Review Buku Animal Farm - Membaca Perangai Manusia Melalui Kisah Pemberontakan Binatang

 

Animal Farm - ©Wanderbook_

Blurb

Buku ini berkisah tentang hewan-hewan di pertenakan Manor yang melakukan pemberontakan karena menanggap Pak Manor, manusia pemilik dan pengelola peternakan ini berlaku tidak adil dan semena-mena pada hewan-hewan di peternakan. Hewan-hewan disini merasa diperalat, diambil tenaganya, susunya, telur dan dagingnya, tapi yang menikmati hanya manusia, apa yang mereka dapatkan (makanan dan kenyamanan) tak sebanding dengan apa yang mereka berikan. Bagi mereka manusia adalah mahluk yang sadis, tercela dan tidak layak untuk dijadikan teman. 

Hewan-hewan di peternakan ini pada akhirnya berhasil menyingkirkan Pak Manor dibawah komando Snowball dan Napoleon, dua babi yang banyak memberikan pemikiran terkait revolusi atau pembaharuan di Peternakan. Setelah berdiskusi, semua hewan sepakat membuat semacam dasar 'peternakan', dimana isinya diantaranya adalah: dilarang mabuk-mabukan, semua hewan setara dan dilarang berteman dengan manusia. 

Snowball mengambil peran pemimpin diawal buku, hingga akhirnya terjadi konflik antara Snowball dan Napoleon terkait ide pembangunan Kincir Angin di peternakan. Konflik ini nantinya akan berdampak panjang, kita diajak melihat juga bagaimana kondisi peternakan dibawah pimpinan Napoleon. 

Membaca Orwell Pertama Kali

Animal Farm adalah buku George Orwell pertama yang saya baca. Meskipun sering kali mendengar tentang buku ini dari teman-teman gerakan ketika di kampus dulu, saya sama sekali tidak tertarik untuk membaca buku ini. Sampai akhirnya kemarin Sofa Literasi memilih buku ini sebagai buku yang di#BacaBarengan di bulan April. 

Impresi membaca buku Orwell buat saya cukup menyenangkan. Mungkin karena saya sama sekali tidak mencari tahu tentang background dibalik buku ini jadinya ketika membaca ya seperti membaca fabel biasa, walaupun ketika selesai membaca buku ini saya googling siapa sih tokoh-tokoh yang digambarkan hewan-hewan di buku ini. 

Ini juga pertama kalinya saya membaca buku bertema satire politik. Genre yang sama sekali asing buat saya. Sebagai buku yang pertama kali terbit tahun 1945, rasanya luar biasa sekali karena membaca buku ini masih saja relevan dengan kondisi saat ini. Meskipun tidak berkaitan dengan background buku ini. Saya sendiri lebih banyak mengaitkan dengan kondisi di Indonesia. Baik di Uni Soviet maupun disini, baik itu 1945 ataupun 2022, kita akan selalui menemui manusia seperti Snowball & Napoleon yang merasa kedudukannya lebih 'tinggi' karena lebih pandai dari orang-orang/ras lainnya, kita juga akan menemui tokoh Boxer yang selalu percaya apa kata pemerintah dan berakhir mengenaskan ditangan orang yang ia percaya, pun kita akan menemui orang-orang seperti Squealer, seorang juru bicara handal yang menjadi penyambung lidah orang-orang diatas sana dengan orang-orang dibawah. 

Lelah setelah membaca

Walaupun menyenangkan karena seperti membaca fabel, tetap saja membaca buku ini membuat saya merasa lelah :'), lelah karena overthinking jadinya. 

Diskusi Buku Animal Farm - Sofa Literasi April 2022

Ada satu pertanyaan menarik yang dibahas di diskusi buku Sofa Literasi kemarin. "Apa jadinya Animal Farm jika Snowball tetap memimpin? Apakah akan seperti Napoleon? Apakah akan lebih baik?".

Ini pertanyaan yang sangat menarik buat saya, buat semua orang juga saya rasa, karena buat saya pribadi pertanyaan ini adalah pertanyaan yang selalu ada dibenak semua orang merasa salah memilih, salah mengambil keputusan, salah menyimpan kepercayaan. Tapi saya setuju juga dengan beberapa pernyataan di diskusi kemarin yang bilang kalau belum tentu Snowball lebih baik dari Napoleon. Ia toh pada dasarnya merasa kalau rasnya (babi) adalah yang paling superior diantara semua binatang. 

Bacalah setidaknya sekali seumur hidup

Saya memberikan bintang 5 dari 5 untuk buku ini. Buku yang tipis tapi memberikan dampak yang luar biasa pada pembacanya. Layak terpilih menjadi satu dari 100 buku yang wajib dibaca sebelum kita mati. Jika teman-teman tak terlalu suka membaca isu politik pun, membaca buku ini tetap membuat kita memahami watak-watak manusia yang diwakili binatang-binatang di Animal Farm

Buku ini bisa dibaca di Gramedia Digital, saya membaca di GD. Selain di GD, ada juga versi eBook Bahasa Indonesianya di Rakata. Jika ingin membaca buku fisiknya, ada cukup banyak penerbit yang mengalih bahasakan buku ini. Ada penerbit Gramedia, Mizan, Kakatua dan ShiraMedia. 

Versi Bahasa Inggris buku ini bisa dibaca gratis loh karena sudah jadi public domain! Silakan berselancar di Internet untuk mencari versi ebook legal gratisnya ya!


0 comments

leave yout comment here :)