Journal Asri
  • Home
  • About Me


Enam bulan sudah saya tinggal di sebuah Kabupaten indah bernama Banggai. Enam bulan juga pipi saya bertambah tembem, berat badan bertambah beberapa kilogram, kulit makin hitam legam terbakar matahari, ah sudah, tak ada habisnya memikirkan bagaimana perubahan fisik yang terjadi disini. 

Beberapa hari lalu saya dan teman-teman kedatangan site visitor dari Jakarta. Kak Lisa namanya, kak Lisa juga pendamping kami selama enam bulan ini meski hanya lewat whatsapp atau line. Ia datang untung membantu kami merefleksikan apa yang telah kami lakukan di Banggai selama enam bulan.

Enam bulan. 

Pertengahan waktu penempatan, yang katanya akan berjalan sangat cepat. Waktu amat sangat menipu bukan ? Kebanyakan dari kami masih belum melakukan apa-apa di penempatan. Masih dilema dengan tugas sebagai pelari terakhir di kabupaten yang berarti menggadai waktu di Desa, mengurangi waktu dengan anak-anak, sibuk berurusan dengan birokrasi yang pendekatannya tentu berbeda dengan pendekatan pembelajaran. 

Saya salah satunya.

Saya merasa waktu berlalu tanpa ada banyak hal yang saya lakukan. Ada perasaan geram kepada diri sendiri karena bergerak begitu lambat. Karena tak bisa total melakukan hal yang memang ingin saya lakukan.

Disitulah Kak Lisa hadir. 

Ia membantu kami menjalankan suatu hal yang amat sering kami lakukan di pelatihan namun amat jarang di penempatan. "Refleksi". wait, saya harus ralat, bisa jadi banyak teman saya melakukan refleksi mandiri. Tidak seperti saya yang refleksinya harus difasilitasi. 

Nyatanya, meskipun belum merasa 100% (which is good, karena merasa puas berarti merasa tak perlu lagi belajar dan bergerak), telah ada yang saya dan teman-teman lakukan di desa masing-masing dan di Kabupaten. Kak Lisa juga membantu kami menyusun strategi untuk enam bulan yang tersisa di kabupaten.

Dulu, ada seorang senior yang berkata kepada saya, Indonesia Mengajar adalah sekolah kepemimpinan tanpa guru dan ujian tertulis. Sekarang setelah menjadi seorang pengajar muda terpampanglah dengan jelas sekolah tersebut didepan mata. 

Ada begitu banyak hal yang bisa dipelajari. Bisa dari anak-anak di desa, penggerak dan relawan di kecamatan dan kabupaten, keluarga hostfam juga teman-teman sepenempatan. Yang pasti enam bulan kedepan perjuangan waktunya berjuang dengan penuh tenaga untuk diri sendiri, untuk tim dan pastinya untuk Banggai yang lebih membanggakan.

Cheers,
Bu Asri.

Enam bulan lalu, ketika tahu akan ditempatkan di desa tanpa sinyal dan listrik, saya sibuk bertanya-tanya dalam hati. Kira-kira hiburan apa yang akan kudapatkan di desa, apa yang harus kulakukan agar aku sekalu merasa senang di desa. 

Jawaban itu kutemukan setelah tinggal langsung bersama mereka.

"Anak-anak"

Anak-anakku, adalah anak-anak yang selalu sibuk ingin bermain denganku setiap waktu (hal yang sulit kuberikan karena sering bolak-balik ke kabupaten dan kecamatan mengurus forum keberlanjutan Kabupaten Banggai). Tiap aku datang ke Sekolah, anak-anak sibuk menyerbu memintaku masuk mengajar di kelas mereka. Aku sering kali masuk ketika memang tak ada guru di kelas mereka, ada kalanya ketika belum ada satu gurupun hadir, aku minta mereka berkumpul di satu kelas hanya untuk senam, menari atau mendongeng. 

Mereka tak pernah komplain, tak pernah sibuk bertanya walaupun waktuku bersama mereka semakin lama semakin berkurang.

Sekali waktu, datang kabar duka dari Cimahi, eyangku meninggal dunia. Fatima, salah seorang muridku menuliskan sebuah surat ketika aku datang ke sekolah keesokan harinya. Ketika kubaca surat tersebut, aku tersentuh sekali, di desa ini baru aku merasakan bagimana menjadi seorang gur yang gerak gerik sikap dan perkataanku begitu diperhatikan.


Kiddooss, terimakasih telah menemani hari-hari ibu enam bulan kebelakang, mari bermain lebih sering, belajar lebih banyak di enam bulan kedepan :)




FUNVENTUREEEE !
Tahukah kamu apa perbedaan paling mendasar ketika mengajar dan tinggal di desa dengan mengajar dan tinggal di kota ?

Ketika mengajar di Cimahi lalu, kota kecil yang sebenarnya ga kota-kota amat hehe, saya selalu meluangkan satu hari dalam beberapa waktu mengajar anak-anak belajar di luar sekolah. Dulu saya punya series Funventure, biasanya saya mengajak anak-anak keluar ke sawah atau jalan-jalan di perumahan sekitar sekolah. Antusiasme anak-anak setiap keluar huaahhh besar sekali. Biasanya saya kabarkan sehari sebelum funventure, daaan, keesokan harinya anak-anak membawa bekal yang cukup banyak. 

Nah, sekarang, ketika saya tinggal dan mengajar di desa, desa yang letaknya di atas bukit, diapit banyak gunung, dengan letak geografis yang cukup jauh dari desa lainnya dan pusat kecamatan, desa dimana sinyal telefon tidak mudah ditemukan, apalagi sinyal internet!, desa dimana listrik hanya menyala selepas magrib hingga jam sepuluh malam. Hiburan bagi warga desa terutama anak-anak tentunya adalah petualangan mereka di desa. Petualangan mereka di kuala mantul dan petualangan mereka di hutan-hutan yang tak jauh dari tempat keluarga mereka berladang.


Beberapa waktu lalu, saya mengajar anak-anak mengunjungi Air terjun Paka, well, lebih tepatnya saya mengajak, tapi anak-anak yang menunjukkan jalan. Beberapa anak baru pertama kali juga datang ke air terjun ini. Jadi saya ditemani oleh Bu Un, teman guru di desa dan beberapa remaja SMP yang membuka jalan, karena treknya sulit sekali dilewati.

Perjalannya tentu seru sekali. Amat sangat berbeda dengan funventure yang pernah saya lakukan sebelumnya. Saya melihat anak-anak berusaha membunuh ular yang melintas di sungai, saya melewati jalanan hutan yang kalau saya masih mengajar di tempat mengajar dulu, saya tidak akan berani mengajak anak-anak saya kesana. 


Namun skill survival anak-anak saya di desa juga luar biasa, saya merasa aman sepanjang perjalanan. Hampir seluruh anak mampu melindungi dirinya sendiri, saya juga memang hanya mengajak anak-anak laki-laki kelas 4 keatas, masih belum merasa aman mengajar yang kecil-kecil.

Sampai disana, anak-anak langsung berenang mandi di air terjun. Saya ? cuma foto-foto kelakuan ajaib mereka sambil makan cocolatos di bebatuan. (Saya harus bisa berenang di banggaiiiii !!!!). 

Hari itu ajaib sekali deh. Funventure paling menantang yang pernah saya lakukan bersama anak-anak,

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Nih buat jajan

POPULAR POSTS

  • Review Asri - Buku Seribu Wajah Ayah karya Nurun Ala
  • Review Asri: Buku Confession karya Minato Kanae
  • Reading Recap September 2021
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • We're Expecting!
  • Juni yang Tidak Terlalu Bersahabat
  • [Review Asri] Failure - Greatmind
  • Review Asri - The Power of Language Karya Shin Do Hyun & Yoon Na Ru
  • Senin Pagi

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Kamu pengunjung ke

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (7)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (53)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (13)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (15)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ▼  2017 (21)
    • ►  Desember 2017 (1)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ▼  Mei 2017 (3)
      • Enam Bulan
      • Hiburan di Desa
      • Funventure di Ampera
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (32)
    • ►  Desember 2014 (9)
    • ►  November 2014 (7)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (3)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (69)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (4)
    • ►  Januari 2013 (11)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes