Journal Asri

 


Buku dengan genre misteri - iyamisu pertama yang saya baca: Confession. 

Saya cukup suka cerita-cerita misteri, waktu SMP saya banyak membaca Detective Conan dan Petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton, berikutnya membaca buku-buku dan komik detective dan yaa, yang saya pikirkan genre misteri itu berkisaran disitu-situ aja. Paling yang lainnya lebih ke misteri - horror, seperti Jurnal Risa kali ya, yang sama sekali gak pernah mau saya baca karena: Saya penakut. 

Eh kali ini kenalan lah saya dengan genre iyamisu ini, genre misteri yang lebih ke psikologi thriller, disebut iyamisu karena katanya kalau baca bikin kita berucap 'ewww' atau 'iyuh' dalam bahasa Jepang. Makanya disebut Iyamisu, dan kali ini saya baca karya Ratu Iyamisunya langsung: Minato Kanae. 

--

Blurb ceritanya: Seorang guru kimia yang mengajar di SMP, yang juga walikelas, baru saja kehilangan anak satu-satunya yang baru berusia 4 tahun. Penyelidikan memutuskan kalau ini adalah kecelakaan yang terjadi karena anak terpeleset di kolam renang sekolah tempat sang ibu mengajar, tapi ibunya gak percaya dan dia yakin sekali kalau anaknya dibunuh oleh dua orang muridnya.

Setelah membaca satu bab pertama di buku ini, saya langsung paham kenapa bisa ada genre iyamisu, karena baca ini benar-benar kasih sensasi gak nyaman ke saya, apalagi ditambah konteks saya baru aja punya anak perempuan usia 4 bulan, baca buku ini disamping anak saya akhirnya bikin saya stop baca dulu dan ganti bacaan lain yang lebih manis. YA! Dampaknya bikin se gak nyaman itu.

Walaupun begitu, saya tetap gak tahan dan baca bukunya sampai tamat. 


Di tiap babnya, kita akan diajak untuk lihat point of view dari masing-masing orang yang terlibat dalam kasus ini. Sang guru, murid-murid tertuduh pelaku, orang tua murid, ketua kelas dan kakak pelaku. Sepertinya dari semua point of view ini, yang aman ya membaca POV kakak pelaku saja :'), sisanya kita dibikin mikir "waduh, bisa ya manusia punya pikiran kaya gini. 

Sesungguhnya, ketika saya baca buku fiksi, saya lebih memilih ingin menikmati saja, gak mau ambil 'pelajaran' atau 'nilai-nilai' terlalu serius, lebih ingin mendalami emosi dan perasaan tiap tokoh dan mengikuti alur yang disajikan penulis. 

Tapi baca buku ini, mau ga mau bikin saya mencatat beberapa point pelajaran yang menurut saya penting dan ini sebetulnya amat sangat kontekstual dengan kondisi sosial masyarakat Asia. 

It takes village to raise children

Jadi Ibu itu tugas yang berat. Kasus siswa A dan siswa B keduanya menceritakan hubungan rumit antara siswa tersebut dengan ibu mereka. Pada siswa A, ia mencari penerimaan sang ibu akan dirinya yang biasa-biasa saja. Siswa B, mencari perhatian yang tidak ia dapatkan setelah ayah dan ibunya berpisah. Walaupun tak ada satu kalimatpun yang menyalahkan Ibu mereka dibuku ini, tapi secara eksplisit saya rasa itulah yang akhirnya muncul. Berat sekali membayangkan penghakiman semua orang karena kita dianggap 'gagal' mendidik anak, padahal faktor seorang anak melakukan hal-hal diluar norma juga bisa jadi bukan hanya dari sosok ibu, tapi juga hilangnya sosok ayah (yang juga digambarkan disini), lingkungan-- gak hanya orang tua, semua punya peran penting dalam pembentukan karakter anak. 

So it's true ya, lewat buku ini aku belajar kalau it takes village to raise children. 

Aku harap teman-teman yang baca gak menitikberatkan kesalahan hanya karena hilangnya sosok ibu. 

Jadi guru adalah tugas berat

Aku cukup kaget ketika siswa A, yang dituduh melakukan pembunuhan oleh guru, punya kekecewaan hanya karena ia merasa sang guru gak datang langsung ke tempat dia waktu sedang ada masalah, dan merasa si guru lebih memilih anaknya dibanding siswa A!

I mean!!! huuuhah, entah ini hormon anak SMP awal puber yang selalu merasa dirinya adalah center of the world atau gimana ya! tapi kan ya emang seharusnya dia mikir kalaupun gurunya pilih anaknya, itu adalah hal wajar toh! Agak kurang tepat rasanya ia mengharapkan ini dari gurunya, alih-alih keluarganya. Dan lagi, dia sebenarnya udah dijemput sama guru dari kelas lain. (di Bab 1 akan dijelaskan alasannya kenapa).

Jadi guru, mau di Jepang mau di Indonesia. Capek :'), terlalu banyak tuntutan sana sini. Nah tapi lebih capek lagi jadi guru SMP yang harus menghadapi emosi anak-anak baru puber. Ini alasan saya gak pernah mau ngajar anak SMP selama 5 tahun ngajar dan beberapa kali berkesempatan buat 'ngajar' anak-anak SMP.

--

Pada akhirnya saya malah mengulas ini dari sisi parenting dan pendidikan yaa :') tapi rasanya gak bisa enggak. Malam tadi saya tamat membaca buku kedua Minato Kanae yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: PENANCE dan rasanya ulasan saya pada akhirnya juga akan kembali ke pendidikan dan parenting, karena itu relevan sekali dengan buku buku yang selama ini saya baca, plus pengalaman saya sebagai guru dan orang tua baru. 

Bagi saya, buku ini bukan buku untuk semua orang, terutama orang tua yang mungkin punya balita ya. Gak semua orang sanggup membaca cerita-cerita seperti ini. Tapi kalau teman-teman cukup suka cerita misteri, boleh nih dicoba!

Oiya, saya juga membuat ulasan dalam bentuk video yang bisa teman-teman saksikan disini ya: 



Hola September yang katanya ceria! Gilaaa ya 2021, tahu-tahu sudah masuk catur wulan terakhir tahun ini :'). Kali ini saya ingin berbagi recap bacaan saya sepanjang Agustus, yang ternyata amat meriah haha.

Bulan ini saya membaca 10 Buku yang cukup beragam genre dan penulisnya. Berikut catatan singkat saya:

1. The Joy of Missing Out: Live More by Doing Less karya Tonya Dalton

Baca buku ini dengan ekspektasi bisa dapat perspektif missing out, hehe tapi jujur saya malah banyak belajar tentang produktivitas di buku ini. Sebetulnya dari semua buku, buku ini yang bisa dibilang curi start sih, bacanya Juli tapi lama banget selesai baca dan tamat di awal Agustus. 

Kalau kamu ibu-ibu, baik ibu-ibu baru atau ibu-ibu senior hehe mungkin akan suka dari awal wkwk, karena di pengantar buku, penulis jago banget menyampaikan perasaan hati ibu-ibu seluruh dunia yang menurutnya sering ovewhelmingly overwhelm dengan kegiatan-kegiatan sehari-hari, baik yang di rumah aja, yang ngantor, atau yang di rumah tapi sambil kerja. 

Seru, tapi memang ga bisa dibaca cepet, harus pelan-pelan hehe. 
Rating goodreads: 3.90
Rating Asri: 3.75
Baca eBooknya di Scribd

2. The Power of Language karya Shin Do Hyun & Yoon Na Ru



Buku ini sudah saya tulis ulasan lengkapnya disini ya: Review The Power of Language.

Buku nonfiksi lainnya yang saya baca di awal Agustus. Beli diskonan di Togamas (yang sepertinya selalu diskon always always yaa huhu baik banget, thanks Togamas). Bukunya tipis tapi lumayan daging. Buku ini membahas perspektif penulis tentang  proses berbahasa.

Cukup menggelitik sampai saya akhirnya pecah telor nge-vlog lagi setelah lahiran Rana, videonya bisa dicek disini ya: Review Buku yang pernah dibaca V BTS.

Rating Goodreads: 3.98
Rating Asri: 3.25
Baca buku fisiknya, beli di Togamas Buah Batu (tokped)

3. Why Don't Students Like School?: A Cognitive Scientist Answers Question About How The Mind Works and What It Means for Your Classroom karya Daniel T. Willingham

Membaca ini karena kebutuhan upgrade bacaan nonfiksi di bidang pendidikan walaupun buku ini gak bisa dibilang baru-baru banget tapi tetap banyak insight menarik dari buku ini. 

Menarik baca beragam perspektif yang selama ini dianggap gak boleh, contohnya drilling untuk anak-anak di sekolah, dulu saya ingat banget pernah dapat teguran dari Kepsek tempat saya ngajar karena saya kasih booklet drilling untuk anak-anak saya, saya gak mau cari pembenaran dan waktu itu berujung gak pernah kasih drilling lagi karena gak mau cari ribut, tapi buku ini bilang yaa buat beberapa case atau subject drilling itu perlu. 

A nice reading if you interested in Education atau kalau kamu seorang guru!

Rating Goodreads: 4.04
Rating Asri: 3.5
Baca di Kindle

4. The Secret of Chimneys karya Agatha Christie

Ini rencana tindak lanjut saya setelah di Juli ikutan #BacaBarengan-nya Sofa Literasi yang mengulas Seven Dials Mystery-nya AC. Di buku itu ada tokoh yang saya taksir namanya Superintendent Battle, kaya inspektur polisi gitu pada masanya. Nah ternyata AC nulis beberapa buku yang didalamnya ada Battle nya, salah satunya sekaligus yang pertama adalah The Secret of Chimneys ini. 

Buku Misteri dan detektif selalu punya tempat besar buat saya yang menghabiskan hari-hari SMP dan SMA membaca Detectif Conan di Taman Bacaan tiap pulang sekolah dulu hehe. Jadi baca buku ini tentu saja seru dan menghibur.

Rating Goodreads: 3.86
Rating Asri: 3.75
Baca di Gramedia Digital

5. Kelab Dalam Swalayan karya Abi Ardianda


Wah wah wah, baru sadar belum bikin postingan terpisah untuk buku ini. Padahal bukunya oke banget, ini buku bergenre misteri yang ditulis oleh Abi Ardianda. Sebagai buku debut alias  buku yang pertama ditulis oleh penulis, ini daeeeebak sekaliii! Gila gila gila, saya baca beberapa jam saja selesai saking dibuat penasaran oleh buku ini. 

Bercerita tentang Sonja yang sedang galau memikirkan hari-hari jelang pernikahan dengan Nohan, suatu malam ia berhenti di swalayan dan menemukan 'pintu' rahasia menuju sebuah kelab yang punya pertunjukan penari telanjang. Penari tersebut, bernama Mega ternyata tahu seluruh rahasia Sonja. 

Buku ini sudah amat menarik sejak bagian prolognya, bikin kita penasaran dan gak henti baca sampai selesai! gonna post the full review soon ya, insyaallah! :)

Rating Goodreads: 4.25
Rating Asri: 4
Baca buku fisiknya, beli di OWL Bookstore Shoppe

6. Barking Up The Wrong Tree: The Surprising Science Behind Why Everything You Know About Success is [mostly] wrong karya Eric Barker


Saya tuh memang gampang banget terpengaruh orang lain untuk baca buku yaa haha, yang mana saya gak ngeluh juga karena kebanyakan rekomendasi yang saya baca beneran bagus bukunya. Nah kali ini saya terpengaruh baca buku ini setelah nonton vlog Max Joseph yang ini: Bookstores: How to Read More in the Golden Age of content. Di vlog ini Max cerita tentang kegalauan dia yang terus terus terus beli buku tapi gak pernah dibaca, dia terus temu beberapa orang yang menurut dia capable buat jelasin gimana caranya baca buku di tengah jaman segala serba konten gini. Salah satu orang yang dia temui adalah Eric Barker, penulis buku ini. Terus dari situ saya baca deh hehe. 

Banyak hal menarik di buku ini, tapi ada satu yang menggelitik saya; tentang satu bab khusus (kalo ga salah bab 2) yang mengulas tentang 'bantuin orang', intinya, penulis bilang orang yang baik, yang suka bantuin orang ini ada yang terjebak di lingkaran luar kesuksesan, tapi yang ada di 'top' lingkaran terdalam orang sukses juga orang yang baik. Nah ternyata, orang baik yang sukses ini ya yang tau kapan waktunya bantu orang, dan tau strateginya supaya apa yang ia lakukan tuh kelihatan sama orang lain. Bahasa kitanya 'pamrih' kali ya. Buat saya, yang besar dengan budaya timur dan mata pelajaran PKN selama 12 tahun yang melarang untuk pamrih, konsep ini agak diluar pemahaman saya. Tapi juga make sense haha. 

Buku ini menarik sekali untuk dibaca, tapi ini saya cukup lama namatinnya, haha. Non fiksi ya, bund. Berat

Rating Goodreads: 4.10
Rating Asri: 4
Baca di Scribd

7. Manajemen Leha-Leha karya Masaki Nishida


Kalau buku ini saya sudah tulis full reviewnya disini: Review Asri: Buku Manajemen Leha-Leha.

Buku ini, seperti yang saya tulis di full review, akan kurang relevan dibaca sama masyarakat Indonesia pada umumnya yang termasuk golongan kaum santuy, malah senang libur dan mageran. Tapi tetap ok dibaca buat memahami budaya kerja orang Jepang yang stressful sekali dibalik etos kerja luar biasa yang sering kita lihat di beberapa tontonan dan sering kita baca di buku-buku. 

Selain memahami behind the scene pekerja Jepang, asyiknya kita bisa tetap dapat tips-tips yang mudah sekali diaplikasikan untuk bisa berleha-leha dengan efektif dan efisien. Males-malesan tapi gak nyusahin teman atau diri sendiri. 

Rating Goodreads: 3.76
Rating Asri: 3
Baca buku fisiknya beli di Official Shop Penerbit Haru (Shoppe)

8. Anxious People karya Fredrik Backman


Saya menulis review lengkap buku ini disini ya teman-teman: Review Asri: Anxious People.

Bacaan yang GILA! Ini buku fiksi non misteri yang saya baca di bulan ini. Sebelumnya dengar-dengar doang dari teman yang udah baca buku Backman kalau tulisan Backman tuh bisa banget ngaduk-ngaduk perasaan kita, dia ngajak kita memahami karakter-karakter di buku-bukunya. Dan hal itu juga yang terjadi di buku ini. 

Sempat tertipu oleh covernya yang kukira romance genrenya. Gataunya bukaaan dong. Ini cerita hangat sekali dan BAAAGUS SEKALI!

Rating Goodreads: 4.23
Rating Asri: 5!
Baca eBooknya di Scribd

9. Kitchen karya Yoshimoto Banana


Hah! saya tuh udah "PAMER" August reading recap dari tanggal 29 di IG Wanderbook haha, gataunya malah bisa menamatkan dua buku lagi di Agustus. Salah satunya Kitchen ini. 

Review lengkap Kitchen juga sudah saya tulis disini ya teman-teman: Review Asri: Kitchen.

Buku Yoshimoto Banana pertama yang saya baca dan saya merasa buku ini hmmm, hangat? getir? sendu? nano-nano sebetulnya. Tapi yang jelas buku ini mengajarkan saya sebagai pembaca bahwa ada banyak cara bagi tiap-tiap orang untuk melepaskan duka, dan beragam cara tersebut bisa jadi cara terbaik untuk memeluk diri sendiri dalam menerima kepergian orang yang kita sayang. :')
Bikin ingat bapak, baca buku ini teh :))

Rating Goodreads: 3.87
Rating Asri: 3.75
Baca buku fisiknya, beli di official strore penerbit Haru (Shoppe)

10. Keajaiban Toko Kelontong Namiya karya Keigo Higashino


Buku pamungkas penutup Agustus yang maniiiiis. Saya baca buku ini literally sampai sebelum pergantian hari ke September. Membaca buku ini untuk #BacaBarengan Sofa Literasi September dan terbawa banget sama ceritanya. Saya mau menuliskan lengkapnya di blog huawah! harus dan wajib! 

Bercerita tentang tiga orang pencuri yang terjebak menerima surat-surat dari masa lalu saat bersembunyi di sebuah toko kelontong yang sudah lama tidak dihuni pemiliknya. Uniknya, balasan surat dari mereka nantinya akan saling terhubung dengan masa depan, yang secara tidak langsung dan langsung juga berkaitan dengan mereka bertiga. 

Rating Goodreads: 4.43
Rating Asri: 5
Baca eBooknya di Gramedia Digital


---

Yeayyy, sekian recap 10 buku yang saya baca sepanjang Agustus. Panjang juga yaaa! Semoga September ini saya bisa dan sempat membaca buku-buku juga yaaa hehe, gak ada target sebanyak Agustus, tapi punya target agar apapun yang dibaca bisa bikin saya happy, seperti Agustus kemarin :))

Terima kasih sudah membaca, semuanya!!


"Mereka yang kita cintai suatu saat akan mati. Namun, kita tetap harus melanjutkan hidup".
- Kitchen - Yoshimoto Banana, hal. 126.

---

Kitchen jadi salah satu bacaan saya yang cukup menarik di bulan Agustus. Ini salah satu buku yang saya beli karena pengaruh alogaritma Instagram haha! buku ini berseliwaran di timeline medsos saya di bulan Juli, jadi waktu belanja beberapa buku yang ingin saya baca di Agustus, saya masukkan buku ini. Walaupun baru dibaca di akhir Agustus.

Buku ini ternyata mendadak 'tenar' karena lagi-lagi pengaruh boyband paling berpengaruh di abad ini: BTS. Huwah gila juga ya pengaruh BTS tidak berhenti di musik tapi juga masuk ke dunia literasi :), jadi katanya buku ini pernah dibaca oleh RM BTS (yang saya gatau yang mana huhu :')), tapi suatu saat harus kenalan sepertinya sama mas-mas ganteng BTS yang sudah mengenalkan banyak orang ke pilihan bacaan baru. 

---

Buku ini berisi tiga cerita yang ketiganya punya satu tema yang sama: Ditinggal orang tercinta dan serta bagaimana menyikapi hal itu. Buku ini berbentuk novela dengan tiga cerita. Cerita satu dan dua berhubungan jadi cukup panjang dan saya yang lebih suka baca cerita panjang dibanding cerita pendek lebih senang kisah kitchen 1 & 2. Sementara kisah ketiga berjudul Moonlight Shadow, memiliki tokoh dan jalan cerita yang berbeda. 

Buku ini diawali dengan cerita Sakurai Mikage, si tokoh aku yang sedang menceritakan betapa ia menyukai dapur. "Tempat yang paling kusukai di dunia ini adalah dapur" adalah paragraf pertama yang merupakan isi hati Mikage, yang saat itu baru saja ditinggal pergi neneknya, sekaligus anggota keluarga terakhir yang ia miliki. Ia kemudian bertemu dengan Tanabe Yuichi, seorang kenalan neneknya yang merupakan mahasiswa seumuran Mikage. 

Tanabe datang dengan penawaran menarik bagi Mikage yang baru saja ditinggal sebatang kara: tawaran untuk tinggal di apartemen Tanabe, bersama Ibu Tanabe, Eriko. 

Mikage yang baru saya mengenal Tanabe di pemakaman neneknya, tentu bingung setengah mati, tapi kegigihan Tanabe berujung dengan Mikage mencoba hidup bersama Tanabe. Disinilah cerita-cerita baru Mikage dan Tanabe dimulai. 

---

Kisah kedua masih tetap mengambil perspektif Mikage sebagai si 'Aku', bedanya kali ini bukan ia yang kehilangan seorang yang dicintai, tapi Tanabe. Membaca cerita Mikage dan Tanabe, yang memiliki cara berbeda untuk memproses kesedihan mereka membuat saya melihat kembali ke diri saya sendiri ketika berada di posisi mereka berdua. 

Tahun 2018, saya ditinggal ayah pergi untuk selama-lamanya. Saya cukup sulit memproses kesedihan namun saya punya support system yang kuat kala itu. Ibu, kekasih (sekarang suami), adik-adik dan teman-teman yang amat pengertian membuat saya bisa melanjutkan hari-hari setelah Ayah pergi tanpa kesulitan berarti. Tentunya ketika tiba saat malam-malam sendirian di kosan, ketika saya bekerja di Jakarta, tangis kadang tak terhindarkan. Kadang saya bisa menangis meraung-raung sampai tengah malam, ada kalanya ketika sedih karena banyak hal, saya mengingat Ayah untuk membantu saya melepaskan perasaan sedih saya lewat tangisan. Masa-masa itu, rasanya masih seperti kemarin, padahal sudah lewat tiga tahun. 

Cara Mikage memahami Tanabe, adalah cara orang-orang yang pernah merasakan kehilangan orang tercinta, terutama keluarga. Mikage memahami isi kepala Tanabe yang ingin pergi dari tempat ia biasa menghabiskan hari-hari bersama orang tercinta yang sekarang tiada. Meskipun cara Mikage dan Tanabe memproses duka sungguh berbeda, tapi kekacauan-kekacauan kegiatan harian, 'tiba-tiba menghilang' dan beragam hal kecil yang dirasakan Tanabe dan Mikage, adalah cara yang saya bisa pahami karena pernah berada di posisi mereka. 

---

Saya tak akan banyak mengulas cerita ketiga, ceritanya pendek dan berbeda dengan Kitchen, tapi membekas perihnya karena satu hal: di cerita ini, tokoh aku ditinggal seorang kekasih, bukan anggota keluarga seperti Kitchen. Saya termasuk orang yang merasa bisa sangat hancur saat ditinggal kekasih. Membayangkan pasangan hidup saya pergi adalah hal yang mengerikan rasanya :'), apalagi setelah punya anak. 

Oh iya, tokoh favorit saya di buku ini adalah Eriko, Ibu Yuichi Tanabe. Waktu saya tahu apa yang terjadi pada Eriko, tidak terbayang bagi saya orang tua akan melakukan hal seekstrim itu untuk anaknya. Walaupun tentu perlu dicek lebih jauh faktor pengambil keputusan Eriko, bisa jadi bukan hanya karena Tanabe (aduuuh, ini kalau agak sulit dipahami keputusan apa yang dimaksud mohon maklum ya, saya gak mau spoiler huhu). 

Tapi apa yang dilakukan Eriko tetap membuat saya merasa hangat sekali, dan yang luar biasa adalah penerimaan Yuichi Tanabe terhadap keputusan Eriko. 

--- 

Buku ini menarik sekali untuk jadi bacaan akhir pekan atau bacaan pelepas lelah setelah bekerja. 

Kitchen adalah buku fiksi yang mengajarkan kita semua bahwa cara memproses kesedihan tiap orang bisa jadi berbeda-beda. DAN ITU TIDAK APA-APA. 

Informasi Buku
Judul: Kitchen
Penulis: Yoshimoto Banana
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: Penerbit Haru
Terbitan: Cetakan pertama, April 2021. Pertama diterbitkan 1988
Jumlah halaman: 224 Halaman
ISBN: 978-623-7351-68-9
Bahasa: Indonesia
Harga: (P. Jawa) Rp. 93.000
e-Book tersedia di Amazon Kindle (Bahasa Inggris)

 


Hai! ini pengalaman saya membaca karya Fredrik Backman untuk pertama kalinya dan saya benar-benar terpesona. Sebetulnya beberapa tahun lalu, seorang sahabat meminjamkan bukunya, karya fenomenal Backman -- A Man Called Ove pada saya, tapi bukunya setahun tersimpan rapi meja kerja saya tanpa saya baca huhu. Sekarang setelah membaca Anxious People, saya jadi punya ambisi membaca karya Backman yang lainnya. 

---

Jangan tertipu oleh covernya ya! Teman-teman, buku ini setahu saya punya beberapa versi cover, tapi cover yang cukup tenar yang ini, yang terlihat seperti novel romance atau young adult hehe, genre yang sebetulnya ya saya suka juga. 

Buku Anxious People, seperti judulnya menceritakan kumpulan orang-orang yang punya anxiety dalam diri mereka masing-masing. Tapi, kita mungkin tak akan benar-benar menyadari tentang hal ini hingga membaca setengah buku ini. Setidaknya saya begitu. Meskipun demikian buku ini berhasil membuat saya penasaran dan terus ingin membaca sampai tamat sejak awal baca. 

"A bank robbery. A hostage drama. A stairwell full of police officers on their way to storm an apartment. It was easy to get to this point, much easier than you might think. All it took was one single really bad idea"

Paragraf diatas adalah paragraf pertama buku ini yang membuat saya amat penasaran. Rasanya kita akan dibawa untuk menyelesaikan teka-teki di buku ini. Dan gak sepenuhnya salah kok! dari awal hingga akhir, setidaknya kita akan berusaha menebak siapa dan dimana perampok bank berada.

Tokoh yang dikenalkan diawal buku ini adalah sepasang anak dan ayah, Jack dan Jim. Keduanya polisi yang bertugas di pos yang sama dan punya tanggung jawab untuk menuntaskan teka-teki hilangnya perampok bank yang bersembunyi dan menyandera sekumpulan orang yang sedang melihat-lihat sebuah unit apartemen yang akan dijual. 

Jack dan Jim ini menggemaskan sekali :'), seperti kebanyakan hubungan ayah dan anak laki-laki, banyak kekikukan yang kita temukan. Keduanya punya banyak perbedaan tapi punya kesamaan yang gak bisa didebat: menyayangi amat sangat Ibu Jack, yang sudah tiada. 

Kita akan diajak membaca interview Jack & Jim dengan semua saksi, yang diyakini Jack salah satunya membantu si perampok bank bersembunyi. Karena ketika semua saksi (sandera) dari apartement dilepas, si perampok bank hilang padahal tidak keluar dari apartment. Tapi dicari-cari di unit apartment pun tak ada. 

Anxious People-nya dimana dong?

Nah, ini serunya. 
Alur buku ini maju - mundur, kita seperti diajak melihat alasan dibalik 'sikap' tiap karakter di buku ini. Tidak semua karakter diulas di alur mundurnya, namun kita akan bisa menemukan kalau tidap orang di buku ini punya kadar anxious yang cukup membuat masing-masing dari mereka emosional ketika penyanderaan berlangsung. 

Tokoh dalam penyanderaan di apartemen ini pada akhirnya akan menceritakan hal-hal yang membuat mereka merasa anxious.

Ada Zara, tokoh perempuan berusia 50 tahunan yang digambarkan dingin, terlihat kaya raya dan rasanya aneh berada di apartment viewing tersebut. 

Ada Estelle, sosok paling sepuh di buku ini. Usianya 80 tahunan, paling hangat dan jadi sosok yang menenangkan banyak orang di buku ini. 

Anna Lena & Roger, si shark couple, ada alasan kenapa Anna Lena menyebut mereka berdua sebagai pasangan hiu, ini ia ceritakan saat diwawancarai Jack. Keduanya suka sekali datang ke unit apartment yang gak bagus-bagus amat, mereka beli lalu mereka renovasi untuk dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Penyuka IKEA dan sudah datang ke semua 20 toko IKEA di Swedia.

Julie & Ro, pasangan yang sedang menantikan kehadiran anaknya. Keduanya perempuan. Yang mengandung adalah Julie, buat pasangan baru punya anak (seperti saya) ketika baca buku ini pasti bisa relate sekali dengan kekhawatiran mereka :')

Lennart, sosok yang tak diduga dan kehadirannya sebagai sandera, amat amat amat mencurigakan. 

London, sosok terakhir yang jadi saksi penyanderaan. 

Selain sosok-sosok diatas, ada juga Nadia, seorang psikolog yang ditemui Zara beberapa waktu terakhir. Serta tentu The Bank Robber. Sosok pamungkas yang menyebabkan semua hal terjadi di buku ini. 

Saya tak bisa sebutkan satu-satu anxiety yang mereka miliki karena jadinya nanti malah spoiler, padahal kalau teman-teman baca bukunya langsung, saya yakin akan sangat seru dan asyik untuk dinikmati. 

Saya sendiri memberikan 5 bintang untuk buku ini di Goodreads setelah sesenggukan membaca halaman-halaman terakhir di buku ini. 

Kenapa jadi buku favorit di Agustus ini?

Ada beberapa hal yang membuat buku ini sangat saya rekomendasikan:
1. Alur maju mundur untuk memahami 'why' dari tingkah masing-masing orang disini
2. Tebak-tebakan apa yang sebenarnya terjadi pada perampok bank. Sebagai penikmat novel misteri, saya suka mencoba menebak apa yang terjadi hehe, walaupun ini bukan buku misteri.
3. Tema yang diangkat sebetulnya sangat beragam. Dari relationship, parenting, economic, psychology, acceptance dan baaaaanyaaak lainnya. 

Tokoh Favorit saya dibuku ini adalah Zara, entah mengapa sosoknya adalah sosok yang paling ingin saya peluk seandainya mereka adalah tokoh nyata. 

Kata pembacanya, Fredik Backman dikenal sebagai penulis yang banyak angkat sisi-sisi manusia yang jarang ada dibuku lain dan hal itu bikin kita pembacanya jadi terasa dekat dengan sosok-sosok dalam buku-bukunya. 

Setelah membaca buku ini, saya setuju!! Haha This book is a really good reads! My favorite August read for sure!!

Oiya, buku ini tersedia di Scribd kalau teman-teman langganan paketnya! Saya baca di Scribd juga hehe

 

Pernah kebingungan harus ngapain untuk mengisi waktu libur?
Pernah merasa bersalah ketika cuti atau liburan?
Pernah merasa ga enak sama teman sekantor karena telat balas chat?
Pernah merasa terus menerus lelah dan gak ter-cas dengan baik selama akhir pekan?

Mungkin kamu perlu membaca buku ini.

---

Buku ini ditulis oleh seorang profesor di bidang ilmu olahraga dan juga seorang psikiater: Nishida Masaki. Beliau menulis buku ini karena kegelisanannya akan fenomena orang Jepang yang enggan mengambil cuti atau terlalu suka menghabiskan waktu untuk bekerja. 

Sejujurnya membaca buku ini mengingatkan saya pada buku Joy of Missing Out, walau judul depannya tentang berleha-leha, ya pastinya membahas produktivitas juga, tapi dibanding buku JOMO, porsi bahasan tentang produktivitas dibuku ini menurut saya 'pas', gak berlebihan jadi posti kita belajar untuk memanfaatkan waktu beristirahatnya tetap dapeeet.

Buku ini terdiri dari 5 BAB.

1. Teknik beristirahat dengan telaten dan melonggarkan gaya hidup
2. Teknik beristirahat yang membuat tubuh santai
3. Teknik meningkatkan performa dengan berlibur pintar
4. Teknik beristirahat dari hubungan antar manusia
5. Teknik beristirahat dari hal yang harus dilakukan

Tiap bab akan ada penjabaran singkat terkait poin-poin yang jadi 'cara' buat beristirahat yang tepat menurut penulis. 

---

Berikut poin-poin menarik dari buku ini:

  • Ada istilah Depresi Akhir Pekan dimana ketika weekend malah stress memikirkan pekerjaan karena tidak ada aktivitas yang ditunggu-tunggu.
  • Leha-leha atau istirahat ada yang aktif dan ada yang pasif, kedunya sama pentingnya
  • On Productivity --> Agar leha-leha terasa menyenangkan, pastikan kerjaan kita memang sudah selesai. Do chunking to make job done easier.
  • Orang-orang yang kerja ekstra bisa malah kurang tidur dan itu buruk untuk produktivitas
  • MENGGERAKKAN BADAN ITU TIDAK MELELAHKAN. Ada dasar ilmiah kenapa olah raga ringan itu malah baik buat mengurangi kelelahan.
  • Istirahat penting untuk working memory kita, yang amat berguna buat melakukan apa yang dibilang orang sebagai multitasking, atau kemampuan untuk processing something at a time. 
  • Power Nap -> ok buat dilakukan
  • Semakin berkualitas istirahat kita -> makin kreatif juga otak kita
  • Selain istirahat dari kerjaan, penting juga untuk istirahat dari hubungan manusia.
  • Jaim -> Bikin capek
  • Kalau gak suka atau gak nyaman sama salah satu orang, hindari biar gak makin capek hati.
  • Cari safe place buat kabur kalau lagi ingin sendiri
  • Kalau dapat chat/email, we don't have to reply immediately. Pastikan juga kita gak ekspektasikan hal tersebut ke orang lain ya. 
  • Turunkan ekspektasi dalam bekerja atau hal apapun, sikap perfeksionis bikin kita gak bisa bekerja dengan tenang.
  • Buat prioritas dalam bekerja.
  • Jangan merasa bersalah kalau sedang cuti atau liburan
  • Belajar mendelegasikan tugas
  • Belajar mengkomunikasikan cuti atau izin kerja kita dengan baik ke kolega atau rekan kerja, jangan ninggalin kerjaan setumpuk-tumpuk yang malah nyusahin rekan kerja.

---

Sebetulnya membaca buku ini bisa jadi gak terlalu relate buat kita orang Indonesia yang dikenal santuy dan jauh lebih menikmati leha-leha dibanding orang Jepang, tapi lewat buku ini juga saya bisa tahu tentang kebiasaan orang Jepang yang bekerja dengan 'terlalu keras' sampai-sampai lupa menikmati hidup. Mungkin ga semua orang sih ya, tapi sepertinya kelompok ini jadi mayoritas sampai-sampai ada departemen di pemerintah mereka yang mengurus masalah ini. 

Ada juga sudut pandang menarik mengenai sisi ketenagakerjaan di Jepang. Banyak dari mereka yang takut berleha-leha atau gak tau caranya gimana karena khawatir PHK, takut dijauhi teman, pokoknya semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan, amat-amat serius buat mereka. huffff. Saya belum pernah membaca sekilas tentang sistem UU Ketenagakerjaan mereka tapi ya, sepertinya kalau baca ini, nonton manga dan baca komik juga, selain UU Ketenagakerjaan (yang mungkin) gak sebegitunya melindungi pegawai (ini beneran so tau ya, saya belum baca lebih lanjut), tapi ada juga poin tarif hidup di Jepang yang begitu tinggi terutama di Kota besar, sampai mereka takut sekali kehilangan pekerjaan.

---

Ah, baca buku ini tuh bikin saya jadi menemukan satu kelebihan dalam diri saya: bisa menikmati waktu libur atau beristirahat. Setidaknya sampai hari ini saya bukan orang yang iseng bukain email kerjaan atau kerja di waktu libur. Kecuali tentunya ada hal mendesak. Beberapa tahun lalu saya bahkan tipe orang yg kalau diminta datang kerja weekend bisa datang dengan wajah ditekuk! hahaa. 

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Jalan Panjang untuk Pulang karya Agustinus Wibowo
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: Pengantin-pengantin Loki Tua karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim Ho-yeon
  • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, Bacaan untuk Memahami Pembantaian Massal 1965 dalam Konteks Global

Arsip Blog

  • ▼  2025 (20)
    • ▼  Juni 2025 (2)
      • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, ...
      • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes