Agustus ini saya genap berusia 24 tahun. Sudah tua ya hehe banyak teman-teman seusia saya yang sudah menikah dan sudah memiliki momongan, bahkan ada yang sudah mau dua. Itu rejeki mereka, nah rejeki saya di usia 24 tahun ini adalah berada diantara orang-orang yang menyayangi saya. Especially, My Kids here in Ampera.
Pagi hari ketika datang ke sekolah, saya sudah dapat kejutan, anak-anak berkumpul disatu kelas lalu ketika saya buka pintu mereka menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun", beberapa memeluk saya dan ketua genk yang paling sulit diatur, Iki, membawakan kue buatan Bu Un, Bu Ridha dan Mamak Linda, lengkap dengan lilin 24. Pagi itu saya tersentuh sekali.
Berenang di Mantul |
Sayangnya, ulang tahun tak berarti hari saya akan manis semanis gula merah ampera sepanjang hari. Guru-guru di sekolah tak ada yang naik, hanya ada saya dan Bu Rosma, itu artiya, saya memegang empat kelas sendirian. Belum sejam dari selebrasi 24 tahun tadi, dua anak bertengkar didepan kelas, main jotos-jotosan, ketika saya pisahkan belum juga mereka mau berhenti. Hingga akhirnya DEBUGG, salah satu tinju si anak melayang ke bibir saya. Saya sudah diam, melirik mereka berdua. Mereka berdua berhenti seketika itu juga. Selepas istirahat keduanya datang meminta maaf. (Ah kids, ini untuk pertama kalinya Bu Asri kena jotos di Bibir).
Berenang di pinggir-pinggir saja karena Bu Asri ga mahir berenang |
Sepulang sekolah, setelah satu hari yang rasanya panjaaaaaang sekali, anak-anak mengajak saya mandidi Mantul, kuala kebanggaan orang Ampera. Saya mengiyakan dan akhirnya selama tiga jam kami mandi disana. Yap tiga jam! Karena belum makan, saya bilang ke anak-anak kalau saya lapar, mereka kemudian meminta saya menunggu didekat api yang mereka buatkan supaya saya tidak kedinginan (how sweet of them!).
Menghangatkan diri |
Tak lama kemudian, mereka datang membawa bete (talas) dan ubi dari kebun di dekat mantul, mereka bakar makanan tersebut dan mereka berikan kepada saya. Rasanya jangan ditanya, kedinginan + kelaparan membuat umbi-umbian bakar adalah makanan terenak yang pernah saya makan, ditambah beberapa anak mencarikan saya kepiting dan mereka bakar, rasanya enak sekali.
Setelah kembali berenang, seorang anak membawakan pepaya yang fresh sekali baru dipetik.
Rasanya hari itu saya sedang dimanja sekali oleh anak-anak. Hari itu saya amat sangat bersyukur merasakan pergantian usia ditengah anak-anak. Terimakasih Tuhan, atas semua kesempatan yang Kau berikan, tak ada banyak hal yang saya inginkan untuk sisa usia kedepan, saya hanya ingin menjadi pribadi yang banyak bersyukur, tak pernah berhenti belajar dan bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.
Ubi Bakar |
Pelampung buatan alam |
Bakar Bakar Bakar |
Terimakasih 24 ! |
Terimakasih 24 ! Terimakasih Agustus ! Terimakasih Anak-anak Bu Asri !!