![]() |
Matahari sore yang masuk ke tempat baca baru, memberikan cahaya yang indah |
Hal paling impulsif yang saya lakukan di bulan Mei: Pindah Workspace. Alias beberes sambil pemulihan paska operasi :) Gara-gara menemukan salah satu tumpukan pensil warna saya berjamur (yaiks), saya langsung senewen karena khawatir ini merembet kemana-mana, dan betul saja, beberapa buku yang letaknya cukup tertutup di ujung berjamur juga, padahal saya sudah pakai serap air dan silika gel seperti yang disarankan banyak orang, tapi ternyata tidak cukup karena bagian belakang tembok rumah kontrakan kami kali ini berbatasan langsung dengan saluran air dan terkena air hujan langsung. Akhirnya setelah melihat saya sudah hampir menangis mengurus buku-buku berjamur ini, Mas Har bantu saya pindahan ke ruangan paling depan rumah :)
Ruangan paling depan rumah, umumnya dijadikan banyak orang ruang tamu. Tapi sejak awal pindahan kami memang tidak pernah merencanakan ruangan khusus buat tamu, kalau ditarik mundur lagi, tiga kali pindah rumah, tiga kali juga kami tidak pernah punya ruang tamu, alasannya simple: kami jarang sekali menerima tamu.
Tamu paling sering yang datang adalah keluarga terdekat kami, kedua yang datang tapi tidak sering adalah teman-teman saya, dan semuanya aman-aman saja duduk-duduk di ruang 'keluarga' yang setiap hari kami gunakan untuk main Rana, nonton, baca buku atau tidur-tiduran saja. Rumah kami sekarang, punya ruangan yang saya yakin dimaksudkan buat ruang tamu sama pemiliknya, tapi kami jadikan 'garasi' untuk sepeda-sepeda kami. Saya, Mas Har dan Rana punya sepeda sendiri-sendiri dan butuh space lumayan besar :'). Karena ruangan ini adalah ruangan yang paling kaya sinar matahari, saya minta pindah ruang kerja dan perpustakaan ke sini.
Malam setelah saya beberes, saya langsung dibantu Mas Har pindahan. Karena saya masih tidak boleh angkat-angkat barang berat, Mas Har memindahkan rak-rak dan buku-buku ini sendirian (Hua, thanks Mas). Saya butuh waktu seminggu penuh sampai akhirnya selesai beberes. Sambil menawarkan beberapa buku yang tidak lagi spark joy untuk dijual di Medsos. Lumayan banyak yang keluar dari rak, Alhamdulillah. Thank you yang sudah ikut meramaikan sesi preloved kemarin!
![]() |
Workspace baru! |
Sekarang saya sudah bisa menikmati workspace baru saya. Sukaaaa sekali karena matahari masuk begitu indah tiap sore. Walaupun ini hanya bisa dinikmati beberapa kali saja seminggu, karena Cimahi sedang sering sekali hujan, tapi MasyaAllah. Kalau sedang duduk baca buku atau menulis seperti sekarang rasanya menyenangkan sekali.
Berkah Cahaya Matahari
Sinar matahari adalah hal yang terlihat biasa dan sering luput disyukuri saya atau kamu yang mungkin tinggal di Indonesia. Alasannya tentu saja karena kita tinggal di negara tropis yang tak berhenti mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, kecuali saat hujan. Dulu saya kira saya baru akan mensyukuri nikmat ini ketika punya kesempatan tinggal di negara sub tropis yang musim gugur atau dinginnya menyeramkan.
Nyatanya baru merantau ke Jakarta saja, saya dihajar realita kalau untuk mencari kosan dengan akses ke sinar matahari mahal betul harganya. Ketika bekerja di Jakarta 2018 lalu saya tinggal hampir setahun di kosan yang tidak punya akses langsung ke sinar matahari, karena hanya kosan tersebut yang mampu saya sewa. Untungnya, tempat kerja saya dekat sekali dengan taman suropati. Tiap pagi, sebelum ke kantor, turun dari Transjakarta, saya sering moyan dulu.
Beberapa tahun terakhir setelah menikah dan pindah ke Cimahi lagi, saya dapat akses lebih baik ke sinar matahari, tapi kemudian diingatkan lagi tentang nikmatnya mendapat sinar matahari ketika bekerja seminggu penuh mengurusi sebuah pelatihan di sebuah Hotel bintang empat di Jakarta. Di hari ketiga saya sudah sakit-sakitan gak jelas, suasana hati juga lebih banyak murungnya, di hari keenam, tidak menunggu waktu, tanpa istirahat, begitu selesai kegiatan saya langsung mencari transportasi tercepat untuk pulang.
Ternyata saya gak perlu merantau jauh-jauh ke negara bersalju dulu untuk menyadari kalau nikmat sinar mentari adalah nikmat begitu besar dari Tuhan, tapi sering kali lupa berucap syukur atas keberadaannya.
0 comments
leave yout comment here :)