Journal Asri

Perjalanan pertama setelah bebas isoman dan negatif COVID-19: Bandung. Sebagai warga Bandung coret, sayang rasanya gak mengajak Rana keliling taman-taman di Bandung yang banyaaaak sekali pilihannya +taman-teman di Bandung masih banyak yang rindang. 

Kali ini, saya dan suami mengajak Derana ke Taman Maluku. Jujur tadinya mau main ke Taman Balaikota Bandung, tapi sedang tutup karena dijadikan tempat vaksin COVID. Keliling sedikit mau ke Taman Lalu Lintas, tapi juga tutup 😂. Kami sudah pasang maps mau lanjut ke Taman Lansia dekat Gedung Sate, eh lewat satu belokan, ada Taman Maluku yang langsung bikin jatuh hati karena: Rindang sekaliiiiiii. 


Kami baru pertama kali ke Taman Maluku. (Bahkan baru tahu ada Taman Maluku). Mungkin selama ini pernah lewat tapi kurang ngeh. Letaknya tidak jauh dari Taman Lalu Lintas, beda satu blok saja, ada di persimpangan jalan Maluku dan Jalan Aceh. Lokasi tepatnya bisa dicek di Google Maps ya teman-teman! tapi memang ada di pusat kota sekaliii. 

Waktu lihat Taman Maluku, saya langsung teringat Taman Suropati di Jakarta. Tempat favorit saya selama merantau disana. Ternyata Taman Maluku sama nih kaya Taman Suropati, dibangun Belanda di tahun 1900an. 

Sebelum menulis artikel ini saya sempat membaca-baca sekilas artikel terkait Taman Maluku yang banyak diberitakan mistis di artikel-artikel tersebut :')))) sediiiihhh, karena ketika kesana sama sekali gak kerasa kesan mistisnya. Mungkin dulu ya sebelum revitalisasi terasa seperti itu. Tapi ketika kami main kesana kemarin banyak sekali orang yang juga sedang menikmati kerindangan taman ini seperti kami.

Kami bahkan bertemu anak-anak SMA yang bawa kartu sedang main remi seru-seruan di Taman. Belum lagi yang paling menyenangkan dari taman ini selain rindang adalah: banyak sekali kursi. Jadi banyak yang juga sedang makan siang. 


Ada juga Playground untuk anak yang lumayan seru kalau kamu bawa anak yang sudah bisa jalan dan cukup "dalam pengawasan" ya, kalau seperti saya dan suami yang bawa Rana, ya harus ditemani full hehe. Soalnya mainannya agak bahaya euy :') seru ada putar-putaran, prosotan dan ada semacam monkey ladder, tapi bawahnya bukan pasir/tanah, jadi gak kebayang bahayanya kalau anak-anak jatuh. Ada juga ayunan di bagian terpisah, yang ini tidak kami coba karena agak panas gak serindang tempat mainan putar-putaran. 

Oh iya, untuk parkir juga enak. Kami bawa motor yaa tapi hehe bukan bawa mobil. Ada tempat parkir dan tukang parkir di beberapa titik jadi aman untuk ditinggal. Kalau lapar juga bisa beli cuanki atau batagor di sekitar Taman. 


Untuk ukuran Taman Kota di Bandung, Taman Maluku Maluku asyik sekali. Rindang apalagi kalau keluar di hari yang terik, sejuk banget disana Kebersihannya juga lumayan terjaga, tapi dibeberapa titik tetap nemu sampah :'( plus kamu juga mungkin akan menemukan orang dewasa tidak bertanggung jawab yang merokok di taman (padahal di tempat anak loh! bawa anaknya!). Tidak ada satpol PP/petugas taman yang bisa ditemui juga untuk lapor. Seru buat mampir dan sekalian piknik di beberapa titik kursi. Kursi-kursinya juga jauhan kok! jadi aman di masa COVID-19 ini :). 

Karena ini bagian dari petualangan kami mengelilingi Taman-taman di Bandung. Kami akan berikan rating singkat dari Taman ini yaaa:

Taman Maluku Bandung

Lokasi: https://goo.gl/maps/9KckTeYUVxUDAbkU9 
Overall Rating: 7 dari 10 bintang
Kebersihan: 7 dari 10 bintang
Kerindangan (banyaknya pohon): 9 dari 10 bintang
Fasilitas untuk anak playground): 6 dari 10 bintang
Fasilitas umum toilet/mushola): tidak mencoba
Biaya masuk: free
Akses kendaraan: tersedia (motor)/ mobil kurang tahu
Biaya Parkir: 2.000 atau seikhlasnya


Februari belum benar-benar berakhir tapi rasanya ingin cepat-cepat mengucapkan selamat tinggal :') Padahal bulan ini pendek sekali ya, tapi rasanya haduh penuh kedabag kedubug dari mental dan fisik. Alhamdulillah dikasih waktu libur Senin jadi bisa istirahat lagi lumayan panjang, belum lagi libur Kamis awal Maret nanti. Lumayan banget untuk mengembalikan energi. 

Update Covid

Kami sekeluarga alhamdulillah sudah selesai isoman, sudah kembali sehat, tapi memang terasa sekali efek setelah covid ini, badan gak se fit sebelumnya, cepat sekali lelah dan agak sulit konsentrasi. Waktu ngobrol sama Mas Har, ternyata dia juga merasakan hal yang sama. Begitu juga Ibu dan adik-adik saya. 

Tepat di hari selesai isoman, saya harus balik ketemu dokter untuk urusan lain yang gak kalah (bahkan lebih) pelik: GIGI. Hiks, sakit gigi beberapa hari ini rasanya parah banget. Akhirnya pagi ini ke klinik karena dokter-dokter di RS libur bahkan ada yang cuti huhu. 

Sampai klinik dikasih obat dan diarahkan untuk ronsen, tapi Pramita tutup ternyata hari Minggu ini, akhirnya pulang ke rumah dan langsung minum antibiotik dan obat pereda nyeri dari dokter. Alhamdulillah reda, tapi sepertinya urusan gigi ini akan panjang, minggu depan udah dijadwalin kontrol aja sama dokter.

Drakor! I'm back!!!

Jadi jadi, sejak Hospital Playlist 2 tamat, saya belum nonton drama korea sama sekali. Saya termasuk jarang nonton sih kalau dipikir-pikir. Padahal rumah kami tuh langganan Netflix, WeTV, Disney+ (kalau sedang beli paketan Telkomsel) sama vidio.com. Banyaaaak banget, dipakai barengan sama di rumah Ibu karena, di rumah cuma Mas Har yang sering nonton, saya jaraaang banget, kalau buka Netflix, saya lebih sering nonton drama/film yang saya udah tahu jalan ceritanya atau nonton dokumenter. 

Nah, covid dan rehat di rumah bikin saya balik nontonin drakor nih, kalau dibilang banyak sebenarnya enggak juga ya, cuma satu drakor doang dan sudah pernah saya tonton sebelumnya. Judulnya Her Private Life. Saya jatuh cinta sekali sama romcom satu ini, karena 1. Ringan 2. Chemistry dua pemain utamanya dapeeet bangett. Jadinya nonton drama ini dari awal sampai akhir menyenangkan sekali.


Park Min Young dan Kim Jae Wook daeeebak sekali disini haha, walaupun udah tahu jalan ceritanya, tetap saja saya senyum-senyum sendiri nonton beberapa adegannya. Satu hal yang paling saya suka di drama ini adalah penerimaan Kim Jae Wook waktu tahu Par Min Young ini fangirl parah. Since I've been there yaaa, walau gak separah Min Young, tapi suami saya sekarang juga tipe yang gak pernah larang-larang atau komen merendahkan waktu tahu saya ngefans parah sama Harry Styles atau Hyun Bin wkkkk. Tapi yaa kalau dipikir-pikir, fangirling memang ada masanya dan akan berkurang dengan semakin tuanya kita wkkk. Buat saya pribadi asal gak berlebihan yaa gapapa. Cuma levelnya Min Young itu emang parah baanget wkkkk, sampai membahayakan diri dan wajar kalau Ibunya marah gitu hihi.

Belajar Bahasa Jepang

Bulan Februari ini saya juga mulai belajar Bahasa Jepang (lagiii), setelah sempat belajar 3 tahun waktu SMA tapi gak ada yang nempel sama sekali. 


Saat ini saya belum mengambil kelas atau les berbayar sih hehe, masih belajar sendiri lewat DuoLingo untuk mantepin Hiragana dan Katakana dulu. Kalau ditanya alasan utama belajar Bahasa Jepang, random banget haha: saya mau bisa baca dan nulis pakai huruf-huruf Jepang :') +karena saya suka banget beberapa Manga dan buku karya penulis jepang, ingin sekali suatu hari nanti bisa baca karya mereka pakai bahasa aslinya. (Amiiiiiiinnnnn). 

Halo Semua! 

Isoman hari ke-7, kami sekeluarga kondisinya jauh lebih baik dari waktu awal-awal kena Covid-19. Aku personally sudah sangat siap kembali bekerja walaupun masih sering batuk-batuk, setelah baca-baca pengalaman yang kena Omicron ternyata banyak yang memiliki keluhan yang sama nih, batuk berdahaknya stay dan bikin agak capek tiap batuk. Tapi overall we're good! So ready to be back to work, semoga Rana bisa diajak kerja bareng selama Isoman karena kali ini saya kerja tanpa back up Ibu dan adik-adik saya. 

--

Hari ke-7 saya melakukan sesuatu yang harusnya tidak saya lakukan di 2022!! Unboxing buku haha! Jadi 2022 saya tuh ikutan No Buy Challange yang diinisiasi Kak Rachael dari channel Rachael's Library  nah, semenjak Isoman dan punya banyak waktu untuk balik lagi scrolling-scrolling buku, saya jadi malah jajan beberapa buku baru dan bekas untuk booster imun selama covid-19 :') (alesaaan). 

Hari ini saya kedatangan paket buku yang isinya buku-buku Harry Potter. 



Ada cerita mengenaskan dibalik buku Harry Potter saya sebenarnya :') Jadi 2018 waktu baru pulang dari Banggai, Sulawesi, saya mendapati buku Harry Potter saya yang nomor 1 dan 2 hilang!! Ternyata yang pinjam teman adik saya yang sering menginap di rumah, saya minta adik saya untuk menanyakan keberadaan dua buku ini. Ternyata hilang lah kedua buku ini. Ketika saya minta buku ini tetap diganti, datanglah paket buku baru yang ternyata ISINYA BAJAKAN! kan kesel yaaaa, buku-buku ini sudah seperti bayi-bayi buat saya huhu, karena gak bisa beli waktu SMA, saya nabung sedikit-sedikit waktu kuliah, uang beasiswa saya pakai beli buku HarPot sampai semuanya komplit.

Sejak kejadian itu saya agak berhati-hati meminjamkan buku-buku saya, pada kenyataannya tetap saja banyak orang tidak mengembalikan buku-buku yang mereka pinjam, ada yang berakhir di perpustakaan bahkan tanpa izin saya dulu (kan beberapa buku ingin saya beli karena ingin saya koleksi ya), tapi ya kalau diceritain listnya gak pernah berhenti, sampai sekarang kalau ditanya tiap buku saya yang gak ada di rumah, saya tau kok siapa yang pinjam, saya juga selalu ingat siapa yang pinjam tapi tidak mengembalikan atau tidak ada niat mengembalikan haha, tapi karena ga berani nagih, ya sudah biarkan saja. Nanti kalau ada rejekinya kita beli lagi ya As! (puk-puk). 

Rejeki tersebut juga hadir lewat buku-buku bekas yang saya dapat sih, sebagai ganti karena banyak orang pinjam buku tapi tidak dikembalikan, saya sering banget dapat buku-buku original harga miring, baik yang baru maupun bekas, ada yang sudah dibaca orang ada yang orang beli karena iseng sampai gak dibuka covernya bertahun-tahun masih belum dibaca. Seperti Harry Potter ini, 6 buku saya dapat gak sampai 300.000, ada lima buku berbahasa Inggris dan 1 Buku berbahasa Indonesia, semuanya original! 

Saya membuat video unboxingnya disini nih silakan menonton ya teman-teman!







Isoman hari ke-4 buat saya (dihitung dari hari tes PCR), tapi kalau menghitung sejak sakit, ini hari ke-7.

Hari ini saya mulai agak gabut. Karena gejala flu saya sudah hilang, tinggal batuk yang terasa menyesakkan sekali. Oiya, hasil tes PCR Mas Har dan Rana juga keluar hari ini, keduanya positif, besok harusnya hasil tes Ibu dan adik-adik saya keluar juga, yang saya rasa juga positif :').

Saya masih meminum obat anti-virus COVID-19 yang diberikan kemenkes dan meminum mulitvitamin secara rutin, tapi tidak lagi minum obat demam dan flu. Tentu juga tidak pergi keluar rumah selama isolasi ini. 

Hari ini saya tamat membaca (ulang) Buku Romance yang saya baca dulu seklai waktu kuliah. Buku Ilana Tan judulnya Spring in London. Teman-teman pasti banyak yang sudah pernah baca ya? Saya lupa deh dulu baca buku siapa, tapi ini dapat boxsetnya harga miring dari Akang langganan buku bekas di Dewi Sartika, lumayan untuk menemani Isolasi. 

Selain baca buku Ilana Tan, saya juga baca-baca tipis buku baru kiriman dari Penerbit Mizan: The Lost Art of Scripture karya Karen Armstrong. Karena ini bacaan non-fiksi dan cukup berat, saya agak pelan-pelan bacanya hehe. Tapi lumayan hari ini sudah sampai halaman 60, walaupun beberapa halaman perlu diulang-ulang sepertinya. 

Saya juga masih doodling-doodling dari buku How to Doodle Everywhere-nya Kamo. Sekalian jurnaling hari ini, jadi gambarnya di jurnal bukan di tab. 

Satu highlight lagi adalah nonton dokumenter yang agak bikin hati panas di akhir: The Tinder Swindler. 

The Tinder Swindler ini dokumenter yang sedang cukup trending ya di Twitter, menceritakan pengalaman perempuan-perempuan yang tertipu oleh seorang laki-laki bernama Simon Liviev lewat aplikasi Tinder. Simon ini ngaku-ngaku anak pemilik perusahaan berlian Israel dan penampilannya memang meyakinkan sekali sebagai orang tajir melintir. Di awal kenalan sampai sebulan pertama mereka komunikasi, dia selalu treat cewek-cewek ini super mewah dan ga kaleng-kaleng deh, bajunya juga baju desainer ternama. 

Nonton ini tuh bikin geram banget karena urusannya gak cuma ngerusak mental cewek-cewek yang dia tipu sih, tapi juga gimana cewek-cewek ini struggling (sampai sekarang) sama urusan keuangan mereka. 

Nonton ini juga bikin saya inget video Prof. Rhenald Khasali yang bilang kalau the real rich gak akan pamer-pamer di medsos, mereka akan mendahulukan privasi dibanding pamer-pamer ini. 

Tapi yang pasti, internet emang makin ngeri ya kesini kalau gak hati-hati pakainya. Urusan data kita dipakai pinjol-pinjol gak jelas lah, dapat kenalan yang tau-tau ngutang atau pinjam uang :'), apapun bisa kita temui sejak ada internet. Cuma gak hanya hal buruk sebenrnya datang, hal baiknya juga banyak banget. Saya sendiri masih lebih merasakan banyakan benefit dari pada mudhorotnya. Tapi ya tetap saja membatasi diri gak sampai berlebihan di internet, apalagi di Instagram. Karena saya mainnya disana :') Bukan di Tinder hehe. 

Stay safe teman-teman, baik di dunia nyata maupun di dunia maya! 

Sehat-sehat juga teman-teman semua! 

Saya sempat cerita di Medsos kalau masa setelah melahirkan saya agak sulit menggambar lagi. Pertama karena menggambar beda sama baca, effortnya luar biasa: menginggalkan anak untuk waktu fokus yang lumayan lama + kalau disambi/diganggu siapa saja, belum tentu moodnya balik buat kembali menggambar. Saya sampai menonaktifkan Instagram saya yang isinya khusus gambar-gambar :'). Jadinya akun pribadi saya, saya jadikan akun gambar + curhat saja. Sekarang masih di kunci sih karena saya sempat krisis kepercayaan diri di awal 2022 hehe. Ada-ada saja ya penyakitnya Asri. 

Tapiiii, hari ini saya mau sharing sesuatu, saya mulai gambar lagi! sayang banget pas lagi semangat-semangatnya malah sakit hehe :'), awal tahun kemarin saya bantuin teman bikin undangan pakai model ala-ala ilustrasi seperti undangan pernikahan saya dulu. Senang sekali dilibatkan dan gambar-gambar lagi!!! Walaupun mengerjakannya super duper lama. Sudah lah lama tidak menggambar, eh langsung project yang lumayan serius. Nah asyiknya karena challenge itu, saya jadi mulai gambar dan doodle lagi. 

Gambar ini kumpulan doodle kucing yang asal-asalan saya buat sambil berlatih dari buku How To Doodle Year-Round karya Illustrator Kamo. Habis coret-coret di Tab, saya rapikan sedikit di laptop dan saya print-out di kertas sticker. Hihi gemes sendiri karena sudah lama sekali tidak bikin perintilan seperti ini. Walaupun hasilnya masih ala kadarnya, but it's still a progress!



Oh iya, saya beli dua buku Kamo, biasanya sering lihat sneak peak how to draw nya Kamo di Pinterest yang pakai Bahasa Jepang, gataunya ada versi Bahasa Inggrisnya. Yang satu lagi judulnya How to Doodle Everywhere. Buku ini bisa dibeli di Periplus. Satu bukunya harganya sekitar 210ribuan. 



Saya gak yakin bisa gambar-gambar lagi dimasa karantina dengan gejala flu yang cukup berat hehe, tapi mari kita lihat siapa tau sempat ya gambar-gambar singkat ketika gejalanya sudah jauh lebih baik.
Kamu bisa download gambarnya untuk di print jadi sticker juga ya! Silakan download untuk pemakaian pribadi bukan untuk di perjual-belikan ok!


Terima kasih sudah membaca!!
Sehat-sehat kalian semua!


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Jalan Panjang untuk Pulang karya Agustinus Wibowo
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: Pengantin-pengantin Loki Tua karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim Ho-yeon
  • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, Bacaan untuk Memahami Pembantaian Massal 1965 dalam Konteks Global

Arsip Blog

  • ▼  2025 (20)
    • ▼  Juni 2025 (2)
      • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, ...
      • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes