[Review Asri] It Happened One Summer karya Tessa Bailey

Malam ini saya harus menamatkan menulis review Buku terakhir yang saya baca :') Karena sudah lama sekali saya tidak menulis review buku di blog, sampai gemes sendiri Juli Agustus ini saking hecticnya ngaruh ke ritme membaca dan menulis. 

Beberapa pembaca ada yang tipenya semakin stress semakin ingin membaca untuk mengalihkan diri dari keadaan. Nah kebetulan saya tipe sebaliknya, kalau stress atau banyak kerjaan malah gak bisa baca karena pikirannya gak tenang. Sebetulnya ada trik supaya bisa tetap baca di kondisi yang stressful: berhenti baca nonfiksi terlebih dahulu. Setidaknya ini berhasil beberapa kali buat saya. Biasanya saya malah mengalihkan diri baca romance atau general fiction yang ringan dan bisa satu atau dua kali duduk habis. 

Kemarin saya melakukan itu. Saya membaca buku yang cukup ramai dibicarakan di sosial media; sepertinya sama hypenya dengan Book Lover, The Love Hypothesis dan The Spanish Love Deception. Setidaknya fotonya nongol dimana-mana hehe, ketiga buku diatas sudah saya baca dan saya suka ketiganya, terutama yang kedua hihi ngefans sama Adam soalnya. 

Nah, buku yang saya baca adalah It Happens One Summer karya Tessa Bailey. 

Blurb

Tokoh utama dalam buku ini adalah Piper, seorang influencer dengan jutaan pengikut di Instagram. Ia sejak kecil tinggal di L.A, circlenya adalah orang-orang ternama di dunia hiburan, Ibunya menikah dengan seorang penulis naskah terkenal di L.A ketika ia kecil, sejak itu ia terbiasa hidup dalam kemakmuran, gak pernah tau rasanya susah sama sekali. 

Satu hari, ia melakukan kesalahan fatal yang membuat ayah tirinya hampir kehilangan kontrak penting dengan partner kerjanya. Sang ayah, Daniel, akhirnya memberikan misi pada Piper agar ia bisa hidup dengan lebih mawas diri dan paham susahnya cari uang, ia dikirim ke desa kota ayah kandungnya, Westport, tempat ia pernah tinggal ketika kecil. 

Disana ia bertemu seorang nelayan lokal, Brendan yang sejak awal nampak tak suka dengan kehadiran tiba-tiba Piper di Westport dan mengambil alih tempat No Name, bar peninggalan ayah Piper yang sebenarnya masih seringkali dikunjungi oleh orang-orang lokal. 

Piper yang awalnya ingin cepat-cepat cabut dari Westport dan kembali ke L.A, malah dekat dengan orang-orang di Wesport, ia berkenalan dengan seorang kakek yang manis, Abe, juga menjalin hubungan dengan neneknya; ibu dari mendiang Ayahnya, Opal. Ia dan Hannah, adiknya juga punya misi untuk membangun kembali No Name, dan puncaknya tentu saja hubungan antara Piper dan Brendan yang awalnya semacam kucing dan anjing malah jadi semakin dekat dan saling tertarik satu sama lain. 

Hubungan Piper dan Brendan

Jujur saja hubungan Piper dan Brendan ini menarik sekali buat saya. Ketika Piper bertemu Brendan, Brendan mengenakan cincin kawin di jarinya, ternyata istri Brendan sudah berpulang 7 tahun lamanya dan Brendan masih setia mengenakan cincin di jarinya sebagai caranya untuk menepati janji sehidup semati. Brendan adalah tipe lelaki yang setia, maskulin, rigid dan konsisten dengan apa yang ia lakukan.

Di sisi lain, Piper mengakui pada Brendan kalau hubungan paling lama yang ia punya adalah 3 minggu. Hidupnya penuh dengan banyak drama, ia tak yakin siapa yang benar-benar temannya di LA. 

Mereka berdua bertemu disaat yang unik, namun yang saya suka dari novel ini adalah perkembangan hubungan mereka berdua yang gak ujug-ujug ada spark di awal, well tentu ada spark dari sisi Brendan ketika melihat Piper, karena Piper di gambarkan cantik, seksi dan amat modis. Namun itu tidak terlalu menonjol. 

Keterbukaan satu sama lain, lalu cara Brendan membangun kepercayaan Piper sebelum mengajak kencan pertama kali, rasanya sweet sekali. Bahkan buat saya, laki-laki yang bisa melakukan handy-work seperti Brendan tuh super cool sih! Disaat sekarang kita hidup di jaman yang serba mudah dan instan (walalupun gak selamanya berlaku; terutama kalau gak ada uang hehe), ada pasangan yang gesturenya act of service tuh yaa bikin melting hehe. 

Masalah yang mereka hadapi juga gak yang cuma sekali lalu selesai, ada rangkaian kejadian yang membuat keduanya sama-sama meragukan hubungan mereka, namun tetap mau berusaha untuk melakukan yang terbaik agar bisa tetap bersama, itu seru sih hehe. Dan mungkin itu juga yang membuat buku ini agak lumayan tebal dibanding buku-buku contemporary romance lain yang pernah saya baca. 

Dan jujur, Brendan ini agak too good to be true ya hehe, too perfect, tapi ya saya sih gak masalah hehe. 

Sisterhood!

Nah, buku ini mengingatkan saya pada Book Lovernya Emily Henry. Bedanya di Book Lover, Nora dan Libby, adiknya, tidak saling terbuka satu sama lain, yang menurut saya amat wajar juga terjadi di antar siblings. Di buku ini sebaliknya, Piper dan Hannah ini kompak sekali dan sister bondingnya kuat sekali, mereka berdua membuat saya ingat hubungan persaudaraan di buku To All The Boys I've love Before (gara-gara ini saya nonton lagi filmnya), yang ceriwis ceria dan sering ngapa-ngapain barengan walaupun karakter dan kepribadiannya amat berbeda. 


Hannah sangat supportive pada Piper, mungkin karena ada faktor merasa memiliki satu sama lain, mengingat mereka berdua sama-sama anak tiri Daniel, dan Piper akan datang ke tempat ayah mereka berdua dulu hidup.

Sosial Media! Again!

Buku ini punya highlight yang seru, efek sosial media yang gak sehat untuk Piper, hidup sebagai seseorang dengan jutaan pengikut, ia jadi amat memperhatikan apa kata followersnya, juga seringkali mengecek jumlah likes. Hannah juara banget ngingetin Piper kalau dia perlu hati-hati sama medsos.

Piper juga cerita tentang insekuritinya sebagai seorang influencer ke Brendan, ia seperti mencari validasi ketika bercerita sekaligus bertanya tentang kehidupannya sebagai seorang yang suka pesta dan foto-foto untuk di post di medsos. 

Part Brendan akhirnya bikin Instagram demi lihat foto-foto Piper juga seru banget, lucu dan bikin melt ketika kejadian dia post foto untuk pertama kalinya.

Review Asri:

Saya personally suka sekali novel ini karena bisa menarik saya dari reading slump saya. Novel ini panjang banget, tebel banget pasti bukunya (saya baca dari ebook), tapi setiap naik turun drama dan penyelesaiannya menurut saya pas dan berlebihan dan gak bikin boring. 

4/5 bintang untuk buku ini! gak sabar mau baca buku seri keduanya untuk lihat kisah cinta Hannah!

0 comments

leave yout comment here :)