Journal Asri
  • Home
  • About Me
Usai KKN, saya dan teman-teman sepakat kami harus menutup perjalanan dengan suatu pengalaman yang sulit dilupakan. karena seperti halnya kelompok-kelompok lain, usai KKN kami akan kembali sibuk dengan rutinitas masing masing. So, we need to find an amazing place and the choice goes to. . . Mount Dempo in Pagar Alam, South Sumatera.

Kebetulan rumah bang Helen di pagar alam, jadi kami punya tempat numpang sebelum mendaki dan sepulang mendaki nanti. Kami berangkat naik mobil dani. Tujuh orang dalam satu mobil berdesak-desakan dengan banyak barang dan tumpukan carrier bang Helen dan pak din-korcam kami berangkat naik motor.

Kami berangkat hari kamis tanggal 1 Mei 2014, tanpa istirahat usai KKN. Pulang dari tempat KKN tengah malam, tidur, bangun pagi langsung packing dan siang berangkat ke pagar alam. Jam 7 malam kami sampai di rumah bang Helen. langsung packing ulang barang-barang kami dengan bantuan Randy. yang sebelumnya sudah punya pengalaman mendaki dempo.
Team Dempo
Paginya kami berangkat ke dempo. satu setengah jam jam dari tempat bang Helen ke tugu rimau. dari situ kami mulai mendaki. sebenarnya saya sangat semangat mendaki Dempo, karena pernah mendaki kaba sebelumnya jadi bekal pengalaman mendaki kemarin saya rasa cukup untuk mendaki Dempo. Ternyata. Dempo was totally different with Kaba. Tracknya terus mendaki dan aduhai. jarak dari shelter ke shelter sangatlah jauh.
Dempo was tough

Belum setengah jam kami berjalan, Debi K.O. Dia hampir pingsan dan hilang keseimbangan. kami istirahat terlebih dahulu, minum dan makan beberapa suplemen. hampir tiga puluh menit juga kami berhenti. selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke pos 1.
The Fog

Mulai keatas kabut berdatangan dan hujanpun turun. kami memakai jas hujan tipis dan terus melanjutkan perjalanan. usai shelter 2, perjalanan benar-benar sulit. ada track yang hampir 90 derajat dan harus naik menggunakan tali, melempar badan ke teman agar tak jatuh ke bawah. setidaknya ada 4 track yang mengharuskan kami menggunakan tali untuk naik ke atas. sampai di Top Dempo, 3165 mdpl kami masih harus terus berjalan. jalannya lurus, tapi berlumpur dan sangat dalam. setelah perjalanan panjang itu kami masih harus turun melewati sungai untuk sampai ke camp. alhasil saya menghabiskan 7 jam penuh untuk sampai ke tempat kemah.

Usai makan saya dan semua teman tak sanggup lagi keluar dari tenda. It's freaking cool out there.
kami baru bangun di pagi hari dan melanjutkan perjalanan ke puncak merapi dempo. sampai disana, Sugoi . It was amazing guys. Sampai sana kami melaksanakan upacara bendera. dan suasana begitu khidmat. Mungkin karena perjalanan yang begitu sulit, pemandangan begitu terasa wow, sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Kami menghabiskan waktu satu jam untuk menikmati anugerah tuhan. tak lupa berfoto tentunya. :)

Perjalanan turun ternyata lebih sulit dari yang saya kira. Saya memang punya kesulitan saat turun, mendaki lebih mudah untuk saya, jadi kebanyakan saya merangkak-rangkak untuk turun dan menghabiskan waktu 8 jam. kami turun dan hri sudah sangat gelap. hanya ada sedikit cahaya dari senter. Tapi Alhamdulillah kami bisa turun dengan selamat.






 




 



 
Apa arti KKN bagi kalian yang sudah merasakannya ? well bagi saya bisa berarti banyak. Ini alasan kenapa saya kembali menghilang dari blogger. Walaupun masih selalu sempat update status facebook dan upload beberapa foto tiap mampir kebengkulu, saya selalu tak sempat menulis untuk blog. Bagaimana dengan KKN saya ? It’s tottaly fun there guys. Awalnya saya sendiri agak ngeri waktu mau KKN, karena walaupun saya mengikuti progam sisipan yang katanya tak terlalu jauh dari kota, ternyata tempatnya lumayan jauh. Di Kabupaten Seluma, Kecamatan Sukaraja. Extremenya lagi saya ditempatkan didesa paling ujung. Desa Sumber Makmur namanya.

 
Team KKN minus bang Helen

 
Walaupun begitu saya bersyukur ditempatkan dengan teman-teman yang memang asyik. Sembilan orang, dua perempuan sisanya laki-laki. Partner sekamar saya adalah Debi, dia dari fakultas pertanian. Sisanya ada Bang Rios, Bang Helen, Bang Meyer, Bang Hengki, Danni, Obet dan Lukas. Dari fak. Hukum, pertanian, teknik dan FKIP. Dari 8 kelompok KKN lainnya yang juga ditempatkan di Sukaraja, saya merasa bersyukur bisa satu kelmpok dengan mereka. Beberapa kasus yang membuat geram memang sering terjadi di sekre, tapi toh pada akhirnya itu yang membuat kita jadi mengenal kepribadian satu sama lain.
Makanan Khas di Tempat KKN

Serunya lagi warga di desa kami adalah warga yang ramah, sangat ramah malah. Ibu-ibu yang rajin membantu tiap kami ada acara masak-masak. Ibu kades yang sangat-sangat baik. Dan pemuda-pemuda yang begitu akrab dengan mawa KKN yang laki-laki, biasanya tiap malam selalu ada saja yang menginap di sekretariat kami di balai desa. Karena mereka main kartu sampai tengah malam.
Saya & Anak-anak di Desa Sumber Makmur

Beberapa kali saya dan teman-teman membuat acara sendiri, bakar ayam, bakar ikan, bakar jagung. Kegaitan yang belum tentu bisa dilakukan oelh teman-teman disekre lain J Saya sendiri bingung awalnya kenapa kami begitu kompak. Mungkin karena tempat kami paling jauh, jadi semuanya saling mengerti satu sama lain. Semuanya memang punya jatah pulang tiap minggu, tapi sekre kami tak pernah sekalipun kosong. Selalu ada kami bergantian. Dan biasanya dalam seminggu ada hari dimana kami full team. Complete semuanya ada.

Tiap malam, selain suara para pemuda dan teman-teman main kartu, selalu ada yang bernyanyi sambil bermain gitar. Itu adalah salah satu hal yang saya rindukan. Jujur kadang itu seperti nina bobo bagi saya, ketika sudah dikamar dan lelah. Di cimahi saya bisa minta bayu yang bermain gitar dan bernyanyi kalau saya mau, tapi di bengkulu tak ada.

Selesai KKN dengan penuh cerita, dua bulan berlalu. Ketika pamit kepada seluruh warga, banyak sekali warga yang menangis, seperti tak rela kami pergi. Padahal selma-bengkulu hanya beberapa puluh menit jaraknya naik motor. Saya sendiri sedih karena harus berpisah dengan teman-teman yang sudah saya anggap keluarga sendiri. Beberapa dari kami menitikkan air mata saat berpamitan dengan ibu pak kades, kami panggil nenek. Ia menangis mengejar kami ketika akan berpamitan pulang :’( what an emotional day.
Anak-anak nyanyi lagu ciptaan bang rios dilokakarya Akhir

KKn menyimpan cerita sendiri bagi saya. Dari sini saya tahu bagaimana hidup susah air J. Yang jelas it’s tottaly different with 2 months in thai. Hehe dua bulan di thailand juga tough. Tapi ini lebih keras lagi karena saya harus belajar masak, susah air, no internet connection, even no signal sometimes. Thousand times lebih tough deh J tapi hikmah yang bisa diambil dari KKN selama dua bulan kemarin.
Perpisahan bareng warga
 
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Nih buat jajan

POPULAR POSTS

  • Review Asri - Buku Seribu Wajah Ayah karya Nurun Ala
  • Review Asri: Buku Confession karya Minato Kanae
  • Reading Recap September 2021
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • We're Expecting!
  • Juni yang Tidak Terlalu Bersahabat
  • [Review Asri] Failure - Greatmind
  • Review Asri - The Power of Language Karya Shin Do Hyun & Yoon Na Ru
  • Senin Pagi

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Kamu pengunjung ke

Cari Blog Ini

Arsip Blog

  • ►  2023 (7)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (53)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (13)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (15)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (21)
    • ►  Desember 2017 (1)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ▼  2014 (32)
    • ►  Desember 2014 (9)
    • ►  November 2014 (7)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (3)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ▼  Mei 2014 (2)
      • Dempo, I'm in love
      • the KKN Story
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (69)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (4)
    • ►  Januari 2013 (11)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes