Perumpamaan Bu Iin

"Suatu ketika, saat saya mengendarai sepeda motor sehabis mengantarkan teman saya dr Desa Baya, saya melanjutkan perjalanan ke Kota Luwuk, mnempuh perjalanan skitar 45 km. Hari pd saat itu sdh mulai gelap, dan matahari mulai meredup. .

Saya berjalan dgn kecepatan stabil, fokus pd pandangan 50 meter ke depan. Tiba di Desa Biak, matahari sudah benar tenggelam, penerangan muncul dr lampu sorot motor saya dan pengendara2 lain. Jalanan itu sudah biasa saya lewati, saya bahkan bisa memperkirakan letak lubangnya dan titik2 keramaiannya. Satu hal yang saya pastikan adalah jalanan itu tidak pernah licin karena tanah basah, semua sudah teraspal dengan baik (jalan lintas provinsi).
.
Tiba-tiba dgn kecepatan stabil itu, sepeda motor saya slip dan keseimbangan saya hilang. Jalanan yg biasa saya lewati itu menjadi licin. Stang motor saya pegang erat, dan bagian belakang motor sudah miring ke kanan. Segera saya jaga keseimbangan, dan menahan kaki ke jalan. Motor segera terhenti dgn saya yg nyaris jatuh.
Tapi Tuhan memang baik, saya tidak jatuh, juga tidak tertabrak pengendara lain. Beberapa orang bersahutan, "hati-hati jalan liciiin!" .
Saya kaget, mengapa tiba-tiba jalanan ini menjadi licin? Saya kaget menemukan banyak pasir di aspal, dan ketika malam warnanya menjadi sama. Secara kasat mata, pasir itu tdk kelihatan. Trnyata ada kendaraan proyek (yang juga sebelumnya tidak ada) mengangkut pasir hingga pasir berceceran krn hujan dan hampir menggunung di aspal.
.
Seketika saya kesal mengeluhkan, mengapa mereka tdk memasang penanda "awas jalanan licin" atau ada "mobil keluar masuk proyek. Berbahaya sekali ini bagi bnyk orang. .
Saat saya refleksikan, tdk bijak jg ketika saya menyalahkan orang lain, lebih baik saya yg teliti dan mengendalikan diri.
.
Tidak semua "perjalanan" sesuai dgn keinginan kita, atau berjalan seperti biasanya kita lalui. Ada kemungkinan hambatan bahkan bahaya. Tinggal kita yg memilih, menjadikan hambatan sbg konsekuensi yg ringan atau berat utk dikeluhkan, ataaau bahkan tidak perlu dikeluhkan sama sekali, tdk mencari alasan utk menyalahkan yg lain, dan lebih memilih mengendalikan diri."

---
Diambil dari Instagram @iinsimangunsong.

---
Banyak orang yang punya kebiasaan banyak bicara, banyak juga orang yang punya kebiasaan hanya diam saja. Dua orang ini terbagi lagi, ada yg banyak bicara dan suka bekerja, ada yang banyak bicara tapi tak suka bekerja. Si pendiampun begitu.

Nantinya orang yang suka bicara, tidak suka bicara, banyak bekerja, tidak suka bekerja pun, terbagi menjadi dua : ada yang suka mengeluh ada yang tidak.
---

Saya, ketika berada dilingkungan yang membuat saya nyaman untuk berbicara, akan menjadi orang yang amat sangat cerewet. Bisa tak berhenti bicara dan ketika bicara atau ketika bekerja seringkali yang keluar adalah keluhan. Saya tak pernah mengaku diri menjadi si pandai intrapersonal, namun saya cukup memahami diri saya sebagai seorang yang cukup sering mengeluh, kadang saya mengeluh kepada orang-orang yang tidak tepat, Ibu, Bayu dan Renti adalah orang-orang yang sering sekali mendapat pesan tiba-tiba dengan emotikon lelah atau kata "capek".
---

8 bulan di penempatan saya masih belum merasa banyak perubahan pada diri saya tentang betapa seringnya saya mengeluh, karena itu diam-diam saya belajar dari teman-teman tentang sikap bekerja tanpa banyak bicara, banyak bekerja tanpa banyak sesumbar, mengurangi sifat jumawa, menyadari bahwa sebenarnya yang lelah bukan kamu saja.
---

Iin sangat benar tentang sikap menahan diri, satu hal yang ketika saya berhasil menguasainya, itu berarti saya berhasil melampaui batas diri saya. Menahan diri ini tentunya menahan diri dari hal-hal yang mungkin sangat sepele namun bisa menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain. Bukan sekedar menahan diri dari tidak menyebrang ke Gorontalo untuk menonton Dunkirk.
---

4 Bulan tersisa, saya benar-benar berharap ada aplikasi meteran keluhan untuk mengerti berapa seringnya saya mengeluh, atau mungkin aplikasi yang jika membantu saya untuk mengingatkan bahwa sikap saya bisa jadi menyinggung perasaan orang lain. Tapi dua aplikasi itu justru akan terprogram dengan sendirinya pada diri kita jika kita membiasakannya bukan?
---

Jadi, ayo mulai. Berhenti mengeluh, mulai bekerja. Semangat Asri.

0 comments

leave yout comment here :)