Journal Asri
Difoto Pak Nyoman
Saya selalu merasa senang tiap mampir atau main atau menginap di desa penempatan Bu Iin di Masama. Selain pemandangan perjalanan yang sangat indah, keluarga hostfam yang sangat menyenangkan, Bu In juga dianugerahi anak-anak yang selalu ramah menerima orang baru.

Sabtu, 16 September 2017 lalu Pengajar Muda Kab. Banggai dan beberapa penggerak pendidikan di Kabupaten Banggai datang ke Desa Tompotika Makmur untuk mengadakan Kegiatan Belajar dan Bermain. 

Kegiatan ini mengadopsi kegiatan yang kami lakukan ketika berada di Camp Pelatihan Indonesia Mengajar lalu. Kami membagi diri kedalam enam pos, mulai dari pos budaya lokal, pos keliling nusantara, pos bermain angka, pos merangkai kata, pos eksperimen hingga pos Badan Sehat Badan Kuat. 

Saya dan anak-anak TU

KBB merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka IM Minsule atau IM pamit (dalam bahasa Saluan). Mengingat waktu kepulangan kami tinggal menunggu minggu (10 Minggu lagi tepatnya) sekaligus ajang safari ke desa sambil melakukan kegiatan yang harapannya bisa diadopsi kembali oleh penggerak yang ikut kegiatan kami.

Bu Indah di Laboratorium dadakan
Anak-anak di Pos Bermain Angka
Pak Timor dan Pak Nyoman memimpin senam
Buat saya pribadi, kegiatan ini menyenangkan sekali dilakukan karena kita bisa mengenalkan metode pembelajaran yang kreatif bagi guru sekaligus ajang untuk kenalan sama anak-anak di sekolah teman-teman lain yang biasanya hanya kita dengar lewat cerita. 

Oh iya, di Rumah Bu In, kami juga merecoki lemari Pak Nyoman dan Bu Made, teman-teman sibuk memilih baju bali yang ingin mereka kenakan di hari KBB, hasilnya mantapss sih, seperti halnya orang bali yang selalu terlihat berkarisma ketika mengenakan pakaian adatnya, merekapun demikian. :P 

Pak Hari pakai baju bali

Masih ada 7 Sekolah penempatan yang akan kami datangi. Kalau kamu kebetulan tinggal di Luwuk atau Kab. Banggai dan sekitarnya, tertarik untuk bergabung. Hubungi saya atau teman-teman Pengajar Muda Banggai ya. Email me at asrisudarmiyanti@gmail.com. :)


“Be the change that you wish to see in the world.” - Mahatma Ghandi.

Ketika saya memutuskan untuk menjadi Pengajar Muda, tak pernah terpikirkan walau sekali bahwa saya akan bertemu dengan para penggerak luar biasa yang selalu membuat saya bertanya-tanya tentang apa yang sudah saya lakukan untuk tempat tinggal saya. 

Sembilan bulan menjadi saksi, saksi bahwa selalu ada agen-agen perubahan di setiap tempat. Ada yang bekerja rapi dalam sepi, ada yang bekerja sendiri, ada yang bekerja karena menginginkan perubahan, ada yang bekerja karena mendapatkan kepuasan dari apa yang mereka lakukan. Semua punya cara masing-masing dalam usahanya menjadi agen perubahan. Di Banggai, saya menemui kasus luar biasa.

Di tempat indah ini, penggerak pendidikan dan literasi mampu bekerja bersamaan, saling membantu dan menopang setiap kegiatan, saling bertemu dan bertukar sapa, saling bahu membahu dalam kebaikan. Mereka semua tak sibuk melulu dengan komunitasnya, setidaknya itulah yang saya lihat dalam Camp Penggerak Banggai 2017 yang diselenggarakan Jum'at, 8 September 2017 hingga Minggu 10 September 2017 di Nambo Sayambongin lalu.



Ajang Belajar Bersama

Tiga hari dua malam bersama kami, Pengajar Muda angkatan 13 Kabupaten Banggai bersama dengan 4 komunitas pendidikan di Kab. Banggai, Relawan OKE, Penyala Banggai, Babasal Mombasa dan Komunitas Peduli Pendidikan Pagimana (KP3) belajar bersama tentang beragam ilmu yang kami rasa perlu dipelajari untuk membangun sebuah komunitas yang sehat. 

Sebagai orang-orang yang pernah merasakan langsung betapa serunya suasana camp sebelum penempatan lalu, kami memiliki misi agar penggerak-penggerak luar biasa di Banggai juga merasakan setidaknya beberapa keseruan seperti yang kami dapatkan.

Stakeholder Mapping dan komunikasi stakeholder, disampaikan melalui simulasi langsung agar suasana tak membosankan. Sebagai kumpulan anak-anak (baik PM maupun penggerak di Banggai) yang penuh gimmick dan drama, penyampaian materi seperti ini menjadi amat sangat menyenangkan. Memetakan power dan interest seorang yang berpengaruh dalam sebuah komunitas maupun program bisa menjadi sangat menyenangkan.


Pun demikian dengan beragam materi lainnya. Teknik fasilitasi, coaching dan feedback, Theory of change dan penggunaan Appreciative Inquiry dalam penyusunan program, belajar bagaimana menulis untuk menggerakkan orang lain, menganalisis sampai ditahap mana dinamika komunitas masing-masing dan bagaimana cara penyelesaiannya, memahami kebutuhan dan cara belajar anak-anak, subjek yang sangat dekat dengan para penggerak pendidikan, hingga memahami bagaimana pentingnya membuat rencana tindak lanjut, semuanya dikemas special untuk para penggerak luar biasa ini.




Mengapa mereka luar biasa ?

Penggerak Banggai merupakan kumpulan serdadu-serdadu cinta kebaikan yang amat beragam profesinya, usianya, hobinya hingga tempat tinggalnya. Ada seorang ketua LPM di Universitas tertua di Luwuk, ada seorang mantan Dekan yang hingga kini masih aktif menjadi dosen, beberapa guru, karyawan swasta, perawat, bidan, wirausahawan hingga mahasiswa. Ada yang datang dekat dari Nambo, dari Luwuk, dari Pagimana hingga dari Ampana. Ada yang tak masalah berlama-lama di ruangan tertutup, ada yang sebenarnya menahan diri mengikuti kelas padahal hatinya selalu mencari tenda. Mereka semuanya tetap setia mengikuti sesi demi sesi yang berlangsung selama 3 hari ini. Dan betapapun lebih seniornya mereka, lebih berpengalamannya mereka, tak penah sedikitpun ada pandangan mencela atau mempertanyakan kredibilitas 8 orang yang masih hijau ini, semuanya menyimak dengan seksama, bahkan selalu sibuk mencatat tak ingin ada yang ketinggalan. Semuanya haus akan ilmu pengetahuan.



Malam Apresiasi

Camp penggerak kemarin juga menjadi ajang bagi kami dan para alumni pengajar muda untuk memberikan apresiasi bagi para penggerak di Kabupaten Banggai. Malam itu dibuat begitu khidmat, para penggerak membaca dan mendengar kata-kata yang harapannya mampu memberikan semangat baru bagi mereka untuk terus turun tangan.

Saya selalu tak sanggup menahan airmata pada suasana haru, begitupun malam itu. Tak cukup rasanya kata menyampaikan betapa 9 bulan ini saya merasa takjub dengan apa yang mereka lakukan untuk Banggai, juga betapa berharganya persahabatan kami dengan para penggerak, bagi saya pribadi, mereka adalah keluarga saya di Banggai.

Sulit rasanya membayangkan hari-hari yang menyenangkan di Banggai tanpa mereka.



Harapan kedepan

Waktu yang tersisa bagi kami untuk mengabdi mungkin tak banyak lagi, tinggal 10 Minggu tersisa dan dijamin tak akan terasa. Waktu selalu menipu. Terutama jika kesibukan dan kebahagiaan terlibat didalamnya. Namun bagi para penggerak di Banggai, hari-hari kedepan selalu tersedia untuk mereka, hari-hari dimana Banggai bisa menjadi Banggai dengan pendidikan yang merata bagi anak-anaknya, Banggai dengan kecintaan membaca, Banggai yang semakin membanggakan. 

Adapun bagi kami, usai tugas dibanggai adalah PR untuk meniru apa yang dilakukan penggerak di tanah Babasal, yakni bergerak dimanapun kami berada. Bermekaran dimanapun kami berada.

Terimakasih atas inspirasi tiada henti duhai teman-teman. Berkat kalian saya percaya, alone we can do so little, together we can do so much ! Mari kerja barengan. #torangtekkerjasendiri.

PS : Foto lain terkait Camp Penggerak Banggai 2017 Bisa dilihat (klik) disini.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • Review Asri: Pengantin-pengantin Loki Tua karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Buku Angsa dan Kelelawar karya Keigo Higashino
  • Main ke Toko Buku Pelagia Bandung
  • Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim Ho-yeon
  • Review Asri: Manabeshima Island Japan karya Florent Chavouet

Arsip Blog

  • ►  2025 (17)
    • ►  Mei 2025 (4)
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ▼  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ▼  September 2017 (2)
      • Tanahku Indonesia, Kupegang Erat-erat
      • Camp Penggerak Banggai 2017, torang tek kerja sandiri
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes