Journal Asri


Kemarin di sebuah terminal tempat aku mencegat bis menuju ke Bandung, aku mampir sejenak ke sebuah warung nasi, penjualnya sudah sangat tua, sepasang kakek dan nenek. Si Kakek masih cukup gesit bergerak kesana kemari, sementara nenek untuk berjalanpun sudah sulit.

Si nenek menghitung uang kembalianku setelah makan, cukup lama.

Sepanjang perjalanan Jakarta - Bandung aku berpikir, bagaimana rasanya menjadi tua. Bagaimana rasanya harus perlahan mengerjakan beragam hal? Akankah semenyeramkan itu?

Harus membuat jeda disetiap langkah, berpikir lebih lama bukan karena supaya lebih matang namun karena otak kita tak lagi prima, tak bisa berlari karena bukan hanya itu berbahaya namun sendi sendi ini tak lagi mampu menopang.

Bagaimana rasanya menjadi tua?
Bagaimana?

----


Dimas!

Pernah sekali waktu terbersit dipikiran saya, saya ini amat suka berada di alam terbuka, berpetualang, kemping-kemping, jelajah sungai dan laut walau gak bisa berenang, beberapa kali naik gunung walaupun yaaa ga banyak dan ga sampe gunung-gunung tenar di Jawa, tapi ya aku puas sekali sudah melewati semuanya bahkan sebelum usiaku 25 tahun. Tapi pernahkan saya memperkenalkan apa yang saya suka, dunia yang amat saya cintai pada orang-orang terdekat saya, keluarga saya.

Kayanya belum deh As,



Jadi libur lebaran kemarin, saya bertekad ingin membawa keluarga saya kemping, tempatnya dekat-dekat saja tapi asyik, jadi saya pilih Rancaupas. Tak lupa saya ajak Mas Har karena kebetulan dia sudah kembali ke Bandung dan butuh tenaga tambahan :P.

Sehari sebelumnya Mas Har yang masih di Jombang sibuk mengingatkan saya untuk mengecek ulang barang-barang yang akan dipinjam seperti tenda, matras, sleeping bag jangan sampai ada yang ketinggalan, juga meminta ibu menyiapkan semua urusan makanan. Dimas sudah sangat semangat mau ikut, sayajuga sudah cek tarif Go-Car atau Grab-Car sekitar Rp. 150.000 dari Baros sampai Rancaupas. Wokay sudah siapp semua.

Ternyata ketika hari H, harga Go-Car naik hampir 3x lipat, mungkin karena musim liburan dan kena tarif siang kali ya. Jadinya kami menunggu sekitar 1 jam, karena harganya ga turun-turun :') akhirnya malah angkot hopping, which is okay juga karena ternyata jalur ke arah atas macetnya minta ampun, dan kalo di angkot kan kita sharing bayarnya, jadi ga gaenakan juga karena macet. Kita 3 kali naik angkot. Cimahi - Soreang, Soreang - Ciwidey, Ciwidey - Patengang. Turun persis didepan Rancaupas.


Sampai sana Dimas langsung kesenengan, sampai bilang 2 hari aja nginepnya (karena baru sampai sekitar 16.30), kita langsung dirikan tenda, Ibu masak (ini enaknya bawa ibu kemping, ga usah repot mikir masak). Beli kayu bakar untuk bikin api, yang ga cukup seikat ternyata butuh sampai 3-4 ikat padahal 1 ikat aja banyak banget. Ibu juga beli bola kaki plastik jadi Dimas bisa main bola.

Malamnya baru kerasa.....
Dingin sedingin dinginnya kan, suhu di Rancaupas kalau malam memang luar biasa sih, bisa drop sampai 5 derajat celcius. Pagi subuh apalagi, makin dingin, Dimas akhirnya bilang, udah deh, langsung pulang aja hari ini haha.

Setelah minum-minum anget, lihat matahari terbit meninggi, kita kasih makan rusa. Ini kali pertama Dimas main-main di kandang rusa, bahkan kayanya pertama kali dia liat rusa bebas deh, mungkin pernah lihat rusa di kebun binatang doang. Seruuuuuu sekali.....

Jadi gini ya rasanya bawa keluarga kemping, repot tapi seru haha, by the way ini beneran kemping pertama keluarga kami, bahkan waktu ada bapak kita ga pernah liburan bikin-bikin tenda. Paling nginep di temat sodara atau cari tempat bermalam. Pulang dari semuanya tidur sampai pagi. :D

 Klik untuk sumber gambar 

Dua hari menjelang lebaran asyiknya nulis review buku nih :) Dua hari sebelumnya sampai siang tadi saya sibuk menamatkan buku terbaru Dan Brown (yang ga baru-baru banget sebenarnya). Judulnya Origin.

Sebagai penggemar berat karya-karya Dan Brown sebelumnya, walaupun belum baca semuanya, saya jatuh cinta sama 4 karyanya yang sudah saya baca sebelumnya. The Da Vinci Code, Angel and Demon, The Lost Symbol dan Inferno. 3 buku sebelumnya saya baca dalam versi digital, gratisan pulak, zaman kuliah dulu top prioritynya beli buku-buku kuliah, jadi membeli novel-novel keren tunggu ada bajakan ebooknya dulu. Jahat ? Iya, tapi daripada ga baca :') Pinjam juga sulit di Bengkulu dulu. Buku terakhir, Inferno, saya baca di Banggai, pinjam dari Kak Ama yang saking terinspirasinya sama buku Dan Brown yang satu ini sampai kasih nama anaknya Dante, penyair yang diceritakan Brown di buku ini. :) 

Nah, buku Origin ini sebenarnya sudah keluar dari November 2017, saya masih di Banggai jadi dengan sabar nunggu belinya nanti aja deh pas pulang ke Pulau Jawa, tapi justru kelupaan dan ya sudahlah di Bandung kelewat sama sekali ga beli. Akhirnya bulan Mei kemarin ke toko buku, tapi sudah ada buku target yang mau dibeli, brief singkat nih, untuk mengatasi betapa rakus dan borosnya saya dalam membeli buku, saya minta diingatkan Mas H untuk hanya membeli 1 buku dalam satu bulan, eh ga tau dirinya saya malah ngambek pas Mas H ngingetin, "Bulan depan aja belinya".
Akhirnya baru bisa pegang dan baca buku ini bulan Juni, direncanakan untuk bekal libur lebaran, tapi habis duluan sebelum hari H. Maklum, kurang vitamin B selama kerja di Jakarta :D (Vitamin Buku).

Ok mari ke point utamanya.
Karya Dan Brown selalu identik dengan si tokoh utamanya, Professor Robert Langdon, professor yang mengajar tentang simbol-simbol di Universitas Harvard yang selalu terlibat dalam sebuah kasus penuh teka-teki dan membutuhkan sudut pandang serta pengetahuannya sebagai seorang symbologist. Kali inipun sama kok, Professor Langdon menjadi tokoh utamanya.

Ciri khas kedua dari karya Dan Brown adalah tokoh utama pendamping Langdon yang selalu berbeda ditiap buku tapi selalu perempuan. Ada Vittoria Vetta, seorang ilmuan di buku Angel and Demon, ada Sophie Neveu di The Da Vinci Code, ada Katerine Solomon (kalo gasalah) di The Lost Symbol, dan Sienna Brooks di Inferno. (Sebentar, saya mau jujur dulu kalau dari keempat buku tersebut, saya paling hafal plot dan karater tokoh di dua buku pertama, mungkin karena dibantu sudah pernah menonton filmnya, jadi maaf kalau agak salah deskripsi tentang buku ketiga dan keempat :)).
Di buku Origin, ada juga dong perempuan yang menemani petualangan Langdon. Namanya Ambra Vidal, dia adalah kurator di Museum Guggenheim Bilbao, gambaran perempuan cerdas, tinggi bak model dan highlight nya, Ambra adalah calon ratu Spayol, dia tunangan Don Julian, Pangeran Spanyol dalam buku Origin. 

Ciri khas ketiga. 
Setiap kali selesai membaca buku Brown, saya seperti habis melakukan perjalanan ke tempat-tempat dalam buku tersebut. Rasanya saya jadi tau banyak tentang Musee de Louvre setelah membaca buku The DaVinci Code, saya juga mendapat pengetahuan baru tentang gereja-gereja dan jalanan di Vatikan udah membaca Angel and Demon, nah setelah membaca Origin, saya jadi langsung ingin jalan-jalan ke Barcelona rasanya, menyaksikan karya-karya Anthony Guadi secara langsung, atau mampir ke Museum Guggenheim di Bilbao. 
Membaca karya Brown juga membuat saya tiba-tiba menjadi ingin tahu tentang seniman dan penyair yang amat hebat pada masanya. Buku Origin menggaris bawahi tiga nama yang membuat kita penasaran pada karyanya. Winston Chruchill, Friedrick Nietzsche dan William Blake. Karena tiga nama ini cukup banyak disebut kutipan tulisan dan karyanya dalam buku Origin. 

Ciri khas keempat.
Prof. Langdon jadi kurang berguna kalau tidak ada kode dan simbol yang harus dipecahkan dalam tiap buku, bukan ? kali ini Langdon harus menemukan kata sandi sebuah komputer yang terdiri dari 47 karakter! dengan sedikit petunjuk yang umum sekali : puisi, berhubungan dengan harapan si pemilik sandi dan isinya tentang atheisme. (!)

Nah keempat ciri khas buku brown tadi akan kita temui juga dalam buku Origin. Buku Origin ini tema besarnya adalah Teknologi, Agama dan Sains. Buku terjemahan Bahasa Indonesianya berisi 507 halaman dan dua hal ini yang dibahas dalam buku adalah, Bagaimana semuanya ini bermula ? dan Kemana kita akan pergi?. 

Tokoh utama penting dalam buku ini adalah Edmond Kirsch, seorang programer komputer, ilmuan, hartawan tajir melintir dari karya-karya revolusionernya, pecinta seni dan seorang ateis. Ia tak percaya Tuhan dan menganggap Tuhan dan Agama adalah ilusi yang dicipatakan karena  hingga hari ini tak ada yang bisa menjawab dua pertanyaan diatas tadi. Jadi ia sibuk melakukan penelitian untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tadi.

Kirsch, akhirnya menemukan jawaban atas dua pertanyaan tersebut dan membuat sebuah gelaran presentasi yang dramatis. Ia mengumumkan penemuannya di Museum Guggenheim Bilbao, Ambra membantu prosesnya, sementara Langdon menjadi undangan, ia hadir karena Edmond juga merupakan muridnya ketika kuliah di Harvard. Ditengah presentasi, Edmond ditembak seseorang, padahal hasil temuannya belum diumumkan keseluruh dunia. 

Disinalah Langdon dan Ambra bersatu berupaya mengumumkan temuan Edmond. 
--


Dari seluruh buku Dan Brown yang saya baca, ini ada di list terakhir buku yang saya sukai. Bukan karena tema Agama vs Sainsnya, karena saat membaca buku ini saya menempatkan diri sebagai pembaca netral, tidak berada disisi orang beragama juga tidak berada disisi orang yang tak percaya Tuhan. Namun tetap saja, dibandingkan buku-buku Brown lainnya, rasanya kurang brilian. Tidak membuat saya kembali ingin membaca bukunya seperti The DaVinci Code, tidak membuat saya merekomendasikan orang-orang untuk membacanya sebelum membaca karya indah lainnya, kurang banyak teka-teki dalam buku ini bisa jadi membuat membacanya menjadi sedikit lebih menjenuhkan daripada buku-buku sebelumnya. 

Meskipun demikian, saya belajar banyak dari buku ini. Saya suka cara Dan Brown menggambarkan bagaimana Winston (Kecerdasan Artifisal buatan Edmond) pada akhirnya bisa jadi amat sangat berbahaya. Mengerikan sekali memandang masa depan dengan teknologi penuh dalam genggaman manusia namun manusia sendiri bisa jadi belum siap dengan invasi teknologi yang sedemikian kuat. Buku ini patut dibaca justru bukan untuk menikmati petualangan Langdon dengan kode dan simbolnya, namun untuk belajar tentang kemungkinan yang akan terjadi kedepan dan bagaimana kita menyikapinya :)

Dan tenang, walaupun 80% buku ini membahas tema dan isu Atheis, termasuk berisikan daftar buku-buku wajib baca jika kita tertarik mempelajari Atheisme, tidak serta merta membuat kita (atau at least saya) jadi tiba-tiba meragukan campur tangan Tuhan dalam penciptaan Manusia. 

----
Nah, sekian Review tak beraturan dari reviewer amatir buku Dan Brown hari ini :) 
Any ideas what book shoud I read next ?
Yang manis-manis kalo bisa, haha lagi butuh banyak asupan gula untuk otak yang udah keram dengan drama kehidupan (atau drama whatsapp kali ya) :D 

--
Selamat berjuang bikin kupat dan opor besok hari teman-teman.
Love,
Asri


Note : Buku Origin bisa dibeli di toko buku Gramedia atau toko buku lainnya, saya beli Rp. 145.000, sepertinya di palasari, Bandung bisa lebih murah dan sama originalnya, kalau di Jakarta belum nemu tempatnya :)
Bapak,
When you passed away, it was the biggest shock of my life. Nothing prepared me for it. I live each day wondering how I will get through it and then I remember that you would want me to. 


---
38 hari kebelakang, adalah hari-hari paling saya tak mengerti sepanjang hidup. Kehilangan Bapak rasanya menjadi sesuatu hal yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya tak biasa ditinggal orang, saya biasa meninggalkan orang lain. Pergi merantau, kembali pulang, tak pernah kehilangan orang-orang terdekat yang amat saya sayangi selain Embah dan Eyang yang ketika pergi seharian saya tangisi. Dua orang yang kepergiannya amat sangat dianggap maklum banyak orang karena Embah dan Eyang sudah sepuh, akan lebih bahagia di surga kembali bertemu Embah kakung dan Eyang kakung.

Kehilangan Bapak rasanya menjadi pukulan tepat di jantung hati. Mengejutkan, membuat saya tak bisa bicara beberapa saat, hanya menangis dan menangis hingga tak sanggup lagi menitikkan air mata. Saat Bapak dikuburkan, saya tak lagi menangis, air mata saya benar-benar habis juga ingin bersikap tegar depan Ibu, tak ingin meraung karena saya tau bukan saat yang tepat meraungi kepergian Bapak saat Bapak dimakamkan. Saya tahu akan ada hari atau malam dimana saya sedang sendiri, Bapak tiba-tiba masuk kedalam hati dan membuat saya mejadi sendu dan amat merindukan kehadirannya. Saat itulah air mata akan tumpah, saya akan menangis sampai sesak dan berteriak dalam hati betapa saya merindukan obrolan-obrolan dan wejangan penting dari Bapak.

Malam ini sendu itu datang. Sambil merindukan Bapak sambil saya tarik pula 38 hari kebelakang bagaimana saya masih bisa tetap merasa bahagia saat berkumpul bersama keluarga, bercanda dengan sahabat dan teman-teman, bekerja dengan biasa dan bersemangat menjelajahi ruang-ruang baru. Saya sampai pada satu kesimpulan bahwa jika Bapak tahu setelah Bapak pergi anak sulungnya ini masih meraung meratap dan tak bisa melanjutkan hidup, Bapak akan hancur juga hatinya. Bapak yang halus sekali perasaannya, pasti akan menangis tak kalah hebat melihat anak-anaknya tak bisa melanjutkan hidup.


---
Bapak, jika malam ini Mba menangis hingga sesak, tak apa bukan ?
Hanya semalam, Hanya malam ini, Mba ingin mengingat betapa banyak hal yang ingin Mba katakan, banyak hal yang ingin Mba ceritakan, bagaimana tempat Mba bekerja sekarang, apa yang Mba kerjakan sekarang, betapa baiknya teman-teman disekitar Mba sekarang .... Tapi tak sempat Mba katakan..

Bapak,
Mba rindu. 




Akhirnya posting tentang jalan-jalan yay!
Kayanya after Banggai, saya belum jalan-jalan lagi ke tempat baru, atau mungkin banyak tempat baru tapi karena tidak terdokumentasi dengan baik akhirnya malah terlewat dan yah udahlah, nanti coba dicek tempat mana saja yang baru saya kunjungi :D

Ceritanya Minggu lalu, Weekend terakhir sebelum Ramadhan, Saya dan Mas Har pergi ke Bogor. Keingingan random saya seperti biasa, paginya ingin mengunjungi lapak Hayu Maca di Taman Heulang Bogor. Jadi malamnya saya naik motor berdua dari Jakarta, menginap di rumah penggerak Hayu Maca, Kak Lena dan suami. Setelah lapak barulah kami pergi ke Kebun Raya Bogor.

Eheeem. Lama gak nulis cerita jadi bingung mau mulai dari mana haha.
Ini adalah kali pertama saya benar-benar main di Bogor, Mas Har juga sih, dan kami berdua baru pertama kali datang ke Kebun Raya Bogor. Coba teman-teman bayangkan, pusat keramaian kota, adem, masuknya murah (cuma 15.000), hari Minggu, Weekend terakhir Ramadhan. Yasss, Ramainya poll.

Awalnya senang sekali sih, karena Jakarta ga bisa ngasih yang adem-adem gini haha, walaupun saya sebenarnya lumayan sering mangkal di Taman Suropati, tapi tetep aja kerasa beda. Awalnya kita berdua mau pinjam sepeda (sat jam 15.000), lumayan keliling sambil olahraga. Naik mobil wisata keliling rasanya kurang gimana gitu hehe (akhirnya nyesel ga naik). Eh ternyata sepedanya sedang dipinjam tamu negara di Istana Bogor, jadi ya sudah lah, kami berdua literally jalan kaki keliling kebun raya Bogor.

Gimana rasanya ?
Gempor coy!
Kebun Raya Bogor ini luas banget haha, kami sebenarnya bisa menerka karena waktu cari pintu masuk keliling Kebun Raya dari jalan raya, tapi gatau kenapa sok-sok an pisan pengen jalan kaki.

Kami duduk agak lama depan danau dekat Istana Bogor, sempat melukis dulu sebentar disana, ini Mas Har yang suruh, biar produktif katanya jalannya (haha!) eh terus dia juga gambar, tumben!.

"Biar produktif" kata Mas Har
Tumben ikut Gambar
Depan Istana Bogor
Selesai melukis kita mutar ke belakang, ke tempat makam belanda (tapi ga sempat masuk), tempat Bambu, dan tempat yang duh saya lupa deh saking banyaknya.

Selesai jalan dari wilayah belakang tadi (itu wilayah belakang menurut saya), kita tidur dulu, lagi-lagi di dekat danau, ada kali satu jam, tidur siang, ga peduli dilihat orang yang penting bobo. zzzzz.

Selesai bobo siang, baru lanjut jalan lagi ke daerah taman aquatik, Orchidarium dan makin banyak lagi atraksi flora di wilayah ini dan ini teman-teman, T.T, lumayan banget ternyata jalannya haha. Yaudah karena udah terlanjur basah jalan kaki, saya punya tujuan harus sampai ke Orchidarium, maklum habis baca Aroma Karsa jadi cukup penasaran sama bunga yang satu ini, sampai sini, setelah hampir setengah jam lebih panas-panasan jalan kaki, rumah yang menyimpan anggrek-anggrek bagusnya tutup, ternyata hanya dibuka untuk tamu khusus T.T, untung ada Orchidarium yang dibuka untuk umum, sayangnya malah ga banyak Anggrek disini dan walaupun banyak tempat untuk duduk, nyamuknya ga kalah banyak, huwala dah, balik lagi nyari tempat keluarnya bikin males banget karena tau jauh pisan, akhirnya KO di beberapa ratus meter gerbang keluar, saya malah tiduran dulu di rumput-rumput.

Salah satu bunga di Orchidaruim
Spot di Orchidarium

Okay, sekarang kesimpulan dan faedah dari perjalanan kali ini.
1. Saya akan memilih weekday kalau bisa untuk jalan-jalan ke sini lagi, mempelajari benar tumbuhan yang ada disini, kemarin saking lelahnya sampai malas baca keterangan yang terpajang dimana-mana.
2. Naik mobil kayanya pilihan yang OK, ditambah guide yang ngerti bener seluk beluk kebun raya. Bayarnya 25.000 saja, worth it kalo bayar untuk 1-2 orang, asal jangan 5 orang saya yang bayar semua.
3. Bawa bekal cuy! No restaurant or fast food merchant in this garden, padahal seluas apa haha.
4. kemungkinan kesini lagi : kalau sudah punya anak haha.

Meskipun begitu, kalau lagi di Bogor boleh banget main kesini, kalau kata orang Bogor belum afdhol ke Bogor ga main ke Kebon Raya haha.
Sekian teman-teman dokumentasi perjalanan yang sebenarnya lebih dikhususkan untuk dokumentasi diri sendiri, jadi ketika 5 tahun lagi baca ini bisa baca sambil cengar-cengir mengingat masa segala harus jalan kaki dan naek motor :)
Pohon Jodoh

Sampai jumpa di postingan #asrijalanjalan berikutnya !
Semangat puasa juga!






Menulis setelah sekian lama. Akhirnya menulis di hari pertama ramadhan. Penuh ke-chaosan sejak sahur pertama, beli ayam harusnya 2 (untuk Renti dan saya) ternyata cuma satu yang dibungkus. Akhirnya makan hanya dengan perkedel, tapi alhamdulillah, gak juga bikin kelaparan dan kekerebekan.   :)

Ramadhan kali ini terasa berbeda sekali. Selain karena tinggal di Jakarta, juga karena ketika pulang ke rumah weekend nanti, tak ada lagi Bapak menunggu di sofa depan TV rumah kami. Sudah sebulan sejak Bapak pergi meninggalkan kami selamanya, sebulan juga kami beradapatasi, Bapak tak sepenuhnya pergi, ia selalu ada di hati kami.

Ramadhan kali ini juga rasanya wah karena saya sedang mencoba pekerjaan baru, masih dekat dengan pendidikan anak, tapi bukan lagi mengajar dan berhubungan dengan gambar dan desain, jadinya beberapa bulan terakhir ini juga gaya gambar digital saya cukup berkembang.

Semoga hari-hari kedepan ada waktu yang cukup untuk kembali menulis :)
Rasanya rindu meramaikan blog sendiri :)
Kata seseorang di Internet, entah ucapannya sendiri atau ia kutip juga dari orang lain. Whenever you go becomes a part of you somehow.  

Ketika di Banggai tahun lalu, dua kali berada di forum besar bersama teman-teman penggerak pendidikan dan literasi di Banggai, pertama ketika malam apresiasi penggerak Banggai dan kedua ketika kami diberi kejutan, ketika perpisahan di malam terakhir di Banggai. Pada dua kesempatan itu saya diberikan kesempatan untuk berbicara dan hal yang saya sampaikan selalu sama. "Banggai akan menjadi salah satu mozaik terindah dalam hidup saya". 

Istilah mozaik ini pertama kali saya dapatkan dari Seri Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, ia berujar tentang perjalanan hidup kita di setiap tempat sebenarnya adalah mozaik-mozaik, yang membentuk hidup kita, yang akhirnya bisa membentuk diri kita. Sejak saat itu saya selalu memikirkan kembali percalanan hidup yang baru secuil ini membentuk diri saya yang sekarang. Masa kecil di Cirebon dan Majalengka, masa remaja di Cimahi, menjadi Mahasiswa di Bengkulu, magang di Songkhla, bekerja kembali di Cimahi dan menghabiskan setahun tak terlupakan di Banggai. Masing-masing memiliki kisah dan sedikit demi sedikit membentuk pola pikir saya sekarang. 

Pergi dari rumah, melakukan perjalanan singkat atau perjalanan panjang, semuanya selalu memiliki makna bagi diri yang senang berefleksi. 

How about me ?

Saya tidak terlalu rajin melakukan refleksi diri, namun pada masa-masa seperti ini, membuka kembali catatan harian tentang apa yang terjadi, membaca ulang blog saya, membuat saya bisa melihat kembali, betapa banyak hal yang Tuhan berikan bagi saya untuk dipelajari, betapa banyak kesempatan yang diberikan untuk disyukuri, betapa banyak nikmat yang seharusnya bisa lebih banyak dibagi. 

Mungkin itu sebabnya pejalan akan lebih baik jika dibekali konsistensi untuk menulis, setidaknya ketika kita terlalu lelah saat berada ditengah perjalanan, ketika kita kembali pulang, ketika kita kembali sadar, kita bisa kembali membuka semua catatan dan berujar, "Wah, banyak hal yang telah kita lewati, mari kita apresiasi diri !" juga "Betapa banyak perbaikan yang harus kita lakukan, mari mulai dari sekarang" :).

Jadi, kapan jalan-jalan lagi ?

Salam dari pejalan kaki yang ngakunya suka jalan padahal keluar rumah saja suka malas. :D
Seminggu ini saya sengaja tak pergi kemana-mana. Bahkan tak menghadiri undangan salah satu sekolah swasta yang namanya lumayan wah, alasannya simpel saja. Jauh banget dari Cimahi. Sebelum prosesnya terlalu jauh jadi lebih baik di -cut saja, saya gak sanggup rasanya harus berangkat 90 menit sebelum masuk sekolah setiap hari. Total 180 menit di atas kendaraan. Huaaah. Dan ngekos padahal masih di sekitaran Bandung Raya juga rasanya sayang, kan alasan cari kerja di Bandung supaya tetap bisa di rumah :') Jadi yah. Mungkin untuk beberapa hal, ada kalanya menyerah sebelum bertanding itu perlu. Prioritas setiap orang kan beda-beda ya :D

Nah, Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali menggambar, bermain dengan kuas dan warna lalu menghasilkan karya-karya perintilan yang membuat diri sendiri senang melihatnya :). Alhasil menganggur di rumah saya membuka lagi perlengkapan gambar. Mulai coba-coba menggambar dan melatih kembali tangan yang setahun sudah kembali kaku ketika pegang kuas :D.

Saya mencoba membuat beberapa pola-pola kembang yang selalu menarik hati saya :) sambil bikin perintilan lainnya yang bisa dijadikan Freebies di Blog :) Salah satunya sudah jadi sih. 

Tapi saya mau sharing sebuah karya yang akhirnya saya jadikan motif pelingdung ponsel saya. 


Tradaaaa, ternyata walaupun sebenarnya setahun kemarin saya tak benar-benar berhenti menggambar karena hanya berganti media menggunakan pentab dan aplikasi di laptop, menggambar dengan kuas dan kertas rasanya selalu lebih bikin gembira :) haha dan lebih fokus tentunya, tak ada ctrl+z diatas kertas. 


Saya pernah berbincang dengan seorang teman, ia bilang menganggur bisa jadi ladang eksplorasi terhadap hal-hal yang kita sukai. Yang saat bekerja belum tentu bisa kita sentuh kembali. Dan saya rasa menganggur kali ini menjadi waktu untuk kembali belajar pegang kuas, membuat karya-karya perintilan di rumah, makin rajin menulis jurnal juga makin rajin mengurus tanaman-tanaman di pot depan rumah :)

Kalau kamu, ketika nganggur waktunya digunakan untuk belajar apa ?



Beberapa waktu lalu saya diajak Mang Idon dan Bu Yukie ikut ke roadshow dongeng interaktif Mang Idon yang diadakan beberapa sekolah selama bebera bulan ini. Kala itu Mang Idon mendongeng di depan sekolah yang jumlah audiensnya lebih dari 800 siswa. 

Awalnya saya kaget sekali, biasa melihat siswa di sekolah dengan skala kecil kali ya :D jadinya melihat anak-anak sebanyak ini rasanya, dag dug dag dug, padahal bukan saya juga yang mendongeng. 

Ibu Kepala Sekolah membuka kegiatan dengan menjelaskan siapa Mang Idon dan apa yang akan ia lakukan di sekolah, setelah itu Mang Idon dan Bu Yukie membuka acara dengan ice breaking sekaligus pemanasan, bernyanyi dan bergerak, saya sempat merekam, nanti kapan-kapan di unggah di youtube ya !

Setelah asyik bergoyang dan bernyanyi, barulah Mang Idon mulai mendongeng kisah si Landak yang tak punya teman di Sekolah. 

Saya awalnya agak pesimis akan ada yang mau maju ke atas panggung menjadi pemeran dongeng Mang Idon, karena walaupun banyak muridnya, biasanya siswa-siswi SD negeri ga seantusias SD swasta (hehe, ini subjektif banget sih karena saya dulu sekolah di SD negeri dan ngajar di SD swasta dan negeri juga pernah), eh tapi ternyata salah sekali !!!!! Anak-anak semangat sekali berebut ingin maju kedepan, ingin dapat peran. Malah berebut naik ke atas sebelum di panggil :D.

Aih, seru sekali rasanya, melihat anak-anak terhibur dengan dongeng yang disampaikan Mang Idon.

Saya juga ikut roadshow ke sekolah berikutnya dan antusiasnya sama besarnya, malah ditambah pemeran tokoh utamanya lucu sekali ketika berbicara, jadi saya banyaaaaak sekali tertawa hari itu.

Sejujurnya saya tak pernah membaca penelitian tentang rasa percaya diri siswa SD di Indonesia, atau di Cimahi deh khususnya, hanya sering mendengar cerita, anak-anak biasanya pemalu jika diajak tampil di atas panggung, kemudian sukanya malah tunjuk-tunjukan teman, tapi keyataannya tidak seperti itu di roadshow kemarin. SERU ! Semua anak amat percaya diri ingin maju ke depan (eh,ga semua juga sih). 

Kapan-kapan asyik sekali kalau bisa ikut lagi Roadshow dongengnya. Eh kalau kalian ingin sekolahnya didongengin sama Mang Idon bisa juga loh ya :) Email ke contact.hayumaca@gmail.com atau Hubungi saya lewat whatsApp +6281286989537.









Setelah setahun lamanya hanya bisa menyaksikan foto-foto melalui media sosial ketika Mang Idon sedang mendongeng, akhirnya kemarin saya menyaksikan sendiri keseruan mendengarkan dongeng interaktif Mang Idon.

Apa sih Dongeng Interaktif ? adakah tipe dongeng tersebut dalam ilmu mendongeng ? Nah, saya sebenarnya bukan seorang ahli dalam menjelaskan hal ini, apalagi saya sendiri bukan seorang pendongeng profesional, hmm, bahkan pendongeng amatir pun bukan. Sebagai seorang pendidik anak usia dini yang pernah magang di Daycare, KoBer, PAUD, TK sampai SD (hehe, magangers ceritanya) saya memahami bahwa Dongeng adalah salah satu cara untuk menyampaikan suatu cerita kepada anak-anak. Bentuknya beragam, bisa dengan monolog dimana si pendongeng menggunakan beragam jenis suara, ada juga yang menggunakan media seperti boneka atau lagu atau gitar atau gambar seperti Pak Raden!. Nah Dongeng Interaktif yang disampaikan Mang Idon ini cukup berbeda karena melibatkan pendengar untuk menjadi tokoh dalam cerita tersebut.


Kemarin di Lapak Minggu Hayu Maca, Mang Idon membawakan dongeng tentang Si Macan yang di tipu oleh seekor ular, sang ular meminta makanan macan dan berjanji akan mengembalikan makanan tersebut dua kali lipat setelah dua bulan. 

Namun ketika dua bulan berlalu, sang ular menolah memberikan dengan alasan yang cukup menyebalkan, "Aku kan akan mengembalikan setelah dua bulan, coba kamu lihat ke atas, bulannya masih ada satu ! nanti aku kembalikan setelah dua bulan:"

Si Macan bersedih karena merasa tertipu oleh si ular, ia pun meminta bantuan teman-temannya yang lain di hutan. Ada si Gajah, jerapah, kodok, kupu-kupu, burung, landak dan biantang lainnya. Setelah terus bertanya, akhirnya mereka menemukan solusi agar ular mau mengembalikan makanan Macan.

Seru kah dongengnya ? Banget !!!
Dongeng Interaktif ini, selain mengajak anak untuk tambil berani kedepan, mengasah kepercayaan dirinya, juga ampuh untuk menghidupkan suasana. Anak-anak yang lain biasanya suka heboh ketika temannya maju mengenakan kostum lucu, yang lebih heboh, orang tua yang mengantarkan anak-anaknya. :) 

Dongeng Interaktif juga bisa menjadi salah satu cara untuk menyampaikan sebuah cerita, gagasan atau nilai-nilai kepada anak-anak. Nah, penasaran seperti apa serunya Dongeng Interaktif Mang Idon ? Yuk mampir ke Lapak Minggu Hayu Maca, atau hubungi Hayu Maca lewat sosial media Facebook Hayu Maca / Instagram @hayumacaofficial untuk mendapatkan jadwal Dongeng di Lapak Hayu Maca. Kamu juga bisa menghubungi kami jika tertarik untuk mengadakan dongeng di sekolah atau komunitasmu ! Sampai jumpa kembali !

Salam Hangat.






Sudah sebulan lebih saya berada kembali di Rumah. Setahun di Penempatan yang rasanya amat menyenangkan dan melelahkan ternyata lebih seru daripada di rumah tapi belum ada banyak kegiatan yang bisa saya lakukan :).

Untungnya, saya tetap memiliki aktivitas seru di hari Minggu dan hari-hari lain bersama teman-teman di Hayu Maca. 

Hayu Maca, lapak baca tiap hari minggu yang saya saya mulai setahun lalu sebelum berangkat ke Banggai, ternyata berkembang menjadi sangat seru dan menyenangkan. Setiap Minggunya, ada pendongeng dan pemateri untuk kelas berbagi yang datang bergantian. 

Yang laing seru menurut saya, bisa bertemu dengan orang banyak dan melihat mereka begitu antusias mengikuti beragam kegiatan di Lapak Hayu Maca. 

Setahun ini, kegiatan hayu maca juga banyak yang berjalan amat besar, sehingga membuat para pengurusnya, termasuk saya berniat membuat gerakan ini menjadi gerakan yang lebih massive terutama untuk perkembangan literasi di Cimahi. 

Belakangan ini, Pak Donny sedang terus roadshow ke sekolah-sekolah untuk mengenalkan hayu maca dan akan terus berlanjut hingga tengah tahun nanti.

Doakan Kegiatan kami di Hayu Maca bisa berjalan dengan lancar ya !
Jika kalian memiliki waktu luang di hari minggu, ayo datang !!








Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • Review Buku Angsa dan Kelelawar karya Keigo Higashino
  • Sabtu yang Menyenangkan dan kenapa saya suka membeli bunga
  • Review Asri: Manabeshima Island Japan karya Florent Chavouet
  • Main ke Toko Buku Pelagia Bandung
  • Review Asri - the house of my mother karya Shari Franke

Arsip Blog

  • ▼  2025 (16)
    • ▼  Mei 2025 (3)
      • Review Asri: Pengantin-pengantin Loki Tua karya Yu...
      • Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim ...
      • Tiap Anak Berbeda, Termasuk Proses Melahirkannya; ...
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes