Journal Asri
Halo Sabtu ! Brrr, Bandung dingin sekali pagimampBagaimana cuaca di tempatmu ? 

Oh iya, hari ini tanggal 23 Juli ! Hari yang cukup istimewa di Indonesia, hari ini adalah hari anak nasional. Tadi pBlog..saya sempat lihat tema perayaan hari anak tahun ini adalah Stop Kekerasan Pada Anak. Isu ini memang sedang santer banget yaa, saya sendiri merasa sedih karena masih banyak sekali kasus kekerasan anak yang terjadi, namun dengan naiknya kasus-kasus ini ke media, semoga orang-orang menjadi semakin aware dengan isu ini.

Nah, kemarin saya janji di Instagram akan membuat rekomendasi buku yang seru untuk anak. Menulis tema ini amat sangat membingungkan hehe, sebagai guru SD kelas bawah, saya melihat keberagaman pilihan buku yang dibaca anak, tiap anak genre buku yang dia suka berbeda, ada yang suka buku ensiklopedia, ada yang cuma mau baca buku-buku tentang mobil dan peralatan perang, ada yang senang membaca buku cerita ada juga yang hanya mau baca komik atau memilih buku bacaan berdasarkan gambar dan ilustrasinya.

Hari ini saya ingin merekomendasikan buku-buku yang ceritanya cukup panjang, beberapa anak-anak SD kelas bawah mungkin sanggup membaca buku-buku ini karena beberapa murid saya mampu menceritakan kembali isi bukunya walaupun masih terbata-bata, beberapa anak lainnya, (yang ogah pegang buku tebel tanpa gambar) tetap anteng waktu saya mendongeng berdasarkan cerita dalam buku ini. 

1. Harry Potter Series - J.K. Rowling


Sebagai penggemar berat seri karangan J.K. Rowling ini saya amat sangat merekomendasikan buku ini sebagai buku bacaan anak, terutama buku pertama dan kedua, The Philosopher Stones dan The Chamber of Secret. Walaupun filmnya keren sekali, tapi sensasi yang didapatkan dari membaca buku benar-benar berbeda. 

Saya pernah membaca beberapa novel yang menceritakan sang ibu mendongeng kisah Harry Potter sebelum anak tidur setiap hari, jadi petualangan Harry dan teman-temannya di Hogwarts memang bisa menjadi petualangan panjang karena dibacakan tiap sebelum tidur. 

Ketika mengajar kelas 2 tahun ajaran lalu, saya mendongeng kisah Harry dikelas dan anak-anak masih mengingat ceritanya sampai sekarang. Salah satu anak bahkan bercerita bahwa hal yang menyenangkan di kelas 2 lalu adalah mendengar cerita Harry Potter dari bu Asri :D hehe, padahal saya ga jago dongeng, tapi cerita Harry Potter memang cerita yang sangat seru untuk anak-anak.

2. Lima Sekawan - Enid Blyton
Lima Sekawan

Seri ini memang seri lawas sekali, buku lima sekawan ini pertama kali diterbitkan tahun 1942 (jaman perang dulu!) Indonesia bahkan belum merdeka, kisah ini bercerita tentang petualangan Julian, Dick, George, Anne dan Timmy. Seri pertama dari petualangan ini berjudul Five on a Treasure Island - Lima Sekawan di Pulau Harta. Ada 21 seri petualangan lengkap Lima Sekawan. Menurut saya buku ini merupakan salah satu buku abadi sepanjang masa yang wajib dibaca anak-anak hehe, bukunya seru sekali untuk dibaca anak-anak yang suka teka-teki dan cerita detektif anak.

3. Alice in Wonderland - Lewis Carrol
Alice's Adventure in Wonderland
Alice's Adventures in Wonderland, buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1865 oleh Lewis Carrol dan menjadi salah satu cerita sepanjang masa yang film adaptasinya terus diadaptasi hingga sekarang. Buku yang saya miliki di rumah diterbitkan oleh penerbit narasi dan satu bundel dengan cerita Alice through the Looking Glass yang filmnya sebentar lagi rilis. 

Oh iya, tahukah kawan fakta unik dari buku ini ? Penulisnya sebenarnya bernama Charles Lutwidge Dodgson, selain menulis petualangan Alice, beliau adalah seorang matematikawan, ahli matematika yang juga seorang inventor jenius, dia membuat prototype awal permainan kata yang kita kenal sampai sekarang, scrabble, selain ahli matematika, penulis genius dan penemu dia juga dikenal sebagai fotografer yang terkenal dimasanya. 

Ah sampai lupa membahas sedikit tentang bukunya, buku ini tentunya bercerita tentang petualangan Alice di Negeri Ajaib, namun selain ceritanya yang seru, buku ini juga berisi puisi-puisi anak, puisi ini tentunya akan lebih indah dibaca versi bahasa aslinya :) Dicoba yuuk, sambil belajar bahasa bareng anak.

4. The BFG - Roald Dahl
The BFG

Sebenarnya bukan hanya The BFG, buku-buku Mr. Dahl lainnya pun layak dibaca oleh anak-anak, Roald Dahl dikenal sebagai pengarang favorit anak-anak sedunia, saya salah satunya :D hehe, selain The BFG buku Roald Dahl lain yang tak kalah seru adalah Matilda :) Ayoooo, mau baca yang mana dulu ?

Naah, itu tadi 4 buku anak-anak yang menarik untuk dibaca oleh anak, oh iya sebenarnya masih banyak buku cerita anak lainnya yang keren dan menarik untuk dibaca, termasuk yang ditulis oleh penulis Indonesia, diantaranya adalah serial anak-anak mamak karya Tere Liya juga dongeng-dongeng sebelum tidur karya Clara Ng. 

Nanti kita bahas bersama dilain posting okay ! Untuk hari ini 4 buku diatas dulu rekomendasinya :D, kalau kalian bagaimana ? Apa buku anak yang kalian rekomendasikan nih ?


Tulisan ini dibuat untuk blog.ruangguru.com, mampir yaaa lihat tulisan menarik lainnya. 

“So, I guess we are who we are for alot of reasons. And maybe we'll never know most of them. But even if we don't have the power to choose where we come from, we can still choose where we go from there. We can still do things. And we can try to feel okay about them.” 

The Perks of being a Wallflower adalah salah satu buku favorit saya. Saya tidak punya copy bukunya, saya membacanya pertama kali lewat ebook, saya bahkan tidak mencari tahu apakah ada versi bahasa Indonesia untuk buku ini, namun saya suka versi asli dari novel ini. 

Buku ini bercerita tentang Charlie dan pengalamannya selama SMA, mungkin ini adalah satu-satunya buku berlatar kehidupan SMA yang saya suka, selepas SMA saya berhenti membaca teenlit dan mulai berganti genre buku, saya lebih memilih buku fantasi, petualangan dan science fiction. 

Charlie merupakan seorang introvert yang hobi membaca dan menulis, buku ini ditulis dengan format diary (atau surat) yang ditulis oleh Charlie. Ia memiliki pengalaman buruk ketika SMP dulu, seorang teman dekatnya meninggal karena bunuh diri, karenanya ia mengalami trauma dan orang-orang semakin menganggapnya aneh. 

Ternyata kehidupan SMA yang menurutnya akan menyebalkan mulai berubah menjadi seru setelah ia bertemu dengan seorang senior yang dipanggil nothing di kelas prakarya. Patrick namanya, Patrick yang terlihat cuek dan bahagia-bahagia saja dengan hidupnya ternyata menyimpan rahasia yang pada akhirnya diketahui oleh Charlie. Charlie, walaupun mengetahui Patrick menyimpan rahasia, tetap diam dan menerima. Karena itu Patrick menyebut Charlie sebagai Wallflower. 

Selain Charlie dan Patrick, ada tokoh Sam yang membuat Charlie berpikir tentang makna cinta. Sam, yang bagi Charlie sangat cantik ternyata tidak terlalu beruntung untuk urusan cinta. Pernah suatu waktu Sam bertanya kepada Charlie "Why do I and everyone I love pick people who treat us like we're nothing?" jawaban Charlie adalah "We accept the love we think we deserve". Quotes favorit kedua saya setelah quotes pertama diatas :)

Buku ini penuh dengan kata-kata keren yang rasanya pas sekali untuk di buat quote :) tapi lebih dari sekedar mengutip untuk dibagi lewat social media, buku ini mengajarkan saya tentang arti penerimaan, pesahabatan dan how to deal with yourself. 

Sebuah buku yang tidak rugi jika dibaca, kalau kamu tidak terlalu suka baca buku ada juga film adaptasinya dan pemerannya keren sekali :) Logan Lerman dan Emma Watson. Versi filmnya juga menyuguhkan lagu-lagu keren yang bisa kamu dengarkan sepanjang film. Keren deh.

Sampai jumpa di review buku selanjutnya !



Sore tadi saya dan Bayu pergi ke Kineruku. Sepertinya saya memang tak jago urusan mengingat tempat secara spesifik. Walaupun sudah pernah sekali kesana, masih saja tetap nyasar di dalam komplek Secapa AD. Setelah bertanya kepada seorang satpam yang sedang nyapu didepan rumah gedong bertingkat, akhirnya kami sampai disana. 

Seperti ketika pertama kali datang kesana, tempat ini selalu asyik, dan hari ini saya menemukan buku kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono yang sangat saya suka, Perahu Kertas. Saya pertama kali membaca buku ini di perpustakaan Universitas, saya masih ingat sekali, ketika meminjam buku ini saya langsung pergi ke pantai untuk membaca puisi-puisi SDD sendirian. Rasanya Waah sekali. 


Saya tidak akan bercerita banyak tentang kineruku, kemarin saya sudah bercerita panjang lebar tentang tempat ini, yang seru dari perjalanan hari ini adalah kisah dari seorang penambal ban bernama Pak Dindin. 

Keluar dari kineruku ternyata ban motor kami bocor, jadilah kami berdua sibuk mencari tempat tambal ban, ketika bertanya pada penjaga restoran makanan jepang, mereka bilang tambal ban sekitar hegarmanah sudah tutup, jadi kami harus berjalan ke bawah. Mereka juga mengingatkan kami untuk turun dari motor, kalau dipaksa bisa tambah berbahaya. Saya sudah pasrah akan berjalan kebawah, tapi ternyata persis didepan tempat tambal ban yang hanya berjarak dua rumah dari restoran tadi, bapak penambal ban baru keluar dari tempat kerjanya, membawa peralatan kerja dan bersiap kerumah, saya bertanya apakah masih bisa menambal ban dan bapak ini terlihat amat sangat ingin pulang namun memilih membantu kami terlebih dahulu.

Karena tempat tambal ban si bapak masih dibenahi selepas libur lebaran kemarin, ternyata lampunya belum menyala, jadi saya membantu mengarahkan senter dari handphone untuk membantu bapak bekerja, bapak bekerja dengan gesit dan sambil bekerja, bapak bercerita banyak hal kepada kami.

Pak Dindin, lahir dan besar di Hegarmanah si Bapak bercerita tentang masa kecilnya yang ia habiskan bermain bersama anak-anak Jenderal yang tinggal di rumah dinas SECAPA AD, mereka bermain membawa senjata asli, senjata yang besar-besar, pistol, bapak juga pernah melihat granat di rumah Jenderal-Jenderal ini.

Dulu, Pak Dindin juga sempat bekerja sebagai supir angkot, ia bekerja sampai bisa membeli 6 angkot dan disewakan kepada supir lain, namun semakin lama Kota Bandung semakin padat dan Pak Dindin memilih menjual satu persatu angkotnya, ia lalu meneruskan pekerjaan ayahnya menjadi penambal ban di jalan Hegarmanah. 

Selain bercerita panjang tentang masa-masa hidupnya di jalan ketika menjadi supir angkot, pak Dindin juga bercerita tentang kondisi di Hegarmanah saat ini, "Dulu disini rumahnya peninggalan Belanda semua teh, sekarang tinggal satu itu" kata Pak Dindin sambil menunjuk rumah diseberang tempat kami, "Rumahnya mau dijual, harganya 50 M" kata Pak Dindin lagi. Saya langsung kaget mendengar harga rumah semahal itu.

Saya sadar harga rumah di sekitar Hegarmanah pasti sangat mahal, tempatnya strategis dan tidak banyak dilewati mobil karena bukan jalan raya, tapi tidak mengira harganya bisa sampai semahal itu. Ternyata bukan hanya harga rumah di Hegarmanah yang meroket sangat tinggi, perumahan di gang-gang kecil seperti rumah tempat Pak Dindin pun banyak diincar para developer, sekarang tinggal 10 rumah saja yang masih dimiliki warga lokal. Sisanya sudah dijual, harganya bisa sampai 9 juta per meternya mahal sekali bukan ? Banyak warga akhirnya tergiur dan menjual rumah mereka. Lahan-lahan inilah yang akhirnya dibangun apartemen dan bangunan tinggi lainnya di Bandung. Rumah di daerah Hegarmanah pun kebanyakan dimiliki oleh orang-orang chinesse, percaya atau tidak, sepanjang perjalanan saya di daerah ini hampir seluruh rumahnya dijaga satpam dan beberapa terlihat kosong, kemungkinan hanya ditinggali pemiliknya ketika liburan, bahkan ada salah satu satpam yang ketika kami sedang berjalan, ia sedang sholat didepan teras rumah yang ia jaga. 

Mendengar cerita Pak Dindin membuat saya berpikir tentang Bandung yang sudah sangat berbeda sekarang. Saya pertama kali datang ke Cimahi ketika kecil, usia berapa saya lupa. Tapi pengalaman hidup saya di Cimahi dan sekitarnya dimulai ketika saya kelas 1 SMP, 12 tahun yang lalu, dulu Bandung belum seramai ini. Cimahi pun belum semacet sekarang. 

4 tahun saya pergi kuliah di Bengkulu, ketika kembali banyak sekali perubahan yang terjadi di Bandung, makin banyak bangunan tinggi, apartemen dimana-mana, semakin banyak mobil, macet dan masalah perkotaan lainnya. Bandung sedang berkembang dan perkembangannya seperti tidak bisa berhenti, terus menerus kadang tanpa memperhatikan kanan dan kiri pembangunan, yang penting jadi, properti apapun yang dijual sepertinya akan laku di Kota ini. 

Saya senang Bandung terus berkembang, namun saya juga rindu Bandung yang teduh dan minim macet, saya rindu Bandung tanpa bangunan menjulang tinggi, rindu Bandung tanpa mobil sebanyak sekarang. 

Semoga perkembangan kota ini terus mengarah ke arah perkembangan yang sustainable, perkembangan yang juga memperhatikan masalah-masalah lingkungan di Kota ini.

Mungkin saya hanya bertemu dan bicara dengan Pak Dindin selama 40 menit, namun 40 menit itu membuat saya belajar banyak hal. Terima Kasih Pak Dindin !!

*Sayang sekali saya lupa minta foto kenang-kenangan dengan Pak Dindin :) Tapi seperti biasa, cerita-cerita seperti ini justru sangat berkesan karena saking serunya mendengarkan saya sampai lupa dengan gadget.

The Fault in Our Stars - John Green
Adakah dari kalian yang menyukai warna biru ? Saya sendiri bukan penggemar warna ini, tapi bukan berarti saya tidak suka melihat warna ini, laut berwarna biru merupakan salah satu pemandangan terbaik, dimanapun saya melihat laut yang birunya membaur dengan awan dan langit, hati rasanya damai sekali. Meskipun begitu warna favorit saya adalah merah.

Salah seorang sahabat saya adalah pengagum warna biru dan hari ini, Sabtu yang sebenarnya tidak kelabu namun karena hingga tengah hari saya masih asyik leyeh leyeh belum mandi saya mencoba mencari model-model berwarna biru didalam rumah, ternyata barang-barang saya cukup banyak yang berwarna biru, saya pun melirik rak buku dan buku-buku lain yang bertebaran acak dilantai atas, ternyata koleksi buku berwarna kalem ini fotogenic sekali.

Blue Blue Blue with 2 blue postcards by Keri Smith

Sayapun mencari beberapa fakta warna biru di Internet, turn out warna ini memang mampu membuat tubuh kita mengeluarkan rasa tenang, calming. Saking kalemnya, sebuah riset menunjukkan bahwa anak-anak yang sakit lebih memilih untuk ditangani oleh perawat atau orang-orang yang menggunakan pakaian berwarna biru.

Ada fakta unik tentang warna biru loh, kalian tau jejaring sosial dengan pengguna paling banyak di Dunia ? Yap, Facebook menggunakan logo berwarna biru namun bukan karena pertimbangan psikologi (walaupun biru ternyata memang identik dengan perusahaan teknologi dan healthcare), ternyata Mark Zuckerberg memilih warna biru karena biru adalah warna terkaya dimata Mark, Mark ternyata buta warna merah dan hijau.





My forever favorite book (series) ever : Harry Potter
Fakta lain tentang biru yang saya suka adalah fakta dari beragam negara tentang makna warna ini, berikut diantaranya :

Iran : di Iran, biru, biru kehijauan dan hijau adalah warna yang melambangkan surga.
India : Mungkin beberapa dari kalian sering melihat gambar Krisna dengan tubuh berwarna biru.
Mexico : Biru merupakan lambang berduka
Aztec : Suku Aztec percaya bahwa biru adalah lambang warna untuk pengorbanan
Yunani : Biru dianggap bisa melindungi diri dari "the evil eye", karenanya mereka yang percaya mitos ini melindungi diri dengan menggunakan kalung atau gelang berwarna biru.

Saya tak mengira ada negara yang menjadikan biru sebagai lambang berduka, pantaslah sebuah quotes muncul ketika saya mencari fakta tentang warna ini di mesin pencari, bunyinya 

Blue is known as a sad colour, but when I see the ocean, all my sorrow is washed away
Saya sendiri selalu mengasosiakan biru dengan laut dan langit. Melihatnya selalu membuat perasaan kita menjadi sangat damai. 

Most of them are fiction

Oh iya fakta dan mitos tentang warna biru saya ambil dari sini yaa, silahkan baca juga fakta lain tentang warna biru :)
Mr. Peabody's Apples
Hai ! Malam ini saya ingin bercerita tentang sebuah buku anak yang ditulis oleh Madonna, (hmm, iya Madonna yang penyanyi ituu :D). Buku ini berjudul Mr. Peabody's Apples. Sebenarnya Madonna menulis seri buku anak-anak, jadi buku ini bukan satu-satunya buku anak yang ia tulis.

By the way, saya tidak sengaja membeli buku ini, seperti biasa saya hanya iseng jalan-jalan di Dewi Sartika kemudian lupa diri mencoba membeli buku-buku (yang menurut saya) bagus. Saya membeli buku ini dihari kedua lebaran ! Iya, orang lain mungkin masih berputar-putar silaturahmi, tapi saya malah asyik belanja buku ditemani Indah, sepupu saya.

Buku ini bercerita tentang Mr. Peabody, seorang guru yang pelatih baseball di Happville, sebuah kota kecil dimana segala berita bisa dengan cepat merambat diketahui seluruh orang. Suatu ketika Tommy, salah seorang murid Mr. Peabody melihat Mr. Peabody mengambil apel tanpa membayar, di hari latihan berikutnya Tommy kembali memperhatikan Mr. Peabody mengambil apel-apel tanpa membayar kepada sang penjual.

Pekan berikutnya, tak ada satu anak pun yang datang ke lapangan, hanya ada Billi kecil duduk bersedih, Mr. Peabody bertanya apa yang membuat Billy sedih, ia pun menceritakan apa yang dilihat Tommy sejak pekan lalu.

Apa yang akan dilakukan Mr. Peabody setelah mengetahui cerita yang disampaikan Billy ?

Hmm, kalian sebaiknya membaca sendiri :) cerita Mr. Peabody ini seru sekali loh, banyak pelajaran yang bisa diambil anak ketika membaca atau mendengarkan cerita Mr. Peabody, yang paling utama adalah nilai tentang menjaga ucapan. Selain cerita yang bagus, buku ini disertai ilustrasi menarik yang sangat bagus, sangat membantu jika teman-teman ingin membacakan cerita ini sebelum tidur bagi anak-anak dirumah.



Di Kota Happville

Mr Peabody and Billy Little


Beberapa bulan lalu, saya bertemu salah seorang teman dari Bengkulu yang sedang jalan-jalan di pulau Jawa :), dia menghubungi saya untuk berkeliling Kota Bandung setelah sebelumnya menghabiskan waktu di Yogyakarta. Siami namanya, kami sering bertemu dalam beberapa kegiatan di kampus dulu. Dia merupakan salah satu pegiat literasi di Universitas Bengkulu, lebih freak urusan membaca dibanding saya, kalau saya sering disebut bookworm nah Ami, mungkin masuk kategory Bookdragon, satu kongsi dengan sahabat saya Prof Ela, mereka bersahabat dekat. 

Sampai di Bandung, Ami mengajak saya pergi ke Kineruku, sebuah kafe buku di daerah Hegarmanah. Saya sudah lama mengikuti akun Kineruku di Instagram, dari dulu juga sebenarnya ingin sekali pergi ke tempat ini, jadilah kami bertanya kepada orang-oranga yang kami temui di jalan rute angkot apa yang harus kami naiki untuk sampai kesana. 

Ternyata tempatnya berada di daerah komplek perumahan yang tidak dilewati angkot, jadi kami harus berjalan cukup jauh kedalamnya, mungkin sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi waktu itu hujan sangat deras dan kami tidak menemukan tempat berteduh sehingga terus berjalan ke Kineruku.

Akhirnya kami sampai disana sekitar jam 6, ketika masuk, waaah saya merasa sedang berada di surga kecil hehe (saya menyimpan surga besarnya nanti, ketika saya mengunjungi perpustakaan di Orchid road yang legendaris itu), tapi asliiiiii, kineruku keren sekali untuk tempat hangout bagi saya atau kamu yang suka sekali membaca buku dan suasana intim ketika berkumpul dengan teman-teman. 

Baca, Baca
Di Kineruku, kita bisa memesan makanan ringan dan minuman hangat atau dingin dan ngobrol pelan-pelan di teras belakang. Kami sempat ditegur karena mengobrol terlalu keras, hehe. Kami sampai lupa waktu dan baru keluar ketika tempat akan segera tutup.

Kalau kamu ingin mengunjungi tempat ini, kamu bisa mencari info lebih lanjut lewat akun Instagram @kineruku atau mencari lokasi via GPS, selain membaca gratis di tempat, bisa sambil ngopi atau ngeteh, kita juga bisa menjadi anggota dan membaca buku atau CD musik ke rumah, biaya keanggotaannya beragam, ada yang 45.000 dan 90.000, selain itu kita juga bisa membeli buku-buku indie yang memang tidak dijual di toko buku besar seperti Gramedia. Ada juga acara bedah buku dan acara menarik lainnya yang rutin diselenggarakan disini. Seru deh, sayang saya belum sempat main lagi ke sini karena tempatnya lumayan jauh dari Cimahi.

Jadi para pecinta buku, kapan mau main ke Kineruku ? :)


Little Heaven

Little Prince dan Matilda
Halaman Pertama Little Prince


Little Bee - Chris Cleave
“We must see all scars as beauty. Okay? This will be our secret. Because take it from me, a scar does not form on the dying. A scar means, 'I survived'.”  

Saya pertama kali membaca review buku ini dari 20 buku yang direkomendasikan TIME untuk dibaca, saya lupa kategorinya entah tentang perempuan atau tentang keberagaman, namun saya ingat sekali judul dan cover buku ini. Beberapa waktu lalu saya membeli buku ini di Gramedia, buku ini versi terjemahannya kok :) di Indonesia buku ini diterbitkan oleh penerbit GagasMedia.

Saya akan jujur : Saya belum selesai membaca buku ini, saya selalu membaca buku ini didalam ransel saya dan mencoba membacanya di perjalanan berangkat dan perjalanan pulang kerja. Saya tidak akan menuliskan review buku ini nantinya, namun saya rasa jika buku ini sampai direkomendasikan oleh situs semacam TIME, buku ini layak dibaca disela-sela perjalanan bekerja saya.

Belakangan ini beberapa orang selalu menyarankan saya untuk mulai mencoba menggunakan motor untuk bekerja, supaya saya lebih mobile dan ongkos lebih irit. Namun berat sekali bagi saya untuk mulai mencicil beli motor, bukan karena biaya, T.T dengan pekerjaan saya sekarang mungkin saya bisa mengambil cicilan motor tanpa harus merepotkan ibu, namun saya nyaman sekali naik angkot untuk mobilitas bekerja, walaupun jaraknya lumayan jauh, saya hanya perlu naik angkot sekali pergi dan sekali pulang, ongkosnya pun hanya 6.000 PP, plus saya bisa tetap berjalan kaki sehingga saya tetap bisa berolah raga tiap kerja dan yang paling menyenangkan, saya bisa baca buku di angkot, saya bisa mengamati ibu-ibu yang berbelanja di pinggiran pasar Antri tiap pagi, saya bisa mendengarkan musik sambil memikirkan rencana belajar yang menyenangkan bagi anak-anak dikelas, saya juga membantu menyelamatkan bumi karena mengurangi polusi udara dengan menggunakan angkutan umum.

Intinya, saya sangat nyaman menjadi pelanggan supir angkot dan angkutan umum lainnya.

Jadi saya akan tetap naik angkot, sampai suatu hari, kebutuhan untuk berkendara dengan motor lebih banyak manfaatnya, maka saya akan berganti, namun jika tidak, saya rasa saya akan tetap jadi angkoters :D


Dimas adalah bungsu dikeluarga kami, jarak usia Dimas dengan saya amat sangat jauh, 16 tahun. Dulu tiap kali memposting foto saya dengan Dimas ketika bayi, saya selalu disangka ibu muda yang belum tamat SMA tapi sudah punya anak, sekarang pun tiap kali kami jalan-jalan berdua atau bertiga bersama Bayu, saya selalu disangka sebagai Ibu, namun terkadang orang-orang yang memperhatikan tingkah kami bisa langsung menebak kalau Dimas adalah adik saya. Setua apapun saya (eh, bulan depan saya 23!) saya selalu hobi bertengkar dengan adik-adik saya.

Dua hari lalu saya mengajak Dimas main ke gramedia, jalan-jalan paska lebaran sambil belanja buku, sebenarnya saya sudah menahan diri dari rumah untuk tidak membeli buku lagi, karena banyak sekali buku yang belum saya baca di rumah, namun saya tidak tahan ketika membaca beberapa lembar buku Babad Tanah Jawi, yang memang sudah sejak lama ingin saya baca. Akhirnya, dengan perasaan bersalah namun senang, guilty pleasure orang menyebutnya, saya membeli buku ini. Harganya sedang di diskon 55 ribu saja karena kondisinya memang sudah tidak terlalu bagus luarnya.

Sampai rumah saya membaca bab-bab pertama, tentang Asal Muasal Tanah Jawa, Prabu Watu-Gunung dari Negeri Giling Wesi dan Siyung Wanara, baru 24 dari 780an lembar isi buku ini. Saya tak pernah bisa membaca kilat buku-buku nonfiksi, padahal kalau membaca buku fiksi, setebal apapun biasanya tidak akan berhenti sampai saya membaca endingnya T.T. Saya pasti ketiduran ketika membaca buku-buku genre ini.

Sore tadi saya bercerita tentang Siyung Wanara kepada Dimas, ia mendengarkan sambil bermain lego, semakin lama, ia semakin tertarik dan 100% menyimak apa yang saya sampaikan, sayangnya saya banyak sekali lupa nama-nama penting dalam cerita Siyung Wanara, sampai saya selesai bercerita, Dimas mengambil buku Babad Tanah Jawi yang ingin saya lanjutkan baca, dia bertanya halaman berapa cerita tentang Siung Wanara dan membaca sendiri ceritanya.

Awalnya saya kira ia hanya ingin melihat nama-nama yang saya lupakan, namun ternyata ia membaca betul cerita tersebut, ketika sampai di bagian Siyung Wanara harus dibuang ke sungai, ia berkomentar, "Seru geuning mba, tapi sedih juga, kasian bayinya dibuang".

Wah.

Dimas betul-betul membaca, saya sampai kaget dibuatnya, baru sampai lembaran ketiga, ia menyimpan buku dan buru-buru lari ke masjid untuk sholat berjamaah, sampai rumah ia lanjutkan lagi membaca cerita tentang Siyung Wanara. Tentu ada beberapa kata yang tidak ia mengerti, ia bertanya dan saya mencoba menjelaskan arti kata tersebut.

Sebetulnya Dimas tidak terlalu suka membaca, namun ia selalu semangat membaca cerita dari dongeng yang saya ceritakan, begitu juga cerita nabi, kisah 1001 malam, ia membaca buku-buku kisah tersebut setelah ia tertarik mendengarkan dongengnya.

---

Melihat Dimas mampu memahami sepenggal cerita dari buku Babad Tanah Jawi membuat perasaan saya sedikit campur aduk, bangga karena adik saya yang amat lucu dan menyebalkan ini baru masuk kelas 2 minggu depan namun tidak malas membaca buku hanya karena melihat tebalnya isi buku, juga malu karena saya dulu boro-boro baca buku seperti ini, memegang buku pun ogah.




Halo ! Selamat lebaran teman - teman. Beberapa hari ini saya tidak membuka PC, tidak menulis dan sedikit membaca, sebagian waktu libur lebaran saya habiskan untuk menonton drama korea secara maraton, sesuatu yang sudah saya nantikan sebelum libur panjang sekolah. 

Lebaran kali ini saya tidak pergi kemana-mana, bahkan untuk sekedar main dengan teman-teman atau kerabat pun malas sekali rasanya. Hari pertama lebaran seperti biasa digunakan untuk halal bi halal di rumah eyang saya, seharian penuh kami menerima tamu, siangnya tradisi utama dikeluarga kami adalah tiduuurr ! (yap tidur siang), entah mengapa tiap siang lebaran kami semua selalu tertidur ditempat manapun yang nyaman untuk ditiduri, tapi kebanyakan cucu eyang tertidur di kursi atau sofa dari ruang depan hingga belakang. 

Hari kedua lebaran saya malah pergi ke dewi sartika (lagi!) saya pergi bersama sepupu saya yang sepertinya sedang suntuk berdiam diri di rumah, huaaah baru kali itu saya naik motor di Bandung tanpa macet ! kami mencari kafe buku dan toko buku yang buka di hari raya kedua, tapi semuanya tutup sehingga saya malah mengajak pergi ke Dewi Sartika.

Hari ketiga saya seharian di rumah, melanjutkan drama korea yang sedang saya tonton. 

Hari keempat kembali bertemu keluarga besar eyang sebelum akhirnya berpisah kembali ke rutinitas di hari senin. 

Sekarang hari kelima, rasanya rugi sekali kalau tidak menulis atau membaca, sebentar lagi masuk kerja dan masih banyak target liburan yang belum tercapai, kebanyakan target menulis dan membaca. 

Oh iya, teman-teman blogger, saya minta maaf dari hati yang terdalam jika pernah terucap dan tertulis kata-kata yang tidak menyenangkan dan juga candaan yang berlebihan yaa, selamat lebaran !
Bagir
Ini adalah salah satu posting terlambat hehe, saya pernah memberikan tugas anak-anak untuk mendongeng menggunakan panggung boneka. Sebenarnya seluruh pertunjukan anak-anak saya rekam dalam bentuk video, namun hingga hari ini belum sempat di edit dan di unggah ke youtube, jadi saya akan share foto-foto mereka ketika mendalang didepan kelas. Mereka keren sekali loh, hehe tugas membuat panggungnya saya jadikan tugas akhir pekan, jadi mereka bisa memikirkan properti dan cerita bersama orang tua :)

Hansa
Rio
Rafif
Nur
Abin
Faris



Belakangan ini ada sebuah kasus yang sedang sangat ramai diperbincangkan di dunia maya dan ribut diberitakan di media mainstream Indonesia : Kasus seorang anak yang melaporkan gurunya karena dicubit hingga membekas. 

Awalnya saya tidak mau banyak berkomentar, atau bahkan sharing berita, jujur saya tidak terlalu mengikuti berita ini, mengapa si anak dicubit, mengapa si guru mencubit dan saya tidak berusaha mencari tahu dimana sekolah si anak. Hingga belakangan teman-teman saya yang juga lulus dari jurusan pendidikan membagi tulisan memaki si anak, menyebutkan ia lemah karena dicubit sedikit lapor polisi, membagikan gambar perilaku buruk si anak dan sebagainya, intinya ia kesal dengan perbuatan si anak dan membenarkan perbuatan sang guru mencubit muridnya demi apa yang ia anggap sebagai pendidikan karakter.

Ada banyak kasus serupa yang sebenarnya terjadi beberapa tahun belakangan, menjadi guru membuat saya menyadari beratnya godaan untuk tidak (setidaknya) mencubit anak-anak ketika mereka sedang bertingkah dan mood saya tidak terlalu baik, tapi setahun saya mengajar di SD, setahun pula saya berhasil menahan diri untuk tidak melakukan hukuman fisik apapun terhadap anak-anak. 

Dicubit itu sakit, jadi saya tidak akan mencubit anak-anak saya dikelas, apalagi memukul dan menampar.

Saya ingat benar pengalaman saya mendapat hukuman fisik ketika SMP, dua orang guru saya hobi sekali melakukan hukuman fisik untuk membuat kami jera. Yes we were wrong, saya dan beberapa teman tidak mengerjakan tugas yang diberikan, guru biologi saya waktu itu mencubit sesuai dengan jumlah soal yang tidak saya kerjakan. Cubitannya tidak berbekas, namun tetap saja sakit. Yang kedua guru seni rupa saya yang membuat saya mengangis didepan kelas karena mengancam akan memukul saya dengan tongkat (yang sudah ia pegang dan todong didepan wajah saya). Itu untuk pertama kalinya saya menangis didepan teman-teman yang lain. Hari itu tidak pernah saya lupakan, rasa sakitnya pun masih terasa hingga saat ini, padahal waktu itu saya masih kelas VII. Saya akhirnya dipukul dibagian betis, rasanya sakit dan walaupun tidak berbekas luka, perasaan sakit dipermalukan dan dipukul didepan kelas masih amat membekas.

Sejak saat itu saya berikrar untuk tidak menjadi guru yang menggunakan kekerasan fisik untuk menghukum anak-anak. Rasanya sakit, malu dan tidak ada karakter apapun yang dibangun dari hukuman fisik.

Saya tidak sedang membela si anak yang dicubit, ia dan orang tua nya entah mengapa mengikuti lajur logika aneh yang merasa semua masalah bisa dengan mudah diselesaikan lewat jalur hukum, sayapun tidak menutup mata dengan apa yang dilakukan sang anak kemudian, fotonya memegang rokok berseliweran di timeline saya, namun untuk menghakimi seseorang hanya berdasarkan sebuah foto kok rasanya juga salah, itu bentuk bullying yang selama ini saya ajarkan kepada anak-anak untuk dihindari, hanya tempatnya yang berbeda, bully ini terjadi di internet, cyberbullying. 

Semakin miris ketika teman-teman yang berprofesi guru sibuk membagi peraturan resmi tentang izin menghukum anak secara fisik atau membully si anak secara nyata, mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya dikeluarkan seorang pendidik. Sedih. 

Saya kira pendidikan kita sedikit demi sedikit terus melaju ke arah perubahan yang lebih baik, saya berteman dengan banyak teman guru yang amat kreatif dan amat saya kagumi idenya, namun ternyata masih banyak pula guru yang berpikir bahwa hukuman fisik bisa membuat anak-anak terbentuk karakternya. Padahal hukuman fisik hanya meninggalkan dua hal, 1. pemikiran sang anak bahwa hukuman fisik bisa membuat orang lain menurut, yang membuat si anak tumbuh menjadi tukang ancam atau 2. trauma, seperti yang saya rasakan hingga saat ini.

*tulisan ini merupakan pandangan pribadi saya sebagai guru, jika suatu saat saya memiliki seorang anak yang juga mendapatkan kasus hukuman fisik, saya rasa saya tidak akan tinggal diam dan akan meminta konfirmasi dari sekolah, jika ternyata visi sekolah tidak sesuai saya mungkin akan memilih mundur, namun tidak akan semudah itu melaporkan kejadian seperti ini ke polisi :)


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • Review Buku Angsa dan Kelelawar karya Keigo Higashino
  • Sabtu yang Menyenangkan dan kenapa saya suka membeli bunga
  • Main ke Toko Buku Pelagia Bandung
  • Review Asri: Manabeshima Island Japan karya Florent Chavouet
  • Review Asri - the house of my mother karya Shari Franke

Arsip Blog

  • ▼  2025 (16)
    • ▼  Mei 2025 (3)
      • Review Asri: Pengantin-pengantin Loki Tua karya Yu...
      • Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim ...
      • Tiap Anak Berbeda, Termasuk Proses Melahirkannya; ...
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes