Journal Asri


Libur Hari Pancasila jadi salah satu hari libur paling menyenangkan buat saya, selain bisa libur di tengah pekan, saya sempat pergi piknik bersama anak dan partner saya, serta saya bisa nonton satu episode terbaru dari series Detective Kindaichi di Disney Plus dan nonton CODA di Apple TV sebelum tidur!

CODA jadi salah satu film yang ada di watchlist saya sejak langganan Apple TV, tapi baru kali ini bisa nonton daaaan ini jadi salah satu film terbaik yang pernah saya tonton. 

CODA ini singkatan dari Child of Deaf Adult, sebagaimana judulnya CODA bercerita tentang seorang anak yang memiliki orang tua yang tuli. Rubi, tokoh utama di film ini merupakan satu-satunya hearing people (orang yang bisa mendengar) di rumahnya. Ayahnya, Ibunya dan kakaknya merupakan tunarungu, tak bisa mendengar dan tak bisa bicara. Ia tumbuh menjadi penghubung keluarganya dengan dunia luar, terutama untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak bisa bahasa isyarat. 

Rubi juga membantu orang tuanya mencari ikan di lautan, ia tinggal di daerah pesisir dan keluarganya merupakan keluarga nelayan. Ia tetap sekolah namun di sekolah ia mengalami bullying  karena dianggap berbeda dengan teman-temannya, bullying ini terjadi sejak ia kecil, ketika ia bisa bicara dan suara yang ia keluarkan sangatlah aneh. 

A glimpse reminder of Glee

Apa yang membuat film ini begitu spesial buat saya? 

Film ini sebetulnya sederhana sekali alurnya: gadis remaja yang meledak-ledak dan penuh gejolak, mencoba mencari identitas diri dengan melakukan apa yang ia suka, namun disisi lain mengejar mimpi bisa jadi berbahaya karena ia merupakan translator untuk keluarganya; ia tak bisa pergi jauh dari mereka dan merasa memiliki tanggung jawab untuk terus berada didekat mereka. 

Rubi punya satu bakat: menyanyi, ia bergabung dengan grup musikal di sekolahnya. Awalnya karena ia punya orang yang ia taksir dan ia ingin lebih dekat dengan laki-laki ini, namun ia jadi bisa benar-benar belajar bernyanyi disini. 

Saya suka sekali film bertema grup musikal! Tumbuh menonton puluhan episode Glee membuat saya suka sekali konsep grup musikal di sekolah (yang tidak saya temui di sekolah saya dulu). 

Lewat Grup ini, Ruby bertemu Mr. V, penanggung jawab dan guru musik di sekolahnya, ia kemudian mendapatkan latihan intensif untuk bisa masuk sekolah musik yang sangat prestigious. 

Isu Difabel: ThisAble

Walaupun sebelumnya saya bilang ide cerita film ini sederhana tentang cerita remaja perempuan yang mengejar mimpinya, film ini menampilkan sesuatu yang tidak banyak diangkat banyak film: kelompok minoritas difabel yang kesulitan untuk mengikuti ritme kehidupan tanpa akses yang cukup baik. 

Ayah, Ibu dan Kakak Ruby, mampu bekerja dengan baik dengan Ruby terlibat didalamnya. Tanpa Ruby, beberapa hal bisa jadi berbahaya (ketika bekerja di lautan tidak mendengar sirine) atau jadi tidak bisa mengikuti konteks pembahasan yang sedang mereka ikuti (ketika rapat bersama asosiasi nelayan). Ketergantungan mereka pada Ruby disatu sisi memberatkan Ruby di usianya yang remaja, dinamika ini menarik sekali buat saya. 

Film ini juga menunjukkan bahwa teman-teman difable, yang sering kali diperlihatkan sebagai golongan yang tidak berdaya, ternyata menjalani kehidupan yang kurang lebih seperti golongan yang disebut normal: bekerja, berpikir bagaimana bisa menjalani kehidupan tanpa kekurangan, mengalami kegalauan dalam hidup, dan realita kehidupan lainnya. Namun, keterbatasan mereka membuat apa yang harusnya tidak jadi masalah bagi orang normal, malah menjadi masalah yang luar biasa berat bagi mereka. 

Kehangatan Keluarga

Buat saya, tema film ini yang paling utama adalah keluarga. Keluarga yang terlihat bahagia seperti keluarga Ruby, ya keluarga yang juga mengalami dinamika dan rusuh besar, tapi berusaha untuk mencari jalan keluar terbaik untuk semuanya. 

Ada hal-hal yang terlihat sederhana tapi juga kurasa amat relate dengan kebanyakan kita. Bagaimana Ibu biasanya jadi sosok yang kadang menyalahkan anaknya terlebih dahulu sebelum bersikap reflektif mengenai kesalahan-kesalahannya sendiri. Bagaimana cara seorang ayah marah. Bagaimana sex (sorry not sorry) adalah salah satu resep hubungan yang awet hingga anak-anak dewasa! 

Keluarga Ruby digambarkan sebagai keluarga yang sederhana, tapi saling menyayangi satu sama lain. Mereka juga tidak menyembunyikan emosi yang sedang mereka rasakan. Keluarga mereka jadi keluarga yang didambakan anak-anak lainnya yang justru tumbuh jauh dari kasih sayang orang tua, yang padahal hidup tanpa kekurangan fisik seperti keluarga Ruby. 

Sebuah film yang hangat dan layak sekali untuk ditonton menemani weekend kamu! 

Detektif Conan Edisi 100 sudah terbit dan sudah bisa dibeli di toko buku kesayangan kalian semua! Punya saya sampai hari Minggu kemarin. Karena seminggu ini saya tidak banyak membuka instagram untuk mengikuti info-info perbukuan terbaru, saya cukup kaget karena Detektif Conan terbaru ini dibandrol dengan harga 50,000. Sebuah harga yang fantasis mengingat saya mulai mengoleksi komik Conan dari harga 13,000 (atau 11,000 ya saya agak lupa). 

Saya ingat sekali membeli Detektif Conan pertama kali di Indomaret dekat rumah, sepertinya saya masih SMP dan koleksi Conan pertama saya adalah Conan nomor 47. Komiknya masih ada sampai saat ini. Sangat spesial karena mendapatkan uang untuk membeli komik ini dari almarhum bapak. Sejak saat itu saya memburu komik Conan bekas untuk melengkapi koleksi saya. Sempat mandek mengoleksi karena kesibukan dan melupakan cita-cita mengoleksi seluruh komik Conan, saya mulai melanjutkan kebiasaan membeli Conan ketika bekerja di Jakarta. Setiap edisi baru terbit saya mampir ke Gramedia Matraman, membeli komiknya dan membacanya sampai tamat di gerai Dunkin Donuts sambil makan donat dan minum kopi. 

Sejak mulai kembali membeli Conan di Jakarta, sampai saat ini saya tidak pernah ketinggalan membeli Conan edisi terbaru. Tentu saja rasanya tidak terlalu mahal karena beberapa bulan sekali saja terbitnya dan Detektif Conan adalah satu-satunya komik yang saya beli dan masih on going, sekarang ada Spy x Family sih hehe, jadi dua serial ini yang saya tunggu-tunggu kehadiran terbitnya. 

Edisi 100 cukup spesial karena:

Dari segi penampilan:

1. Punya jacket cover yang membungkus komik, ini mirip edisi bahasa Jepang (saya punya satu di rumah dan ada jacket covernya).
2. Kertasnya berbahan book paper, bukan kertas tipis/ kertas buram (?) yang biasanya digunakan untuk mencetak edisi sebelum-sebelumnya. 

Dari segi konten:

1. Ada drama sengit FBI vs Organisasi Hitam, di edisi kali ini Conan dan kedua orang tuanya turut bergabung memeriahkan keseruan perang antara dua organisasi ini. 
2. Ada info menarik terkait Rum, orang penting di Organisasi Hitam.

Ada tiga kisah yang disajikan di edisi 100 ini

1. Yusaku mengungkap kasus pembunuhan di ruang tertutup

Kisah pertama merupakan sambungan kisah edisi 99, jadi baiknya membaca ulang edisi 99 chapter terakhir supaya paham casenya. Disini ada hal menarik yang melibatkan Yusako Kudo, Kaito Kid, Vermouth dan tentu saja Conan. 

2. FBI vs Organisasi Hitam

Sebagai pengagum Suichi Akai, saya suka sekali edisi ini karena peran Akai cukup banyak disini. Jujur saya tidak terlalu antusias membaca isi bab ini karena geregetan banget sama anggota FBI yang kalah pintar sama Conan. I mean hiks masa anggota FBI tidak tahu trik-trik standard untuk penyelamatan diri dan bersembunyi T.T, harus dikasih tau Conan dulu, pffft. 

Tapi bagian ini tetap menarik karena endingnya membuka tabir baru Organisasi Hitam. Dan karena yang diungkap adalah orang yang cukup penting, edisi kali ini tidak terlalu mengecewakan lah ya.

3. Heiji & Kazuha dan kisah cintanya yang selalu amsyong

Heiji mulai gemas karena tiap ia mau mengungkapkan cinta ke Kazuha, ada saja hal-hal yang menggagalkan usahanya. Ia kemudian mencari tahu info tentang jimat yang menurutnya akan berguna untuk hubungannya. 

Eh tapi hasil googlingnya ketahuan Kazuha, Kazuha sama sekali tidak berpikir Heiji sedang mencari jimat dan akan membeli jimat disana. Kazuha datang ke Tokyo dan mengajak Ran serta Conan ke kuil yang ia temukan dari hasil googling Heiji. Tak disangka, Heiji ada disana juga. Ketika mereka bertemu, pembunuhan terjadi.


Lelah tapi memuaskan

Mengikuti kisah Conan dan teman-temannya ini melelahkan sekali kalau dipikir-pikir :'), gak sadar sekarang sudah edisi 100 saja dan belum ada tanda-tanda berakhir. Tapi ya, mengikuti Conan ini, walaupun melelahkan rasanya tetap memuaskan. 

Mengikuti Conan bukan hanya mengikuti ceritanya. Saya (dan saya yakin banyak orang yang mengoleksi Conan), tumbuh besar bersama Conan. Ada memori masa SD, SMP, SMA yang dihabiskan untuk membaca Conan, ada memori berburu komik bekas karena tak punya cukup uang untuk membeli buku barunya, ada memori menyenangkan pernah minta uang ke Bapak untuk beli komik. Membeli Conan buat saya adalah usaha untuk terus menghidupkan memori-memori tersebut. Siapa sangka saya sampai di fase selalu dicukupkan secara finansial sehingga membeli komik Conan dengan harga 50,000 rasanya tidak memberatkan sama sekali. Ya, memang terasa sekali saya bertumbuh bersama Conan. 

Saya cuma sedikit berharap Rana nanti suka membaca komik juga jadi koleksi Conan di rumah tidak hanya dinikmati oleh saya sendiri :) Haha! 

Goodreads Review

Detective Conan #100Detective Conan #100 by Gosho Aoyama
My rating: 4 of 5 stars

Sebagai pengagum Suichi Akai, senang sekali di edisi 100 bisa lihat Akai beraksi.

Ada 3 cerita di edisi 100.
- Cerita sambungan dari edisi 99 (better baca dulu edisi 99 biar ingat).
- Cerita kedua tentang pembunuhan agen-agen FBI oleh organisasi hitam. Makin dekat dengan identitas dibalik organisasi hitam 😬
- Kisah cinta Heiji - Kazuha yg selalu amsyooong :')

View all my reviews


Semalam saya membaca salah satu bab di buku Bringin Up Bebe karya Pamela Druckerman. Judul bab tersebut adalah "Tidak Ada Ibu yang Sempurna", saya senang sekali dengan pembahasan didalam bab ini karena hari-hari kebelakang, rasanya saya sedang banyak mempertanyakan kemampuan saya sebagai seorang Ibu. "Am I a good mother?", " Am I enough for my daughter?". 

Sedikit pengantar, buku Bringing Up Bebe ini ditulis dari perspektif Pamela, seorang jurnalis dan penulis yang tinggal di Paris. Ia besar dan tumbuh di Amerika Serikat, jadi ketika punya anak di Prancis, ia membandingkan gaya parenting Ibu-Ibu di Perancis yang menurutnya, lebih damai. 

Sejujurnya saya pernah membaca buku ini sebelum melahirkan Rana, tapi mungkin agak kurang relatable karena waktu itu anak saya belum lahir. Saya gak tau bagaimana melelahkannya peran seorang ibu. Physically, emotionally, financially! Ha!. 

Loh, memang selama ini gak tau kalau memang gak ada Ibu yang Sempurna?

Saya suka sekali membaca buku ini, dan bab ini karena personally, setelah membaca buku tersebut, saya jadi tidak terlalu merasa bersalah. Selama ini tentu saja saya tahu kalau gak ada namanya Ibu yang sempurna, gak ada yang namanya manusia yang sempurna, semua punya kekurangan, semua punya kelebihan, and that what makes us human. 

Lalu apa yang membuat saya merasa lebih baik setelah membaca buku ini? 

The fact that we know we ain't perfect but we let it go, we don't let ourself feeling guilty for too long. The fact that we could still fight for our dreams, we could be a working mother and that did not makes us less mother that others. 

Kalau lihat dari alasan saya, bisa dilihat kalau saya punya insecurity yang cukup besar terkait peran saya sebagai Ibu yang juga bekerja ya, dan memang benar kok. Hehe. Bagaimanapun juga, orang-orang disekitar saya, bahkan banyak teman-teman saya yang berpendidikan tinggi, memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus pada keluarga. Fokus pada anak-anak mereka. Apakah saya iri atu menginginkan kondisi tersebut?

Sama sekali tidak, mungkin justru hal tersebut yang membuat saya kadang merasa bersalah. Sama sekali tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk berhenti berkerja, berkarya, bahkan ketika saya memiliki anak. 

Saya suka bekerja, saya suka berkarya, saya senang membuat hidup saya berdampak untuk banyak orang, saya juga sangat suka bisa menghasilkan uang sendiri, tidak bergantung pada suami. Saya punya kepuasan sendiri setiap bulannya bisa menerima penghasilan yang memang layak saya dapatkan, memutuskan untuk memasukkan uang tersebut pada pos tabungan tertentu, bisa belanja buku atau barang-barang tersier lainnya yang mungkin akan sungkan saya minta pada suami jika saya tidak bekerja. 

Meskipun saya sangat suka bekerja, saya sendiri bukan tipe pekerja yang bisa menghabiskan waktu melewati jam kerja, saya cukup strict pada jam kerja. Jam 9 - 6 adalah jam dimana saya masih oke untuk membuka email dan laptop untuk bekerja, tapi setelah itu, nope. Lingkungan tempat saya bekerja sekarang, juga lingkungan yang sangat mendukung seorang Ibu untuk bekerja. Alhamdulillah.

Makanya membaca buku Bringing Up Bebe ini, rasanya pas sekali dengan apa yang saya rasakan saat ini. Sekarang ini saya sedang membaca ulang bukunya, mungkin setelah selesai membaca saya akan menuliskan ulasan lengkapnya di postingan lain hehe. 

Untuk saat ini, saya baru ingin menuliskan catatan saya tentang satu bab itu saja. 

---

*Catatan: post ini dibuat tidak untuk mendiskreditkan pihak manapun, terutama Ibu yang memutuskan untuk menjadi Ibu Rumah Tangga penuh waktu. Semua Ibu sama berharganya, bekerja ataupun tidak bekerja, di rumah ataupun di kantor. Peluk semangat untuk semua Ibu di seluruh dunia!

Halo semua! kali ini waktunya review Toko Buku! 

Sepertinya sejak pandemi, kita semua jadi punya ketergantungan untuk jajan di Toko Buku Online lebih tinggi daripada sebelumnya ya! Sebagai orang yang senang sekali jajan buku, saya menjajal beberapa Toko Buku Online yang rata-rata saya temukan dari rekomendasi sesama pembaca di Instagram. Salah satu yang rekomendasi yang muncul dengan review yang menyenangkan adalah Konyv Bookstore. 

Saya mencoba beli buku di Konyv dua kali. Yang pertama membeli buku 101 Essays that will Change the Way You Think karya Brianna Weist dan The Quran (versi terjemah Bahasa Inggris) yang dialihbahasakan oleh M.A.S Abdel Haleem.

Pengalaman Pertama

Buku pertama, 101 Essays That Will Change The Way You Think, saya beli lewat Tokopedia dengan metode pengiriman ekspress menggunakan go-send, karena ternyata Konyv lokasinya satu Kota dengan saya di Cimahi. Jadi ongkos go-send nya tidak terlalu mahal. 

Buku datang dengan selamat, dikemas dengan sangat baik di paperbag yang bisa digunakan kembali dan dapat bonus yang menyenangkan sekali! COCOA for Readers yang tidak dijual dan dibuat oleh Konyv khusus untuk pembelinya serta Bookmark lucu yang juga tidak dijual dan dicetak terbatas untuk pelanggannya. Pengalaman ini membuat saya berani pesan buku kedua yang agak berbeda nih, kalau buku ini ready-stock, ada stoknya di toko dan bisa dikirim di hari yang sama, Quran yang saya inginkan harus PO (preorder) dan menunggu cukup lama.

Preorder Buku Kedua

Qur'an Oxford yang saya inginkan (karena kena racun dari akun Instagram Konyv :')) ternyata habis padahal stok mereka cukup banyak, tapi dalam sehari langsung habis, menandakan yang kena racun buku bukan hanya saya ya. 

Jadi saya ikutan PreOrder di Bulan Ramadan, harusnya buku saya datang sebelum Lebaran, namun karena ada kendala dalam pengiriman, jadi telat banget, molor sekitar 2 minggu. Tapi gak usah khawatir teman-teman, biasanya kalau PO-nya terlambat, Konyv akan langsung menghubungi untuk konfirmasi kita berkenan menunggu atau ingin uangnya dikembalikan 100% atau diganti dengan buku ready stocknya Konyv. 

Saya sih setia menunggu ya :') dan Alhamdulillah datang dengan lancar setelah lebaran. 

Review Asri

Saya pribadi suka sekali dengan pengalaman belanja buku di Konyv! Adminnya (Yang chat saya namanya Mba Gita) ramah sekali dan ketika saya memberikan feedback terkait dent di buku kedua yang saya beli, juga ditanggapi dengan baik! 

Oiya, dibanding ikut PO, saya prefer buku yang ready stock Haha! Selain saya agak gak sabaran menunggu, buku ready stock-nya Konyv bisa dibeli lewat Marketplace (yang saat ini menawarkan free shipping dan cashback yang lumayan). Sedangkan buku PO dipesan manual, kita akan diminta mengisi google form terlebih dahulu dan nanti akan diminta untuk melakukan payment ke Bank langsung. 

Tapiiii (lagi), kalau tidak ikut PO ya memang bisa-bisa gak kebagian stock, saking cepatnya buku-buku kurasi Konyv datang dan pergi. Kurasi bukunya Konyv emang sebagus itu!!

Dua buku yang saya beli, belum selesai saya baca hehe, karena keduanya bukan jenis buku yang habis sekali baca. Tapi dari pengalaman yang sudah saya rasakan, pasti akan belanja buku lagi di Konyv! 

Pssst, coklatnya enaak sekali untuk dinikmati sambil baca buku!

Konyx Bookstore bisa kamu temui di:

Tokopedia https://tokopedia.link/X4QDobLRcqb
Shopee https://shopee.co.id/konyvbookstore
Instagram https://www.instagram.com/konyv_/ 


Bookmail dari Konyv




Beberapa hari lalu, saya menamatkan membaca sebuah buku di Scribd. Judulnya Lesson From Surah Yusuf. Seperti yang pernah saya ceritakan disini, saya sedang mencoba menchallenge diri saya sendiri untuk membaca satu buku islami tiap bulannya, dan untuk memudahkan kebutuhan ini, saya langganan Scribd lagi. Buku ini juga saya baca dari Scribd, lumayan untuk saving karena harga buku fisiknya lumayan mahal. Tapi menurut saya buku ini layak banget untuk dimiliki juga versi fisiknya. 


Saya lupa pernah cerita disini atau tidak ya, tapi Ramadan 2020 lalu, saya sempat mendengarkan kajian Ramadan Ust. Nouman Ali Khan yang fokus membedah surah Yusuf. Jadi saya sengaja memilih buku ini untuk saya baca pertama kali, karena saya sudah lumayan familiar dengan isinya, jadi gak terlalu berat untuk mencerna. 

Tapi tetap saja membaca buku ini bikin cirambay. T.T

Ada apa saja di dalam buku ini?

Buku ini dibagi menjadi beberapa chapter:

- Introduction
- Part one: The Family of Ya'qub
- Part two: Sold Into Slavery
- Part three: The Seduction
- Part four: The Prisoner
- Part five: The King and His Dream
- Part Six: From Prisoner to Minister
- Part Seven: The Brothers Return
- Part Eight: Binyamin and the Ruse
- Part Nine: Deprived of Three Sons
- Part Ten: Yusuf reveals His Identity
- Part Eleven: The Dream Fulfilled
- Part twelve: Reminder to the Prophet Muhammad PBUH
- Part thirteen: 50 Lessons from Surah Yusuf
- Conclusion: The Ring Composition Theory of The Surah

Masing-masing chapter menjelaskan kisah Yusuf dalam surah yusuf secara berurutan. Dimulai dari Introduction yang menjelaskan bagaimana Surat ini diturunkan. Ini bagian yang sangat menarik buatku. Karena sepertinya saya tidak benar-benar menyimak kajian dua tahun lalu sampai lupa asbabunnuzul (sebab turunnya suatu ayat) dari Surat ini. 

Surat ini turun tepat ketika Nabi Muhammad SAW sedang berada dimasa yang sangat berat dalam hidupnya. Ia baru saja kehilangan Istrinya tercinta, Khadijah, juga pamannya yang senantiasa mendampingi Nabi di masa yang sulit di tahun-tahun awal kenabian di Mekkah. Surat ini turun sebagai salah satu cara Allah untuk menaikkan semangat dan menguatkan Nabi Muhammad di masa sulit ini. 

Ada juga beberapa kejadian yang diyakini menyebabkan turunnya surat ini. Lengkapnya bisa teman-teman baca di bukunya ya. 

Kisah Yusuf yang Selalu Menarik

Buat saya, buku ini --atau Surah Yusuf, akan jadi salah satu surat yang istimewa. Kisah Yusuf AS sudah sering sekali saya dengar berulang-ulang kali ketika saya kecil, ketika masuk TPA, di buku pelajaran Agama di sekolah, namun semakin saya dewasa, semakin saya membacanya sekarang, semakin dalam sekali dan semakin banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari Surat Yusuf. 

Ketika saya masih anak-anak. mendengarkan kisah Yusuf yang dibuang kedalam sumur, menjadi budak tapi kemudian nasibnya berubah hingga bisa jadi Bendahara Negara atau orang yang berkuasa di Mesir, rasanya WOW. Cerita from zero to hero mana yang tidak menyenangkan untuk anak-anak? 

Kemudian ketika remaja membaca kembali cerita ini di sekolah, dianggap cukup usia untuk mengetahui kisah Yusuf AS ditambah skandal dan pergosipan bangsawan Mesir. Saya belajar bahwa Yusuf AS adalah contoh manusia yang bisa menahan hawa nafsu dan itu, perlu saya contoh, setidaknya, selalu saya coba untuk contoh. 

Sekarang, membacanya kembali ketika saya bisa menyebutkan diri saya kalau saya sudah dewasa, rasanya wah, mau nangis gak sih T.T, too many precious things, too many ibrah/lesson we can learn from this surah!. 

Gak salah kalau Allah SWT sendiri yang bilang kalau this story, is one of the best story, and to think that Allah choose this surah to lift Nabi Muhammad SAW spirit at his darkest time, this is the most perfect Surah, the perfect story. 

Yang saya suka dari Buku ini

Buku ini menawarkan pengalaman membaca tafsir secara naratif. Kita seperti membaca kisah yang tidak membosankan, namun tetap ada catatan-catatan tafsir dari ulama didalamnya. Penulis juga akan memasukkan bagian-bagian dimana hal tersebut menjadi perdebatan di antara para ulama yang mentafsirkan ayat tersebut, namun kita akan diarakan pada konklusi tertentu. Hal ini membantu orang-orang seperti saya yang pemahaman terhadap Quran-nya tidak seberapa dalam.

Kedua, seperti yang kita tahu, kadang ada beberapa bahasa Al-Quran yang sulit ditemukan bentuk translasinya dalam bahasa lain. Kita akan mendapat menjelasan terkait hal ini. Misal ada bacaan yang dibuat penekanannya secara tajwid dan itu artinya jadi amat sangat. Hal ini sebetulnya juga bikin saya ingin kembali mempelajari Bahasa Arab :), apalagi dalam surat Yusuf, Allah secara explisit menyebutkan kalau AlQuran memang diturunkan dalam Bahasa Arab (12:2).

50 Lesson from Surah Yusuf

Yang paling saya suka dari semuanya: 50 lessons from Surah Yusuf di akhir bagian buku ini. Ini semacam rangkuman setelah membaca buku ini. Berikut beberapa lessons favoritku:




Yes! This surah bold gossiping as an evil trait very clearly. Mengapa gosip bisa berbahaya, apa sih yang akan terjadi kalau kita bergosip? Dampaknya bisa panjang dan merugikan banyak orang. Allah melarang segitunya, sampai-sampai orang yang bergosip dilarang Allah masuk surga T.T.


Yes Yes! Complaining to Allah is part of Iman, senang sekali membaca ini di buku ini. For make it clear, complaining disini maksudnya bukan mempertanyakan takdir Allah ya, Bukan "Ya Allah, kenapa engkau berikan ujian seberat ini?" Nope! 

It's like curhat ke therapist, curhat ke sahabat, curhat ke suami, tapi pindah ke Allah. 

Menceritakan kepedihan kita, menceritakan kalau kita tidak baik-baik saja, curhat ketika habis dapat perlakuan gak menyenangkan, dengan cerita kita yakin kalau Allah Maha Mendengarkan, termasuk mendengarkan cerita-cerita kita.


Forgive This is also my favorite lesson, walaupun gak seperti dua lesson diatas, this one is hard, especially for me. I tend not to forget those who hurt me, I do not forget harsh words of people who makes me feel so little. I know this is bad. Memendam perasaan seperti itu tuh seperti memendam luka, kapan saja kesenggol, sakitnya bukan main. Mungkin karena itu Allah minta kita untuk belajar memaafkan ya. 

Kalau saya curhat sama suami, dia bilang, it's okay kalau kamu gak bisa melupakan, tapi harus tetap berusaha memaafkan dan saya sedang berusaha untuk melakukan itu.

Another lesson I loved from this book

Baca buku ini tuh seperti diingatkan kalau kita boleh mengejar dunia (terutama kalau kita percaya diri kita adalah orang yang tepat untuk melakukan hal tersebut), seperti Nabi Yusuf AS mengatakan pada Raja kalau ia mau bekerja untuk Raja hanya kalau jadi Bendahara Negara, karena ia tahu bagaimana mengelola keuangan negara. 

Tapi disatu sisi diingetin kalau sebaik-baiknya akhir manusia ya berpulang dalam keadaan berserah diri ke Allah. Ada doa Nabi Yusuf yang indah sekali di ayat 101. Di doa tersebut, Nabi Yusuf memulai dengan gratitude, dengan rasa berterima kasih kepada Allah karena sudah memberikan ia blessing untuk jadi salah satu orang penting di Mesir, sudah memberikan ia kemampuan untuk menafsirkan mimpi. Ia lalu memuji Allah sebagai the Protector in this world and in the Hereafter.

Kemudian Nabi Yusuf AS berdoa "Let me die in true devotion to You. Join me with the Rigteous". T.T Saya masih merinding kalau baca lagi ayat ini. Pengingat kalau sebaik-baiknya tempat kembali adalah Surga. Setinggi apapun jabatan kita di dunia, sebesar apapun gaji kita, sebanyak apapun buku yang saya baca, sepintar apapun kita di dunia. Tetap, ingat kalau kita hanya mampir di dunia. Lakukan sebaik-baiknya, karena tak masalah bagaimana awal hidup kita, yang penting adalah akhirnya. 

---

Sebagai orang yang tidak mempelajari Islam dengan begitu dalam, saya ingin disclaimer terlebih dahulu kalau apapun yang salah dalam tulisan ini, datangnya dari pemahaman saya yang masih dangkal. Wallahua'lam bissawab.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Jalan Panjang untuk Pulang karya Agustinus Wibowo
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: Pengantin-pengantin Loki Tua karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim Ho-yeon
  • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, Bacaan untuk Memahami Pembantaian Massal 1965 dalam Konteks Global

Arsip Blog

  • ▼  2025 (20)
    • ▼  Juni 2025 (2)
      • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, ...
      • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes