WISATA SEJARAH KE GEDUNG MERDEKA


Gedung Merdeka, 1955
Setiap yang pernah belajar  sejarah di SMP atau SMA pasti pernah mendengar tentang Konferensi Asia Afrika. Yap. Konferensi ini menjadi penting karena diadakan pertama kali di Indonesia tepatnya di Kota Bandung. Indonesia juga menjadi satu dari lima Negara sponsor yang mempelopori Konferensi Asia Afrika.
Konferensi ini dilaksanakan pada tahun 18-24 April 1955 ketika seluruh dunia sedang panas akibat adanya perang dingin antara blok barat dengan blok timur. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka. Gedung bergaya art deco yang dibangun Wolff Schoemaker tahun 1921 sebagai tempat perkumpulan orang eropa yang awalnya bernama Societeit Concordia, pada masa penjajahan Jepang Gedung ini berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan dan gedung ini direnovasi menjelang KAA kemudian oleh Presiden Soekarno diubah nama menjadi Gedung Merdeka.

Museum ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 24 April 1980 sebagai puncak acara peringatan 25 Tahun KAA, sekarang Museum ini masih dibuka dan direnovasi terakhir pada tahun 2005 bertepatan dengan peringatan 50 Tahun KAA. 

Mumpung ada di Bandung saya tak akan menyiakan kesempatan kali ini, dulu saya sempat datang tapi museumnya tutup, lagipula tidak seperti Museum pada umumnya yang pintunya terbuka lebar dan terdapat satpam atau petugas didepan pintu atau gerbang, Museum ini terlihat seperti kosong tak berpenghuni hanya tulisan Open disalah satu pintu dan tugu yang berisi waktu kunjungan menandakan bahwa Museum tersebut buka, pintunya pun tertutup harus kita sendiri yang membukanya. 

Tanda tangan pimpinan negara peserta KAA
Begitu masuk kita akan langsung disuguhi Ruang Pameran Tetap dimana terdapat miniature dan patung saat konferensi berlangsung, lalu foto documenter peristiwa yang melatar belakangi KAA, Pertemuan Tugu, Konferensi Bogor, KAA dan dampaknya setelah KAA terselenggara bagi dunia Internasional, juga ada profil tokoh Indonesia dan Negara lain yang terlibat dalam KAA. Semuanya dimuat dalam format multimedia, seperti foto lebar ketika Presiden Soekarno sedang berpidato, di bawahnya terdapat tombol dan tanda ‘tekan untuk mendengar pidato presiden’ sayangnya saat ditekan, taka da suara yang keluar. Diruang pameran ini juga terdapat berbagai potongan surat kabar dari seluruh dunia tentang KAA, buku dan tulisan mengenai KAA.

Masuk ke bagian dalam, lebih sepi karena taka da petugas dan pengunjung lain, mungkin karena saya datang berkunjung disaat yang yang tidak ramai, hanya saya berdua dengan adik saya dan turis dari China (kalau mendengar percakapan mereka). Kami masuk ke Aula Utama tempat berlangsungnya konferensi, disana terdapat gong besar dan bendera seluruh Negara KAA yang tentunya lebih banyak dari saat KAA pertama dilaksanakan. Untuk ruangan sebesar itu dengan kursi yang berderet rapi, saya merinding, entah karena terbawa suasana sejarah tempo dulu atau kondisi ruangan yang memang kosong.

Mudah untuk datang berkunjung kesini, bagi anda yang datang dengan keluarga atau kerabat tidak dikenakan biaya sedangkan untuk rombongan Sekolah atau kelompok yang lebih dari 25 orang serta Pengunjung berkebutuhan khusus harus melakukan reservasi sebelumnya. Terdapat juga pemandu yang bisa memandu anda menikmasti wisata sejarah KAA dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Perancis, tapi untuk yang satu ini anda juga harus melakukan reservasi. 

Berikut Waktu Buka Musium KAA
Selasa – Kamis                          : 09.00 – 17.00
Jumat                                       : 14.00 – 18.00
Sabtu – Minggu                       : 09.00-17.00
Senin dan Hari libur nasional    : Tutup

Untuk Jalur angkutan umum anda bisa mencari angkot atau bis kota dengan tujuan alun-alun bandung, dari alun-alun hanya perlu berjalan sekitar 100 meter. Atau mencari angkutan umum yang melewati perempatan braga-naripan, dari sana anda juga hanya perlu berjalan sekitar 100 meter menuju museum ini.
 
My favorite vice president : M. Hatta
Mr. Nehru

At the Great Hall
Gong Perdamaian Asia Afrika



0 comments

leave yout comment here :)