Kemarin sebelum pamit pulang, salah satu orang tua siswa memberikan hadiah untuk saya, dan hadiah kali ini amat berbeda dengan hadiah sebagai guru yang pernah saya terima sebelumnya; kerudung, mukena, sepatu, tas dan sebagainya. Kali ini saya mendapatkan dua buah buku, lengkap dengan surat dari murid saya, Hansa. Hansa dan bundanya sering mampir di blog ini, jadi mungkin tahu kalau saya senang sekali membaca. :)
Dua buku ini adalah buku yang covernya seliweran di timeline instagram tapi belum pernah saya baca. Buku pertama JODOH, karya Fadh Pahdepie, dan HUJAN karya Tere Liye. Keduanya adalah penulis yang saya ikuti di Facebook. Keduanya mungkin adalah buku yang akan membuat saya baper hehe.
Saya sedang menyelesaikan membaca versi pdf Me Before You karya Moyes jadi saya belum menyentuh kedua buku tersebut sampai pagi tadi, usai menamatkan Me Before You yang sudah saya baca selama beberapa hari (sambil mencuri waktu menunggu rendering film), saya memilih membaca Hujan terlebih dahulu.
Sepertinya dari dulu saya mudah sekali terhipnotis dengan buku, termasuk buku Tere Liye yang satu ini. Karya Tere Liye memang banyak sekali, beliau salah satu penulis paling produktif di Indonesia dan karyanya yang saya baca tak pernah mengecewakan. Termasuk buku ini.
Mudah sekali terbawa perasaan ketika membaca buku Tere Liye, saya tiba-tiba dibawa menjelajahi bumi di masa depan. Merasakan kengerian akan ledakan besar gunung berapi, juga amat sangat terbawa dengan kisah Lail dan Esok, mereka manis sekali. Belum lagi persahabatan Lail dan Maryam, juga kisah mereka ketika menjadi volunteer, pahitnya penghianatan takdir terhadap Lail, juga cara Esok menyayangi Lail dan tidak terbingkai dalam kata namun bisa kita rasakan dari setiap tingkah lakunya.
Anyway, saya tidak akan memberikan spoiler buku ini disini, yang pasti ceritanya seru sekali. Saya bisa menyelesaikan membaca buku ini dalam waktu kurang dari 6 jam, sambil malas-malasan di kasur, melepas lelah sehabis diforsir untuk perkejaan hari sebelumnya. Saya juga langsung memberikan rate 4/5 di aplikasi goodreads milik saya.
Membaca buku ini membuat saya teringat Allan, beberapa bulan lalu saya menemani Allan membeli buku ini di gramedia, dia salah satu sahabat saya yang amat tergila-gila dengan kisah-kisah karangan Tere Liye, Ah kisah Lail dan Maryam juga mengingatkan saya pada Renti, saya rindu sekali kisah-kisah konyol ketika kuliah dulu, bedanya kami berdua tidak melakukan aksi heroik seperti Maryam dan Lail.
---
Dulu ketika saya kuliah, apernah seorang teman berkata, hadiah termanis yang diberikan seseorang bukanlah bunga dan coklat, tapi buku. Buku yang ketika dibaca membuat si penerima hadiah senyum senyum sendiri karena merasa genre buku dan cerita buku tersebut amat ia sukai. Memberi buku bukan sekedar membeli asal, mengambil sembarang buku di rak best seller atau new comers, memberi buku berarti memahami karakter si penerima, mengenal dengan baik orang tersebut. Saya merasa beruntung mendapatkan buku ini :) Terima kasih Hansa !! bu Asri suka sekali hadiahnya ! ah dan tak lupa suratnya yang juga sangat manis :) terima kasih yaaa.
Book is the sweetest present ! |
Dua buku ini adalah buku yang covernya seliweran di timeline instagram tapi belum pernah saya baca. Buku pertama JODOH, karya Fadh Pahdepie, dan HUJAN karya Tere Liye. Keduanya adalah penulis yang saya ikuti di Facebook. Keduanya mungkin adalah buku yang akan membuat saya baper hehe.
Saya sedang menyelesaikan membaca versi pdf Me Before You karya Moyes jadi saya belum menyentuh kedua buku tersebut sampai pagi tadi, usai menamatkan Me Before You yang sudah saya baca selama beberapa hari (sambil mencuri waktu menunggu rendering film), saya memilih membaca Hujan terlebih dahulu.
Kisah Lail dan Esok |
Mudah sekali terbawa perasaan ketika membaca buku Tere Liye, saya tiba-tiba dibawa menjelajahi bumi di masa depan. Merasakan kengerian akan ledakan besar gunung berapi, juga amat sangat terbawa dengan kisah Lail dan Esok, mereka manis sekali. Belum lagi persahabatan Lail dan Maryam, juga kisah mereka ketika menjadi volunteer, pahitnya penghianatan takdir terhadap Lail, juga cara Esok menyayangi Lail dan tidak terbingkai dalam kata namun bisa kita rasakan dari setiap tingkah lakunya.
Anyway, saya tidak akan memberikan spoiler buku ini disini, yang pasti ceritanya seru sekali. Saya bisa menyelesaikan membaca buku ini dalam waktu kurang dari 6 jam, sambil malas-malasan di kasur, melepas lelah sehabis diforsir untuk perkejaan hari sebelumnya. Saya juga langsung memberikan rate 4/5 di aplikasi goodreads milik saya.
Membaca buku ini membuat saya teringat Allan, beberapa bulan lalu saya menemani Allan membeli buku ini di gramedia, dia salah satu sahabat saya yang amat tergila-gila dengan kisah-kisah karangan Tere Liye, Ah kisah Lail dan Maryam juga mengingatkan saya pada Renti, saya rindu sekali kisah-kisah konyol ketika kuliah dulu, bedanya kami berdua tidak melakukan aksi heroik seperti Maryam dan Lail.
---
Dulu ketika saya kuliah, apernah seorang teman berkata, hadiah termanis yang diberikan seseorang bukanlah bunga dan coklat, tapi buku. Buku yang ketika dibaca membuat si penerima hadiah senyum senyum sendiri karena merasa genre buku dan cerita buku tersebut amat ia sukai. Memberi buku bukan sekedar membeli asal, mengambil sembarang buku di rak best seller atau new comers, memberi buku berarti memahami karakter si penerima, mengenal dengan baik orang tersebut. Saya merasa beruntung mendapatkan buku ini :) Terima kasih Hansa !! bu Asri suka sekali hadiahnya ! ah dan tak lupa suratnya yang juga sangat manis :) terima kasih yaaa.