Journal Asri

Setelah setahun lamanya hanya bisa menyaksikan foto-foto melalui media sosial ketika Mang Idon sedang mendongeng, akhirnya kemarin saya menyaksikan sendiri keseruan mendengarkan dongeng interaktif Mang Idon.

Apa sih Dongeng Interaktif ? adakah tipe dongeng tersebut dalam ilmu mendongeng ? Nah, saya sebenarnya bukan seorang ahli dalam menjelaskan hal ini, apalagi saya sendiri bukan seorang pendongeng profesional, hmm, bahkan pendongeng amatir pun bukan. Sebagai seorang pendidik anak usia dini yang pernah magang di Daycare, KoBer, PAUD, TK sampai SD (hehe, magangers ceritanya) saya memahami bahwa Dongeng adalah salah satu cara untuk menyampaikan suatu cerita kepada anak-anak. Bentuknya beragam, bisa dengan monolog dimana si pendongeng menggunakan beragam jenis suara, ada juga yang menggunakan media seperti boneka atau lagu atau gitar atau gambar seperti Pak Raden!. Nah Dongeng Interaktif yang disampaikan Mang Idon ini cukup berbeda karena melibatkan pendengar untuk menjadi tokoh dalam cerita tersebut.


Kemarin di Lapak Minggu Hayu Maca, Mang Idon membawakan dongeng tentang Si Macan yang di tipu oleh seekor ular, sang ular meminta makanan macan dan berjanji akan mengembalikan makanan tersebut dua kali lipat setelah dua bulan. 

Namun ketika dua bulan berlalu, sang ular menolah memberikan dengan alasan yang cukup menyebalkan, "Aku kan akan mengembalikan setelah dua bulan, coba kamu lihat ke atas, bulannya masih ada satu ! nanti aku kembalikan setelah dua bulan:"

Si Macan bersedih karena merasa tertipu oleh si ular, ia pun meminta bantuan teman-temannya yang lain di hutan. Ada si Gajah, jerapah, kodok, kupu-kupu, burung, landak dan biantang lainnya. Setelah terus bertanya, akhirnya mereka menemukan solusi agar ular mau mengembalikan makanan Macan.

Seru kah dongengnya ? Banget !!!
Dongeng Interaktif ini, selain mengajak anak untuk tambil berani kedepan, mengasah kepercayaan dirinya, juga ampuh untuk menghidupkan suasana. Anak-anak yang lain biasanya suka heboh ketika temannya maju mengenakan kostum lucu, yang lebih heboh, orang tua yang mengantarkan anak-anaknya. :) 

Dongeng Interaktif juga bisa menjadi salah satu cara untuk menyampaikan sebuah cerita, gagasan atau nilai-nilai kepada anak-anak. Nah, penasaran seperti apa serunya Dongeng Interaktif Mang Idon ? Yuk mampir ke Lapak Minggu Hayu Maca, atau hubungi Hayu Maca lewat sosial media Facebook Hayu Maca / Instagram @hayumacaofficial untuk mendapatkan jadwal Dongeng di Lapak Hayu Maca. Kamu juga bisa menghubungi kami jika tertarik untuk mengadakan dongeng di sekolah atau komunitasmu ! Sampai jumpa kembali !

Salam Hangat.






Sudah sebulan lebih saya berada kembali di Rumah. Setahun di Penempatan yang rasanya amat menyenangkan dan melelahkan ternyata lebih seru daripada di rumah tapi belum ada banyak kegiatan yang bisa saya lakukan :).

Untungnya, saya tetap memiliki aktivitas seru di hari Minggu dan hari-hari lain bersama teman-teman di Hayu Maca. 

Hayu Maca, lapak baca tiap hari minggu yang saya saya mulai setahun lalu sebelum berangkat ke Banggai, ternyata berkembang menjadi sangat seru dan menyenangkan. Setiap Minggunya, ada pendongeng dan pemateri untuk kelas berbagi yang datang bergantian. 

Yang laing seru menurut saya, bisa bertemu dengan orang banyak dan melihat mereka begitu antusias mengikuti beragam kegiatan di Lapak Hayu Maca. 

Setahun ini, kegiatan hayu maca juga banyak yang berjalan amat besar, sehingga membuat para pengurusnya, termasuk saya berniat membuat gerakan ini menjadi gerakan yang lebih massive terutama untuk perkembangan literasi di Cimahi. 

Belakangan ini, Pak Donny sedang terus roadshow ke sekolah-sekolah untuk mengenalkan hayu maca dan akan terus berlanjut hingga tengah tahun nanti.

Doakan Kegiatan kami di Hayu Maca bisa berjalan dengan lancar ya !
Jika kalian memiliki waktu luang di hari minggu, ayo datang !!










Finally !

Setelah kampanye yang dimulai sejak Agustus lalu, di Bulan November ini Rumah Baca Sahabat Gunung Ampera resmi dibuka :)
Rasanya bahagia sekali melihat anak-anak berebut membaca buku dan setelah mengambil buku pilihan mereka, mereka anteng tak menghiraukan keberadaan saya. Buku-buku diatas juga sekarang sudah semakin banyak, kabar baik untuk desa seperti Ampera yang semangat baca anak-anaknya tinggi tapi tidak memiliki perpustakaan desa dan baru akan memiliki perpustakaan sekolah. 

Terimakasih untuk semua pihak yang telah terlibat !
Jika kamu ingin menyumbangkan buku untuk Rumah Baca di Ampera dan Rumah Baca lainnya di Pagimana atau Banggai, silakan kirim melalui alamat dibawah ini ya :)





alamat pengiriman buku :

Buku Untuk Pagimana/Babasal Mombasa
Jl. Tgl Jepara 39a. Kelurahan Keraton
Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah 94715
(Ama 0821-8921-9577)





H-25 sebelum pulang.

Sejak September lalu, saya dan teman-teman sudah sibuk bersiap, waktu kami tak lama lagi di Banggai. Ada banyak orang-orang baik yang perlu dipamiti namun tak mau kami pulang hanya dengan berucap terimakasih atas 12 purnama yang indah. Ingin kami pamit dengan meninggalkan sesuatu yang tak hanya indah namun berguna bagi mereka setelah kami purna tugas.

Kepada penggerak-penggerak pendidikan, para pahlawan yang tak berjubah sebagai guru namun memiliki rasa peduli yang amat tinggi untuk masa depan Banggai, kami tinggalkan sebuah cerita, camp penggerak Banggai 2017. 

Kepada anak-anak di sekolah yang amat kami cintai, kami ajak mereka menyelami asyiknya berlajar sambil bermain, mengadakan Kegiatan Belajar dan Bermain (KBB) di delapan desa penempatan awalnya terdengat amat menyulitkan dengan sisa waktu yang tersisa, namun kami tak pernah sendiri, hadir kembali para penggerak pendidikan, penggerak di desa, bantuan kepala sekolah dan guru membuat KBB terlaksana dengan baik, meninggalkan cerita yang manis bagi anak-anak, penggerak dan tentu saja bagi kami.

Terakhir kepada pada para pahlawan di depan kelas, guru-guru di Kabupaten Banggai, ingin sekali kami pamit dengan cara yang tak biasa, bukan hanya dengan bersalaman sambil mengucap janji akan bertukar kabar. Karena itu dirancanglah sebuah program keberlanjutan yang melibatkan guru-guru hebat di Kabupaten ini. Sayangnya rencana ini tak bisa terlaksana karena ternyata merencanakan program bersama pemerintah daerah tak semudah membalikkan telapak tangan :), kabar baiknya walaupun rencana program keberlanjutan ini tak bisa dilaksanakan di tahun terakhir penempatan Indonesia Mengajar Banggai, beberapa orang yang terpapar akan sangat mungkin melanjutkan program ini dikemudian hari. 

Tapi tak ada guna menunggu sesuatu yang tak pasti bukan ? 

Sisa seminggu sebelum keliling pamit ke semua desa penempatan akhirnya kami gunakan untuk keliling beberapa kecamatan untuk pamit sekaligus saling berbagi ilmu terkait pendidikan dan pembelajaran pada anak.

Salah satu kecamatan yang terlibat adalah kecamatan penempatan saya, Pagimana.
Senang sekali rasanya melihat antusias Bu Elmy, kepala UPT Pendidikan saat ini dan para guru yang hadir hari itu. Semangat mereka untuk memetik ilmu dari anak kemarin sore seperti kami berdelapan amat besar. Padahal kalau dipikir-pikir mereka pasti punya pengalaman mengajar jauh lebih banyak dari kami, namun pertanyaan demi pertanyaan terus dilontarkan oleh bapak ibu guru yang hadir.
Salah seorang guru juga membantu kami menjelaskan tentang disiplin positif melalui sebuah lagu lama yang tak kami tahu namun bisa ikut dinyanyikan bapak ibu guru lainnya.





SERU !
Seru rasanya bisa pamit dengan cara ini. 

Sekarang saya dan teman-teman tengah menghitung hari-hari yang tersisa di Banggai. Menyiapkan hati karena akan berpisah dengan tanah yang amat indah, anak-anak yang akan amat sangat dirindu, teman dan sahabat baru yang begitu menyenangkan dan tentu menyiapkan diri karena sebentar lagi kami tak akan sama-sama berdelapan mengarungi kehidupan :').

Ah, rasanya saya belum siap !
Catatan terlambat mengenai Kelas Inspirasi Banggai #4

25 September 2017 lalu saya bertugas menjadi fasilitator Kelas Inspirasi di Kelas Inspirasi Banggai (KIB) 4 yang dilaksanakan di kecamatan tempat saya bertugas, Pagimana. Saya bertugas di desa yang kata orang-orang merupakan desa terpadat di dunia, saya sendiri kaget loh pertama kali melihat Jayabakti, desa semungil ini bisa ditinggali ribuan jiwa, SD nya saja sampai ada tiga dengan jumlah siswa yang fantastis, tempat saya dan menjadi fasil, SDN 02 Jayabakti, menjadi sekolah untuk 370-an siswa. WOW kan !!

Fotonya sampai gak bisa masuk frame semua saking banyaknya siswa

Kelas Inspirasi kali ini adalah kelas inspirasi pertama saya, sebelumnya saya tak pernah terlibat di gerakan turunan Indonesia Mengajar ini. Di Banggai, Kelas Inspirasi dikelola oleh teman-teman dari komunitas Relawan OKE, setahun sekali mereka memilih kecamatan yang berbeda untuk tempat pelaksanaan KI. Singkatnya KI adalah gerakan bagi para profesional untuk cuti sehari dan mengajar di kelas. Syarat untuk menjadi Inspiratornya minimal bekerja dibidangnya selama dua tahun.

Seluruh warga SDN 02 Jayabakti, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa hingga orang tua siswa sangat semangat menyambut Kelas Inspirasi kali ini. Mereka kedatangan 4 Inpirator luar biasa, ada dr. Lucy dari Jakarta, ada Kak Ama Achmad, penulis hits dari Luwuk, Kak Syamsul Alam yang bekerja di perusahaan kontraktor dan Kak Hesty yang bekerja sebagai legal officer di perusahaan perkebunan swasta di Luwuk. Mereka berempat bergantian masuk ke kelas-kelas untuk mengenalkan profesi mereka. Oh iya, ada juga kak Fredy Edwin yang bekerja di AirNav Luwuk, ia hadir sebagai relawan dokumentator, kakak keren dibalik foto-foto yang saya unggah kali ini. Saya juga tak sendiri menjadi Fasilitator disini, ada Kak Dwi Wahyu, Dosen imut dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas Tompotika dan kak Andri, penyiar radio BlasmaOne yang HITZ di Luwuk.

Baik Inspirator, dokumentator dan fasilitator semuanya merasa tertular energi positif dari anak-anak di hari itu, saking semangatnya anak-anak kami sampai merasa kewalahan loh ! haha ini untuk pertama kalinya saya meng-handle anak-anak sebanyak ini. 

Ini saya ngajarin nyanyi kaya ngajak ribut ya :P

Saya sempat bercakap-cakap dengan kepala sekolah SDN 02 Jayabakti mengenai kondisi anak-anak yang kebanyakan merupakan peranakan suku Bajo ini, sering tersiar kabar bahwa anak-anak Jayabakti, walaupun jaraknya dari ibukota kecamatan Pagimana, namun pergaulannya amat sangat berbeda, banyak dari mereka (terutama perempuan) yang putus sekolah di usia muda dan kemudian menikah, anak-anak ini juga jarang sekali yang merantau, seperti kebanyakan orang-orang bajo, mereka lebih nyaman tinggal di dekat laut.

Kelas Inspirasi di sekolah ini diharapkan dapat membuka cakrawala baru bagi anak-anak, orang tua dan warga di Jayabakti. Ada banyak jenis perkejaan di luar sana, semuanya bisa dicapai jika kita bersungguh-sungguh mengejarnya. Semoga kehadiran para Inspirator bisa membantu mereka merajut asa baru. 

Setelah Kelas Inpirasi kali ini, saya jadi tertarik sekali ingin bergabung di Kelas Inspirasi lainnya, mungkin di Bandung atau kota lainnya. 

Kamu sudah pernah ikut Kelas Inspirasi ? Jika belum dan tertarik ingin bergabung sila buka websitenya ya : www.kelasinpirasi.org .

Salam Hangat,
Fasilitator Kondang SDN 02 Jayabakti.

Bu Asri





dr Lucy

Kak Ama mengenalkan profesi Penulis

Kak Hesty sang legal officer

Kak Alam membawa gambar alat berat


Terimakasih atas sehari yang berharga Kids !!







Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • [Review Asri] Atomic Habits - James Clear
  • Review Asri: Jalan Panjang untuk Pulang karya Agustinus Wibowo
  • Review Asri: Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: Pengantin-pengantin Loki Tua karya Yusi Avianto Pareanom
  • Review Asri: As Long As The Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
  • [Review Asri] Kemarau - A.A. Navis
  • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
  • Review Asri - Tempat Terbaik di Dunia karya Roanne Van Voorst
  • Review Asri: Minimarket yang Merepotkan karya Kim Ho-yeon
  • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, Bacaan untuk Memahami Pembantaian Massal 1965 dalam Konteks Global

Arsip Blog

  • ▼  2025 (20)
    • ▼  Juni 2025 (2)
      • Review Asri: Metode Jakarta karya Vincent Bevins, ...
      • Review Asri: Salt to The Sea karya Ruta Sepetys
    • ►  Mei 2025 (5)
    • ►  April 2025 (2)
    • ►  Maret 2025 (2)
    • ►  Februari 2025 (3)
    • ►  Januari 2025 (6)
  • ►  2024 (8)
    • ►  November 2024 (1)
    • ►  Agustus 2024 (1)
    • ►  Juni 2024 (1)
    • ►  Mei 2024 (2)
    • ►  April 2024 (3)
  • ►  2023 (17)
    • ►  November 2023 (1)
    • ►  September 2023 (1)
    • ►  Juli 2023 (4)
    • ►  Juni 2023 (4)
    • ►  Maret 2023 (2)
    • ►  Februari 2023 (2)
    • ►  Januari 2023 (3)
  • ►  2022 (52)
    • ►  Oktober 2022 (2)
    • ►  September 2022 (12)
    • ►  Agustus 2022 (2)
    • ►  Juli 2022 (2)
    • ►  Juni 2022 (4)
    • ►  Mei 2022 (9)
    • ►  April 2022 (7)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  Februari 2022 (6)
    • ►  Januari 2022 (3)
  • ►  2021 (35)
    • ►  Desember 2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  Oktober 2021 (1)
    • ►  September 2021 (4)
    • ►  Agustus 2021 (3)
    • ►  Juli 2021 (2)
    • ►  Juni 2021 (1)
    • ►  Mei 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  Maret 2021 (2)
    • ►  Februari 2021 (6)
    • ►  Januari 2021 (6)
  • ►  2020 (13)
    • ►  Desember 2020 (3)
    • ►  Agustus 2020 (4)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  April 2020 (1)
    • ►  Maret 2020 (1)
    • ►  Februari 2020 (1)
  • ►  2019 (14)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  Oktober 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  Agustus 2019 (2)
    • ►  Juli 2019 (2)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (2)
  • ►  2018 (15)
    • ►  Desember 2018 (4)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Juli 2018 (1)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  Maret 2018 (3)
    • ►  Januari 2018 (2)
  • ►  2017 (20)
    • ►  November 2017 (2)
    • ►  Oktober 2017 (3)
    • ►  September 2017 (2)
    • ►  Agustus 2017 (4)
    • ►  Juli 2017 (4)
    • ►  Mei 2017 (3)
    • ►  Januari 2017 (2)
  • ►  2016 (65)
    • ►  Desember 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (17)
    • ►  Juni 2016 (7)
    • ►  Mei 2016 (7)
    • ►  April 2016 (25)
    • ►  Februari 2016 (1)
    • ►  Januari 2016 (1)
  • ►  2015 (29)
    • ►  Desember 2015 (3)
    • ►  September 2015 (2)
    • ►  Agustus 2015 (13)
    • ►  Juli 2015 (4)
    • ►  Juni 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
    • ►  Januari 2015 (3)
  • ►  2014 (29)
    • ►  Desember 2014 (8)
    • ►  November 2014 (6)
    • ►  Oktober 2014 (2)
    • ►  September 2014 (2)
    • ►  Juni 2014 (3)
    • ►  Mei 2014 (2)
    • ►  Februari 2014 (6)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember 2013 (1)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  Oktober 2013 (7)
    • ►  September 2013 (7)
    • ►  Agustus 2013 (15)
    • ►  Juli 2013 (4)
    • ►  Juni 2013 (8)
    • ►  Mei 2013 (2)
    • ►  April 2013 (5)
    • ►  Februari 2013 (3)
    • ►  Januari 2013 (9)
  • ►  2012 (6)
    • ►  November 2012 (4)
    • ►  Oktober 2012 (2)
  • ►  2011 (8)
    • ►  Oktober 2011 (4)
    • ►  September 2011 (1)
    • ►  Maret 2011 (3)

Goodreads

Asri's books

Kejutan Kungkang
it was amazing
Kejutan Kungkang
by Andina Subarja
The Fine Print
liked it
The Fine Print
by Lauren Asher
Under One Roof
liked it
Under One Roof
by Ali Hazelwood
Lessons from Surah Yusuf
it was amazing
Lessons from Surah Yusuf
by Abu Ammaar Yasir Qadhi
Setelah membaca ini sampai selesai malam ini. Jadi paham kenapa Allah bilang kalau Kisah Yusuf ini salah satu kisah terbaik dalam Quran. Ada terlalu banyak pelajaran berharga dari kisah Yusuf. Dr. Yasir Qadhi mengawali buku ini dg sebab...
No Exit
liked it
No Exit
by Taylor Adams

goodreads.com

Blog Perempuan

Blog Perempuan

Cari Blog Ini

Kamu pengunjung ke

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Journal Asri. Designed by OddThemes