja ya ternyata Korea Selatan sama Indonesia haha), belajar sejarah ini perlu untuk dimaknai, agar kita bisa mengambil pembelajaran dari peristiwa di masa lalu. 

Satu hal menarik dibagian ini adalah saran untuk menulis. Karena dengan menulis, pikiran dan penyampaian kita jadi lebih baru, bisa dicek terlebih dahulu juga, beda dengan ucapan yang bisa menguap begitu saja. 

5. Menyimak

Ini menarik nih! Jadi penulis bilang kalau kita mau jadi pembicara yang ulung, kita harus jadi penyimak yang jaauh lebih ulung. Menyimak ini bukan hanya mendengarkan seadanya ya. Tapi mendengarkan dengan sepenuh hati. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi pendengar yang baik. Seperti mengalahkan keinginan untuk bicara, berlatih diam, konsentrasi dan tidak berpura-pura mendengarkan). 

Sejujurnya, ini bagian paling menarik dan paling saya suka dari buku ini.

6. Pertanyaan

Chapter 2 sempat mengulas tentang mengajukan pertanyaan yang baik itu penting untuk membentuk sudut pandang. Nah chapter 6 lebih dalam mengulas tentang budaya bertanya kita yang cerderung satu arah. Bos tanya ke bawahan, guru tanya ke karyawan, orang tua tanya ke anak. Jarang sekali atau frekuensi bertanya sebaliknya cenderung lebih sedikit. 

Padahal kalau kita tidak bertanya, bisa jadi kita gak belajar. Penting sekali untuk menyiapkan pertanyaan ketika kita tak paham, tapi ingat prinsip untuk tidak asal bertanya dan pastikan kita tidak bertanya untuk sekedar ngetes orang ya!

Satu lagi: orang berani bertanya ketika percaya kalau kita akan jawab tanpa merendahkan mereka. Jadi penting sekali membangun kepercayaan satu sama lain dengan lawan bicara agar bisa saling terbuka dan akhirnya saling berani bertanya.

7. Gaya Bicara

Seperti halnya perang, bicara juga ounya taktik standar yang seharusnya dilakukan oleh semua orang. Apa saja? 

- Berpikir sebelum berbicara

- Tidak berlebihan ketika berbicara

- Berbicara sambil memperhatikan lawan bicara kita

Wow! menarik ya! ada juga pembahasan selanjutnya tentang bicara yang harus seimbang, tidak sok tau ketika ngobrol, serta sebuah tips: jika kita ingin menjadi 'pemimpin' dalam sebuah pembicaraan, jadilah moderator dalam pembicaraan tersebut.

8. Kebebasan

Setelah semua hal, mulai dari mengenal diri sendiri hingga gaya bicara, hal terakhir yang bisa kita lakukan agar bisa bicara dan berkomunikasi dengan baik adalah kebebasan. Sebetulnya bagian ini lebih banyak membahas tentang pentingnya "walk the talk", ketika kita bicara kita memang melakukan apa yang kita ucapkan. Bukan hanya membual belaka. Supaya apa? supaya kita bisa jadi orang yang 'bebas' dalam artian tidak terbebani dengan ucapan kita sendiri. 

Bagian ini juga beberapa punchline yang saya suka, seperti ada beberapa hal yang memang tidak bisa diucapkan, akan lebih baik dibiarkan dalam diam, and it's okay. 

Serta perlunya berlatih meditasi, supaya kita bisa praktekkan 'zen' dalam bicara, yaitu menghilangkan beragam prasangka saat bicara dengan orang lain.

Catatan Asri tentang buku ini

Panjang juga ya review saya kali ini, semoga bisa memberikan gambaran bagi teman-teman yang penasaran ingin membaca buku ini. Buat saya pribadi buku ini cukup memberikan perspektif yang baru karena ternyata ilmu berkomunikasi ini dari dulu sampai sekarang ya sama dasar-dasarnya. Meskipun ada beberapa hal dalam buku ini yang saya tak sepenuhnya setuju, tapi banyak sekaaaali yang bisa saya coba praktekkan. 

Cocok dibaca bagi teman-teman yang memang ingin tahu lebih lanjut tentang pengetahuan dasar dalam berbahasa dan berkomunikasi. Bagi yang akan membaca buku ini, baiknya siapkan notes atau highlighter untuk menandai bagian penting dalam buku ini. Walaupun didalamnya sudah banyak yang dibold oleh penulis. 

Oh satu hal yang agak mengganggu di awal, buat saya adalah pengaturan margin buku ini! mepet sekali haha, tapi entah bagaimana akhirnya malah nyaman-nyaman saja. :D

Informasi Buku The Power of Language

Judul Buku: The Power of Language
Penulis: Shin Do Hyun & Yoon Na Ru
Pertama kali diterbitkan: 2018
Cetakan kesembilan Bahasa Indonesia: Juli 2021
Penerbit: Penerbit Haru
Jumlah Halaman: 208 halaman
ISBN:978-623-7351-34-4
Penerjemah: Hyacinta Louisa
Harga Pulau Jawa: Rp. 79.000

Tambahan

Saya mencoba buat ulasan versi videonya disini ya :)







Sekilas tentang Ego is the Enemy
Ego is the Enemy bisa jadi salah satu buku pengembangan diri paling tenar belakangan ini, serunya sudah ada versi Bahasa Indonesianya juga. Saya baca buku ini di bulan Juni. Rasanya keputusan yang tepat baca buku ini sebelum kembali bekerja. Saya cuti cukup lama dan kembali bekerja di tempat yang sama, dengan tim yang sama, namun dengan tugas baru.

Seperti judulnya, buku ini membahas Ego~ sebagai sesuatu yang membahayakan. Membahayakan bagaimana? Ego cenderung membuat kita merasa lebih dari orang lain, tidak mau kalah dan merasa sombong. Ego adalah musuh di setiap langkah. Ambisi yg hanya berpusat pada diri sendiri.

Buku ini dibagi jadi tiga bagian: 
1. Inspirasi
2. Kesuksesan
3. Kegagalan. 

Dalam tiga bagian ini ego akan selalu ada dan siap menghancurkan kita. Yap bahkan saat Sukses sekalipun!

Sejujurnya buat saya pribadi hampir tiap bagian dalam buku ini amat amat penting untuk dibaca dan yaa~ beberapa mungkin bisa mulai bisa dipraktekkan di kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan kunci yg saya suka dari buku ini: 

Teruslah menjadi pembelajar. Ketika belajar kita menyempatkan ego dan ambisi kita di tangan orang lain. Ketika berguru, kita meruntuhkan langit ego karena kita tahu ada orang yg lebih baik dari kita.

Oiya, buku ini juga menginatkan tentang penting juga untuk menerima feedback dari orang lain, banyak bekerja daripada bicara.

Ada bagian menarik juga tentang bagaimana kita perlu mengabaikan ego saat mendapatkan perlakuan buruk dari orang lain. Buku ini menegaskan kalau perlakuan buruk tidak akan menurunkan kualitas kita, tapi kualitas mereka yang melakukan hal buruk tersebut. Abaikan kebisingan yang ada, karena kita tidak akan mungkin merubah sistem kecuali kita sudah sukses, karenanya ketika mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, cari cara agar sistem ditempat kita bisa tetap mencapai tujuan kita. Gunakan kesempatan ini untuk berkembang dan belajar dari orang lain. Karena kemampuan menahan diri adalah kunci.

Apa yg paling membuat saya tergugah sampai tidak nyaman karena bisa jadi saya pernah melakukannya?
Di bagian: strategi kanvas, penulis menjelaskan, kita kadang melihat ada "penghinaan" ketika kita melayani orang lain. Terdapat poin belajar dari bagian ini: di tempat baru, turunkan ego. Serap semua yg bisa kita Serap tanpa menghadang visi misi orang lain. Tapi bukan jadi penjilat ya.
Entah bagaimana bagian ini rasanya menampar saya karena yes, saya pernah berada di kondisi merasa diperbudak haha. Setidaknya beberapa kali, disatu kesempatan, keadaan ini membuat saya sampai cabut dari tempat bekerja saking tidak nyamannya. 

Kalau dipikir-pikir saya jadi merasa ada yang salah ketika mengerjakan perintah orang lain, karena tidak adanya sistem yang jelas di tempat bekerja saya dulu, setelahnya saya mencari tempat bekerja yang lebih jelas dan tersistem, mana atasan mana bawahan, kepada siapa harus bertanggung jawab atas apa yang saya kerjakan, kepada siapa saya bisa meminta bimbingan dan kepada siapa saya harus menjadi mentor yang juga bertanggung jawab.

Di tempat kerja yang sistemnya jelas, ketika kejadian merasa diperbudak tadi, saya cenderung bisa menahan diri karena saya cukup tau kondisi dan kedudukan saya. Kalau memang saya gak kuat, ya saya tinggal cabut juga. Tapi saya bertahan karena kondisi tersebut bisa dirubah dan saran dari saya selaku bawahan masih banyak didengar.

Membantu diri dengan membantu orang lain. Terdengar mudah tapi sebetulnya susah. Paling mudah yaaa ngeluh dan berpikir "duh aku sedang diperbudak nih", dari pada fokus pada apa yg bisa kita bantu.

Jadi berkaca apakah saya orang yang egois?
Overall saya sukaaaa sama buku ini, dan sepertinya berencana beli buku fisiknya, ini saya baca di gramdig. Tapi ada juga poin saya kurang setuju haha. Nah tapi ketika tidak setuju itu malah di-challenge sebenarnya: tuh kan, ego kamu yg main disini kan? Hahaaa

Seru dan mencerahkan! Saya merekomendasikan teman-teman untuk membaca buku ini dalam keadaan apapun. Kalau banyak tidak setujunya dengan buku ini, atau ada bagian yang tidak sepakat betul, ya bisa refleksi tipis-tipis seperti saya tadi. Ini tidak setujunya dilandasi pendapat yang cukup objektif, atau sebetulnya kita tersentil dan tidak terima dibilang egois :)

Informasi Buku

Judul: Ego is the Enemy
Penulis: Ryan Holiday
ISBN: 9786020496481
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tanggal Terbit: Mei 2019
Jumlah Halaman: 304 Halaman
Genre: Pengembangan Diri
Harga: 99.800 (fisik) 93.500 (eBook Gramedia) 169.000 (eBook Google Playbook - English)
Tersedia di Gramedia Digital (Baca Gratis bila berlangganan)

Hola! Sebulan lamanya bolos menulis di blog. Alasannya: aduh mau pakai alasan apalagi As, jago banget ngeles 😂. Jadi Bulan Juli ini saya kembali bekerja, bekerja di tempat yang sama tapi dengan roles baru + bekerja setelah ada Rana membuat saya perlu menyesuaikan diri pada banyak hal. Kalau sebelumnya bisa lowong sekali baca buku, menulis di @wanderbook_ dan juga di blog, sekarang karena pagi siang sore bekerja, waktu yang tersisa adalah weekend atau malam hari. Malam biasanya saya sudah KO duluan hehe. Kalau sebelumnya bisa tidur sampai jam 11 malam, bekerja dan punya anak membuat saya jam sembilan sudah ikut terlelap bersama Rana. 

Nah sebulan kembali menulis, saya tak ingin menulis review! Tapi menuliskan pengalaman saya kembali membaca buku-buku misteri setelah sekian lama tidak. Sebetulnya dulu saya tak benar-benar membaca buku yaa, tapi membaca komik. Saya punya dua genre komik favorit: Misteri dan Musik. Komik Misteri tentu disebabkan oleh tak lain dan tak bukan Detective Conan. Membaca Conan membawa saya pada komik detective lainnya seperti Q.E.D dan favorit saya lainnya: Dan Detective School. 

Lepas SMA rasanya hanya Conan yang masih rutin saya baca dan saya beli setiap edisi barunya keluar di Gramedia. Baru-baru ini saya kembali keranjingan membaca buku misteri setelah ikut diskusi & baca bareng Sofa Literasi Bulan lalu yang mengulas Buku Second Sisters karya Chan Ho Kei. Setelah itu saya membaca empat buku misteri di bulan Juli Haha! Lumayan ya. 

Berikut Buku-buku Misteri yang saya baca sepanjang Juni-Juli:

Second Sisters



Berkisah tentang seorang kakak yang ingin tahu kebenaran dibalik kasus bunuh diri yang menimpa adik perempuannya. Ia awalnya menemui seorang detektif kenalannya yaaang~menyerah tak bisa menyelesaikan kasus ini kemudian memberikan kontak detektif kenalannya yang akan bisa dengan mudah menyelesaikan kasus ini, detektif tersebut bernama N, beneran detektif unik dan nyentrik yang misterius. Di sepanjang buku ini kita akan mengikuti banyak isu yang jadi concern kita semua sebagai manusia di jaman digital. Privasi, kemanan data, perundungan daring, perundungan di sekolah yang bentuknya tak lagi fisik, mental health, pelecehan seksual, dan banyak isu lainnya yang membuat pembaca (sayaaa haha) merasa dekat dengan apa yang jadi jalan cerita di buku ini.


Alurnya agak susah ditebak, walaupun beberapa bagian saya nebak-nebak dan benar! haha kangen sekali baca buku misteri / detektif seperti ini! kalau teman-teman suka cerita misteri/detektif, harus coba baca buku ini! :)

The Devotion of Suspect X - Keigo Higashino



Ini buku pertama Keigo yang memunculkan sosok Detective Galileo, seorang Ilmuwan fisika yang suka bantu rekan polisinya menyelesaikan kasus sulit, tentunya dengan latar belakang keilmuan ilmiah yang ia punya.

Hal unik yang bisa ditemui di buku Keigo (setidaknya dari dua bukunya yang sudah saya baca) adalah kalau biasanya kita tahu siapa tersangka di akhir buku, tidak demikian dengan karya Keigo, kita akan tau persis siapa tersangka kasus tersebut diawal buku, nah sepanjang buku kita akan disuguhi plot menarik tentang kelimpungan polisi dalam mengurai kasus, serta bagaimana pelaku melakukan aksi kejahatannya.

Buku ini juga demikian, bercerita tentang seorang Ibu dan anak perempuannya yang membunuh mantan istri sang ibu yang selalu bersikap kasar, serta bagaimana Mr. X alias Ishigami sang ahli Matematika, tetangga mereka berdua, yang ternyata adalah rival Detektif Galileo ketika di kampus dulu, membantu mereka menyembunyikan mayat dan membuat kasus ini sulit ditemukan jalan keluarnya oleh polisi.

Saya merasa penasaran sepanjang buku, namun jujur di bagian akhir, saya malah agak sedikit terenyuh membaca ketulusan hati Ishigami, sang jenius matematika. Kenapa bisa terenyuh?

Duh harus baca. Seru sekali!!!! Kita akan diajak mengikuti alur berpikir ahli matematika & ahli fisika dalam memecahkan masalah, duh. Gak kebayang sama sekali. Ini buku yang membuat kita gak bisa nebak pelaku (karena memang sudah dikisahkan diawal), tapi kita mau ga mau terbawa mengikuti alur dari awal hingga akhir cerita.

Salvation of a Saint - Keigo Higashino




Salvation of a Saint berkisah tentang pembunuhan yang dilakukan Ayane terhadap suaminya yang~ sudah mana menyakiti perasaannya karena ia gak bisa kasih anak, eh selingkuh pula sama murid kesayangannya.

Seperti Devotion of Mr. X, kita sudah dikasih tau diawal siapa pembunuhnya, jadi sepanjang buku kita diajak cari tau cara membunuh dan motif dibelakangnya.
Ini buku #keigohigashino kedua yang saya baca. Jujur saya lebih suka Devotion of Mr. X.

Ini buku kontras sekali kisahnya sama Devotion of Mr. X, apanya yg kontras? Tokoh lelakinya. Tentu di Mr. X, Ishigami jadi pembunuh karena berpikir kelewat logis & bentuk sayang dia ke perempuan yg ia cintai. Di Salvation of a Saint, tokoh laki-lakinya malah arogan sekali. Duh, gimana nih, malah jatuh hati pada sosok pembunuh 🙈.

Bisa jadi saya lebih suka Buku Devotion of Mr. X karena endingnya yang lebih hangat kali ya, tapi kalau dari alur cerita dan sambung menyambung tiap kejadian sampai bikin penasaran, saya lebih suka salvation of a Saint.

Tokoh favorit saya di buku ini adalah Utsumi, detektif perempuan junior yang gak kaleng kaleng intuisinya hihi, suka juga sama interaksi Utsumi - Yukawa - Kusanagi.

Misteri Tujuh Lonceng // The Seven Dials Mystery




Saya mau buat pengakuan dulu haha ini buku Agatha Christie pertama yang saya bacaaaa 🙈 padahal padahal beberapa tahun lalu saya sempat borong buku Agatha Christie (di slide kedua), waktu Sofa Literasi mau bikin baca bareng buku ini, saya cek foto ternyata beli juga misteri tujuh Lonceng, tapi waktu cek rak buku, bukunya lenyap haha dari 10 tinggal 4 buku.

Tokoh favorit saya di buku ini: Superintendent Battle hehe, mirip Bundle yes yes hehe ini saya tulis di story beberapa hari lalu, karena saya merasa saya punya kesamaan sama Bundle. Rada impulsif dan suka ga mikir resiko, Orang-orang seperti Superintendent Battle tuh charming banget hihi.

Bukunya tentang apa? Hmmm singkatnya petualangan Bundle mencari tahu siapa itu Perkumpulan Tujuh Lonceng dan misinya. Walaupun ujungnya cukup plot twist, tapi gak sebegitu mengejutkan. Baca Conan sampai buku edisi 98 tuh bikin gak kaget lagi sama plot twist huhu. Tapi ini tetap seruuu buat saya.

And Then There Were None


Ini baru sekali tamat saya baca sore ini! hihi mumpung weekend kan bisa marathon baca fiksi sehari saja selesai! Pertama kali mendengar tentang buku ini di Selasa Bahas Buku-nya Hayu Maca. Waktu itu penasaran ingin langsung baca, tapi karena tidak ada bukunya baik di rak buku saya maupun di Hayu Maca, jadi absen dulu. Eh gataunya ada di Gramedia Digital, jadi bisa baca ebooknya. 

Seru gak? Seru sekaaaaali hihi, walaupun rasanya agak-agak kenal dengan modelan ceritanya (karena sudah banyak terpapar dengan cerita Agatha Christie lewat Detective Conan huhu) tapi tetap menikmati sekali ceritanya. Katanya sih ini salah satu buku Agatha Christie yang terbaik yaaa, bahkan di awal buku, Agatha sensei menuliskan sendiri kalau dia amat sangat bangga dengan karyanya yang satu ini. Setuju sih. 

Ceritanya tentang apaaa? hehe bisa dicek langsung di Goodreads ya.

 


Semalam, saya membaca buku sastra klasik Inggris: The Railway Children. Buku versi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesianya tersedia di Gramedia Digital, saya kira akan membutuhkan waktu berhari-hari membaca buku ini, ternyata semalam saja (haha tentu menemani drama jam tidur Ibu-Ibu baru).

Buku anak bisa dibilang jadi "comfort genre" saya dalam baca buku, apalagi kalau sedang lelah dengan banyak hal tapi ingin tetap membaca buku yang membuat hati hangat. Buku ini salah satunya, salah satu buku anak klasik yang ditulis Nesbit, sudah banyak diadaptasi ke film tapi saya belum nonton satupun filmnya.

Berkisah tentang petualangan tiga bersaudara: Roberta (Bobby), Peter & Phyllis. Ketiganya anak-anak dari keluarga berada yang karena satu hal harus berubah hidup sekedarnya. Mereka bahkan pindah dari London ke "The Three Chimneys". Sebuah tempat tinggal yang tak jauh dari jalur kereta dan stasiun.

Petualangan mereka banyak dimulai dari jalur kereta dan stasiun, mulai dari percobaan mencuri bahan bakar untuk nenghangatkan rumah yang dilakukan Peter, membantu penyintas dari Russia yang mencari keluarganya, penyelamatan heroik untuk mencegah kecelakaan kereta, hingga menemukan seorang anak laki-laki yang terluka dan mereka bawa ke rumah.

Saya merasa hangat membacanya, interaksi ibu dan ketiga anak ini secara tak langsung berpengaruh pada sikap mereka dalam menghargai orang lain. Favorit saya adalah bagian ketika tiga bersaudara ini menyiapkan kejutan ulang tahun untuk porter di stasiun kereta.

Ah, ada beberapa kutipan yang saya highlight dari buku ini:

---
"Now, listen," said Mother; "it's quite true that we're poor, but we have enough to live on. You mustn't go telling everyone about our affairs—it's not right. And you must never, never, never ask strangers to give you things. Now always remember that—won't you?"

---
"Mother said we weren't to ask people for things," said Bobbie, doubtfully. "For ourselves, she meant, silly, not for other people.

---
Bacaan akhir pekan yang menyenangkan. Jadi penasaran ingin membaca buku klasik lainnya.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • Review Buku Angsa dan Kelelawar karya Keigo Higashino
  • Sabtu yang Menyenangkan dan kenapa saya suka membeli bunga
  • Review Asri: Manabeshima Island Japan karya Florent Chavouet
  • Main ke Toko Buku Pelagia Bandung
  • Review Asri - the house of my mother karya Shari Franke

Arsip Blog

  • ▼  2025 (16)
    • ▼  Mei 2025 (3)
      • Review Asri: Pengantin-pengantin Loki Tua karya Yu...
      • Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim ...
      • Tiap Anak Berbeda, Termasuk Proses Melahirkannya; ...
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes