MENGAWALI HARI DENGAN MENULIS JURNAL


Memasuki akhir Januari, saya semakin semangat menjalani hari-hari belakangan ini, alasannya: karena jam tidur dan jam bangun tidur saya yang berubah perlahan. Sebelumnya saya cukup ignorant dengan jadwal tidur dan bangun tidur saya, tidur selalu lewat jam 12 malam, bangun juga yang penting sebelum masuk kerja, tidak pernah benar-benar set waktu tertentu untuk bangun. 

Sejak awal tahun, saya berkomitmen untuk merubah gaya hidup yang acak-acakan ini. Dengan harapan waktu istirahat saya cukup dan lebih produktif di pagi dan siang hari. Sekarang ini saya mulai rutin tidur sebelum jam 10 atau jam 11 dan selalu bangun jam 6 pagi. Walaupun masih ada hari tertentu yang melewati waktu tidur, tapi waktu bangun saya sekarang selalu konsisten bahkan maju jam setengah enam. Kalau teman-teman yang membaca adalah teman-teman muslim, saya akan jujur saja mengakui kalau saya ya sholat subuhnya sebangunnya, sekarang ini belum mau drastis merubah bangun ketika adzan tapi tidur lagi (biasanya malah pusing dan bangung kesiangan). Jadi kalau bangun setengah enam, bangun langsung sholat, bangun jam enam ya langsung sholat. Semoga kedepannya bisa konsisten ke waktu tidur jam 10 dan bangun jam 5, perlahan taapii. Hehe.

Selain ingin punya waktu istirahat yang cukup dan jadi lebih produktif, saya juga ingin kualitas hidup saya lebih baik di tahun ini, jika dilancarkan, saya dan Mas Har akan memulai peran baru sebagai orang tua pertengahan tahun ini, membenahi kebiasaan-kebiasaan hidup termasuk waktu tidur sejujurnya adalah salah satu komitmen saya agar bisa jadi teladan yang baik untuk anak kami kedepannya. (doakan semuanya lancar ya). 

Nah, karena sekarang bangun cukup pagi, saya punya waktu lowong yang lumayan di pagi hari, karenanya saya memilih menulis jurnal di pagi hari, seminggu ini setiap hari menulis dan rasanya waaah, menenangkan dan menyenangkan sekali di banding menulis di malam hari. Jam enam bangun menyalakan TV untuk menonton berita pagi (kebiasaan almarhum Bapak yang masih saya teruskan sampai hari ini, padahal kadang beritanya tidak ditonton), membuka jendela, menghirup udara Cimahi pagi sambil minum teh hangat, rasanya sulit digambarkan dengan kata-kata sih, betul-betul membuat saya lebih tenang. Karenanya saya barengi sambil menulis jurnal, mencatat apa yang harus dikerjakan sehari kedepan, menuliskan perasaan ketika bangun pagi, bercerita tentang apa yang terjadi dihari sebelumnya. Hmmmm, damai. Dan bahkan ketika menuliskan jurnal di pagi hari, saya masih sempat masak dan menyelesaikan semuanya sebelum jam delapan. Jam delapan jam saya mulai kerja, jadi alarm sendiri agar semua pekerjaan rumah saya selesaikan dan fokus bekerja. 

Saking senangnya dengan penemuan ala-ala ini (hahaa! sejak kapan menulis jurnal jadi sebuah penemuan), saya baca-baca artikel-artikel tentang jurnaling di pagi hari. Pada kenyataannya, nulis jurnal gak ada jam 'pasti'nya sih kapan yang paling benar secara ilmiah, ada yang memang cocok nulis pagi dan ada yang cocok nulis malam and that's totally okay, kalau kamu nyaman pagi silakan menulis di pagi hari, pun jika nyaman menulis di malam hari, silakan diteruskan. 

Buat saya sendiri, menulis di pagi hari sangat membantu saya merapikan pikiran-pikiran, setelah bekerja seharian di hari sebelumnya, ada kalanya kita kepikiran beberapa hal, kebawa sampai tidur, bangun tidur masih juga kepikiran. (ha!) Nah, menuliskan jurnal di pagi hari bantu kita untuk merapikan pikiran-pikiran ini. Saya punya satu kolom early check in di jurnal saya untuk menuliskan apa yang saya rasakan pagi itu, beberapa hal yang bisa saya kontrol, seperti urusan pekerjaan, biasanya saya breakdown jadi strategi dan to-do list. Supaya gak mumet-mumet dan bisa langsung dikerjakan.

Keuntungan lainnya tentang menulis jurnal di pagi hari bisa kamu cek disini ya: https://www.masterclass.com/articles/tips-for-writing-morning-journal-pages#what-are-morning-pages

Teman-teman masih ada yang menulis jurnal harian kah? 
Kalian tim nulis pagi atau tim nulis malam nih?

0 comments

leave yout comment here :)